Chapter 5

623 35 2
                                    

Author POV

Lorong rumah sakit terus ia lalui tanpa mempedulikan siapa pun. Siapapun yang sekilas meliriknya dengan tatapan asing. Gadis itu masih memakai dress merah panjang dan highheels putih krytalnya. Suara hentakan kaki itu membuat orang yang ia lalui meliriknya. Asing melihat gadis berpakaian seperti itu ke rumah sakit. Apalagi wajahnya kini sudah basah dan make-up polesnya sudah tak indah lagi. Namun, wajah aslinya masih saja membuat orang berkata jika ia cantik, meskipun make-up nya luntur.

"korban kecelakaan mobil. Dimana sekarang??"

Gadis itu terus berlari setelah salah satu perawat memberi tahu dimana korban tersebut.

Lurus, setelah itu belok ke kiri.

Kata-kata itu terus terbayang oleh gadis ini yang bernama, Oh Saeun.

Lelah. Mungkin itu yang ia rasakan. Setelah ia merasa tak nyaman dengan orang tua nya, lalu takdir berkata lain, mereka mengalami kecelakaan disaat hati gadis ini sedang senang. Disaat gadis ini merasa lega bertemu orang-orang yang peduli dengannya. Disaat gadis itu merasa lega karna melihat senyuman namja itu. Namun, bunga itu seketika layu karena pesan itu.

Gadis itu berhenti setelah ia belok ke kiri, sesuai petunjuk perawat itu. Berhenti melihat bibi Way dan tuan Min yang sedang duduk di kursi depan pintu transparan yang besar yang bertuliskan 'Emergency Room' .

Tak peduli rasa sakit kakinya yang kini benar-benar perih, ia tetap berlari mengahampiri mereka. Dua orang diujung sana tersadar ada hentakan kaki, dan mereka melihat seorang gadis yang sudah mereka tunggu langsung berdiri. Bibi Way memeluk gadis itu yang saat itu—tidak menangis.

Gadis itu menahan sesak di dadanya. Ia sangat ingin berteriak, menangis . Tapi, bahkan air matanya tidak kunjung keluar lagi. Lelah. Sungguh gadis itu harus berbuat apa.

Ia memeluk perempuan paruh baya itu dengan eratnya. Ingin membagi perasaannya saat ini pada perempuan itu. Perempuan yang selalu perhatian padanya di rumah. Bahkan gadis itu menganggap perempuan itu lebih dari sekedar pembantu, tapi eommanya.

Saeun mengakhiri pelukannya. Berusaha memikirkan pertanyaan apa yang ia harus tanyakan.

"bagaimana?"

Pertanyaan pertama yang ia lontarkan pada dua pengurus rumah keluarganya. Hanya 'bagaimana'. Gadis itu cerdas memberi satu kata namun dua orang yang ada di depannya ini harus bisa menjelaskan semuanya.

"aku di telfon oleh seseorang yang melihat kejadian ini semua. Orang tua mu tiba-tiba menabrak pagar pembatas jalan tol dengan kecepatan yang—cukup tinggi"

Saeun hanya terdiam setelah mengetahui kata terkahir bibi Way. Dadanya bertambah sakit. Ia bisa menyimpulkan bagaimana keadaan orang tuanya sekarang. Ia ingin menangis, tapi tidak bisa.

Saeun duduk di kursi tunggu. Tatapannya kosong dan pucat. Bagaimana ini bisa terjadi. Dan seketika gadis itu berfikir jika ini penyebab dari pekerjaan gila itu. Pekerjaan yang membuat saeun tertekan.

Hentakan langkah sepatu terdengar menuju kesini. Saeun menolah ke ujung sana, orang yang hampir sampai mendekati mereka.

Ketika orang itu sampai, gadis itu mendongak karna orang itu cukup tinggi. Entah itu siapa, Saeun tak menanyakan apapun. Pandangannya juga ia alihkan lagi ke lantai.

"Apa dokter sudah keluar?" Tanya pria itu

Dua orang pengurus rumah Saeun menggeleng. Pria itu menghela nafas.

Ia tau korban tersebut siapa, dan ia harus memberitahu istrinya yang mungkin sudah menunggunya di rumah.

Saeun masih dalam posisi semulanya. Ia tidak menyambut ataupun menoleh pada pria yang sebenarnya belum ia ketahui.

Sister Fangirl [exo's sehun ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang