02

49 2 0
                                    

Ini hari weekend tapi junhao sudah rapih dan wangi sejak pagi hari, zhangji juga sudah sibuk menyiapkan banyak bekal untuk sang anak

"Kita akan kemana ma?? Kenapa mama membawa banyak bekal?" tanya bingung junhao kepada sang ibu

Zhangji menoleh dan tersenyum kepada sang anak

"kita akan mengunjungi nenek dan kakek, sore nya kita akan pergi bersama paman zeyu, aunty Shuai, kak hang dan enzai, Shun mau kan?" tanya zhangji membuat junhao terdiam, namun beberapa saat ia tersenyum dan mengangguk riang

"Shun mau ma, udah lama kita gak jalan-jalan, pasti seru" ujar junhao yang membuat zhangji mengangguk senang

"Shun mau ambil tas kecil dulu ya ma" pamit Shun yang langsung pergi ke kamar nya

Sesampainya di kamar junhao memilih untuk mendudukan dirinya diatas kasur dengan pandangan kosong menatap lantai bawah

"Kerumah nenek dan kakek.. Apa Shun bisa? Nenek sama kakek gak pernah suka Shun ada disana, apa Shun akan diabaikan lagi? Hanya mama yang sayang sama Shun.." gumam lirih junhao

Setelahnya dengan langkah gontai junhao mengambil tas kecil miliknya dan segera keluar dari kamar agar sang ibu tidak curiga

Dengan langkah yang dibuat seriang mungkin junhao menampilkan senyum lebar saat melihat senyum bahagia sang ibu, ia hanya bisa terlihat bahagia agar sang ibu tidak bersedih

'Kamu bisa Zhang junhao, ayo tersenyum demi mama'

.
.
.

Tebakan junhao tepat sasaran, sesampainya dikediaman sang kakek dan neneknya, ia langsung mendapat tatapan tak suka dan tajam dari keduanya, beruntung junhao sudah terbiasa dengan hal itu membuatnya mengabaikan semuanya walau terasa menakutkan baginya

Junhao berjalan ke halaman belakang rumah keluarga Zhang, ia senang melihat sang ibu bisa tertawa lepas bersama keluarga nya yang lain meski ia harus dikucilkan, tidak apa apa selama sang ibu senang maka junhao rela melakukan apapun demi melihat tawa tulus keluar dari belah bibir sang ibu yang selalu tersenyum hangat kepada nya

Junhao berjalan ke arah lapangan yang memang ada dibelakang rumah, disana ada satu bola basket membuatnya tertarik dan memilih untuk memainkan nya

"Papa.. jika benar aku memiliki papa, maka aku akan sangat membenci nya karena sudah membuat mama menangis dan membuat ku dibenci oleh kakek dan nenek.. Papa.. Aku membenci mu, ku harap aku tidak bertemu dengan mu." gumam lirih penuh dengan nada kebencian membuat junhao menggeram marah

Junhao melampiaskan kemarahan nya dengan bermain basket, permainan junhao cukup bagus bagi seorang anak berusia 10 tahun

Entah sadar atau tidak tapi semua keluarga Zhang menyaksikan bagaimana junhao bermain bahkan zhangji sempat ingin menghampiri sang anak dikala junhao terjatuh dan terlihat sesekali ia menghempaskan bola dengan kasar sebagai tanda kekesalan nya, dari tindakan kasar tersebut dapat zhangji rasakan jika sang anak sudah mencapai titik batas kesabaran nya

"Zeyu, junhao anakku, dia sedang sedih zey, ku mohon.." ujar zhangji memohon kepada zeyu

"Aku bukan melarang mu menghampiri junhao, zhangji. Tapi lihat lah, junhao sedang membutuhkan waktu untuk sendiri, dan dengan basket dia bisa mengekspresikan diri sesuka hatinya, aku tau junhao sedang sedih tapi kau juga harus mengerti dirinya zhangji, dia butuh waktu" jelas zeyu membuat zhangji menangis dalam diam

Benar kata zeyu, junhao membutuhkan waktu untuk sendiri demi kepuasan nya dalam mengontrol emosinya, tapi ia adalah seorang ibu, putra nya membutuhkan pelukannya bukan yang lain

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang