Di tepi sebuah danau kecil yang tersembunyi di dalam hutan larangan, Shen Meng Yao berdiri dengan anggun, wujud cantiknya bercahaya di bawah bulan yang memantul di permukaan air.
Malam itu sangat tenang, hanya ada suara gemerisik daun dan air yang berbisik lembut.
Sheng Meng Yao sedang mencuci kain putih, setiap gerakan tangannya menambah keanggunan yang mempesona siapapun yang melihatnya. Namun, di tengah kedamaian itu, tanpa dia sadari, seseorang tengah mendekat.
Yuan Yiqi, yang sedang dalam kondisi demam parah, berjalan tanpa arah di dalam hutan tanpa dia sadari Kepalanya terasa berat, pandangannya kabur, dan tubuhnya gemetar karena suhu tubuhnya yang tinggi. Dia tersesat jauh dari desa, dan sekarang dia merasa semakin tidak sadar akan sekelilingnya.
Dalam ketidak sadarannya, Yiqi melihat sebuah cahaya samar di kejauhan. Dengan langkah tertatih-tatih, dia mendekati sumber cahaya tersebut, berharap menemukan bantuan.
Ketika Yiqi tiba di tepi danau, dia melihat sosok samar berdiri di tengah danau. Pandangannya buram, membuatnya sulit memastikan apa yang sebenarnya dia lihat. “Ha? Kain apa itu? Apa itu orang?” gumamnya dengan suara yang lemah, mencoba memahami apa yang dilihatnya. Namun, kekuatannya menghilang dan tubuhnya ambruk ke tanah.
Meng Yao terkejut mendengar suara seseorang di dekatnya. Dia berbalik dan melihat Yiqi tergeletak di tepi danau. Rasa penasaran memenuhi hatinya.
Setelah memakai kain putih yang langsung kering itu, Shen Meng Yao perlahan mendekat. Betapa terkejutnya dia ketika apa yang dilihatnya adalah sosok tubuh manusia, hal yang belum pernah dia temui setelah sepuluh tahun terakhir karena orang-orang sudah percaya hutan yang menjadi tempat tinggalnya berhantu.
“Mengapa bisa ada manusia masuk kesini?” Gumamnya saat dia perlahan mengulurkan tangannya untuk sekedar menyentuh apa manusia itu masih hidup atau tidak.
Suhu panas Meng Yao rasakan saat kulitnya bersentuhan dengan pipi Yuan Yiqi. “Astaga, dia masih hidup.” Ucapnya.
Rasa belas kasih segera memenuhi hatinya tatkala dia memikirkan kemungkinan orang itu tersesat sampai berani masuk ke hutan ini. Meski dia tahu betapa berbahayanya bagi seorang ‘Peri’ seperti dirinya untuk berurusan dengan manusia, dia tidak bisa membiarkan manusia di depannya terlantar begitu saja.
“Apa yang harus aku lakukan?” Sheng Meng Yao bergumam lagi pada dirinya sendiri, namun karena kelembutan hatinya dia memutuskan untuk membantu orang itu. Dengan hati-hati, dia mengangkat tubuh Yiqi yang demam dan membawanya ke sebuah rumah pohon yang selama ini jadi tempat tinggalnya.
Di dalam rumah pohon itu, Meng Yao meletakkan Yiqi di atas lapisan dedaunan yang lembut, alas tidurnya bukan dari daun biasa, tapi itu daun yang sudah dia beri mantra agar lembut selembut sutra, meski dia tidak butuh tidur, tapi tempat itu cukup nyaman untuk jadi peristirahatannya.
Shen Meng Yao mulai keluar lagi untuk mencari bahan-bahan membuat ramuan obat, meskipun dia bisa mengucapkan mantra tapi tidak semudah itu dia boleh menggunakannya pada siapa saja. Sebagai seorang Peri, ia memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tanaman obat.
Setelah menemukannya, Meng Yao meracik ramuan itu dengan teliti, mencampur berbagai bahan yang dia kumpulkan di hutan dengan secepat kilat. Ketika ramuan itu siap, dia menyuapkannya sedikit demi sedikit ke mulut Yiqi.
Perlahan, warna pucat di wajah Yiqi mulai memudar, dan suhu tubuhnya pun berangsur normal. Meskipun Shen Meng Yao merasa lega melihat kondisi manusia itu membaik, dia tahu bahwa orang itu tidak boleh lama tinggal di rumahnya, identitasnya sebagai peri harus tetap tersembunyi.
Dengan secepat hembusan angin, Shen Meng Yao berhasil membawa Yiqi ke tempat dimana dia tergeletak saat ditemukan. Dia berencana pergi sebelum Yiqi sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mystique [SNH48 Heimiao]
FantasyApa makhluk dari dunia lain selain manusia itu ada? Bagi Yiqi, itu benar adanya. collab with: @theoneyziel