CHAPTER 3

16 1 0
                                    

Ini hanya mimpi, kamu masih bisa hidup walau hanya dengan samskara yang amat rumit, dan, katakan tidak untuk pergi terburu-buru menuju pusara

Trisa melamun sambil memikirkan kata-kata yang selalu terngiang di kepalanya, dan terlupakan sejenak dengan bermain ponsel

Trisa.. trisaaa
trisa.. trisaaa
trisa...

Dari kejauhan kak denin memanggil nama trisa, dan yaa, kakaknya datang untuk menengok adik kesayangan nya ke tempat kerja, tepat di jam istirahat adiknya, dan trisa sering beristirahat di warung samping kantornya.

"Iyaaa ??" nada kesal, trisa hanya menyahut tanpa melihat siapa yang memanggilnya, karena dia sedang asik bermain ponsel dan trisa mengira yang memanggil namanya itu adalah teman kerja laki-laki nya.

Kak denin kemudian menghampiri trisa dengan semangat,

Menuju kursi kayu berwarna coklat dan menggebrak meja pelan

"Prakkk"

Trisa kesal, dia langsung menyimpan hp nya di meja, dan beralih menoleh ke orang yang berada di depan wajahnya.

"Kakaaaaaak"
senyum mulai merekah di wajah trisa

"Kakak dari kapan ada disini"

" sengaja datang kesini kah ?"

"Iya dik, kakak sengaja datang kesini, bagaimana kabarmu?", "aku baik kak".

"Mau teh atau kopi?"
Trisa menawarkan minum ke kak denin

"Tidak", kak denin menolak
"Kakak datang kesini hanya ingin mengobrol santai dan ingin tahu kabarmu dik"

Trisa tersenyum

"Dik, bagaimana pekerjaanmu ?
"Pekerjaanku aman kak"
"Papa mama rindu kamu tuh!"

"Tadi juga habis nelpon sama mama papa kok, dia baik-baik aja"

"Iya memang mama papa baik-baik aja, tapi masa iya kamu nunggu mama papa sakit dulu, baru kamu pulang ke rumah ?" Ga rindu pulang apa?"

"Aku juga bakalan pulang kok kaaak, ga bakalan mungkin juga kan aku tinggal disini selamanya, sabar aja, nanti kita kumpul bareng lagi dirumah"
Lanjut trisa sambil berlinang air mata dan kedua tangan trisa melebarkan senyum kak denin

" yang penting kamu sehat, ngomong-ngomong nih ya, kamu lagi dekat sama siapa ?" Ekhemm ekhemm

" tumben bangett kakak nanya kaya gini ? Ada apa nih?, temanku banyak kak, teman kecil, teman sekolah, teman main, teman kerja"

"Hadeuhhhh bukan itu," sambil menolak pinggang dan geleng kepala

"Yang akan jadi suamimu dik"
Kak denin menegaskan

"Belum tahu aku kak, besok deh besok"

"Besok matamu! (Mengetuk jidat trisa pakai jari telunjuk)
Kalo nentuin pilihan tuh jangan buru-buru dik, nanti kamu yang menyesal!"

"Nah itu kakak juga tahu jangan buru-buru! hahaha" trisa tergelitik dengan pertanyaan kak denin yang sama persis menjadi alasan utama trisa menunda mempunyai pasangan.

Kring... kring... kring...

Dering telpon kak denin, "iya halo?" Percakapan berlangsung, trisa hanya menyimak dan memainkan ponsel, tidak lama hanya sekitar 6 menit, kak denin menutup telpon seraya berkata kepada trisa

Kak denin kemudian menatap adiknya bangga, sambil tersenyum seraya berkata

"Jangan nakal ya adik manis,
kakak harus pulang sekarang, ada yang mau bertemu dengan kakak, teman lama"

"Ya oke!, terimakasih kakak ku sayang sudah meluangkan waktunya untuk datang menengok adikmu yang manis ini" Sambil tersenyum tengil

"Sama- sama dik, awas yaa! Kalau ada apa-apa bilang ke kakak!
Kak denin sambil mengeluarkan sesuatu dari dompet berupa uang kertas dengan jumlah lumayan banyak, di berikan ke adiknya

"Ini buat kamu jajan yaa" dengan wajah serius dan trisa menerima nya dengan senyum lebar dan berlaga seperti anak kecil diberi hadiah

"Kakak!!! Dengan nada kesal
dan senyum trisa berubah, langsung cemberut

"Masa aku di kasih uang mainan sih, kan aku bukan anak kecil lagiiiii "

"Hahaha " ya sudah terima saja dik, syukuri aja, kan kakak ikhlas!
Kak denin tidak berhenti tertawa menggoda adiknya

"Kakak pulang, jaga diri baik-baik ya dik!" Sambil mengelus kepala dan
beranjak dari tempat duduknya, kak denin membelakangi trisa dan mulai berjalan menuju mobil miliknya,

"Cek m-banking dik!"
Kak denin Menyerukan

Saldo masuk Rp. 1.535.000 sumber dari Denindra Adiningrat
"Yesssshhh makasih kak" dengan suara lantang

Trisa kembali ke gedung kantor tempat dia bekerja berjalam menuju ruang kerja nya, sambil menyapa rekan kerja yang ada disana dan trisa berpapasan dengan pak gilbert direktur utama di kantor

"Selamat siang pak Gilbert" sapa trisa
"Siang kembali, yuk semangat semangat!

"Semangat pak", sahut trisa

Sebelum trisa kembali ke meja kerja, trisa berbelok arah terlebih dulu menuju perpustakaan dan mengambil buku referensi

Klikk

pintu perpustakaan di buka dan trisa mulai mencari dari kumpulan buku urutan 200-300,

"Nah ini dia, ketemu juga" gumam trisa
Setelah mendapatkan buku yang trisa cari, trisa kembali berjalan memutar arah menuju ruang kerjanya.

"Jika kamu merindukanku temuilah aku, atau aku yang yang akan menemuimu"

trisa terus terngiang perkataan laki-laki yang pernah hadir dalam mimpinya dan
Entah kenapa akhir-akhir ini trisa sering melamunkan wajah kak arhan laki-laki dari mimpi waktu itu

sampai di meja kerjanya..
trisa kembali bekerja dengan sangat giat, cekatan dan teliti

"Hampir selesai!!"
trisa semangat menyambut pulang dengan wajah ceria,

"Aku mengawasimu trisa!"

"Suara itu ??"Trisa celingak celinguk
Trisa keheran dengan suara yang didengarnya dari mana itu berasal karena tidak ada orang yang sedang berbicara dengan trisa

"Aku arhaaaan"

Suara itu semakin mengecil tetapi jelas di telinga trisa

Trisa mengabaikan, dan melanjutkan membereskan pekerjaan nya

"Selesaiii, saatnya pulang dan tidur siang"
"ayok teman-teman pulang" ucap trisa pada rekan kerja nya

"Ayok trisa" sahut lainnya
"Huhhh aku belum beress nih" sahut lainnya
"Duluan trisa" sahut lainnya

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA :)
SAMPAI JUMPA DI CHAPTER 4 >>>>>



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE JOURNEY IN THE DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang