PROLOG

309 54 2
                                    

Bertunangan dengan seniornya atau lebih tepatnya pentolan SMA-nya dulu sama sekali tak pernah terlintas dipikiran seorang gadis bernama Fransisca Putri Maheswara. Begitu juga dengan Shanindra Adhitama yang dipaksa oleh sang ayah, Bagaskara Adhitama untuk menerima tawaran perjodohan dengan anak rekan bisnisnya Arkanata Maheswara.

"Kita cuma punya waktu tiga bulan lagi buat gagalan acara pernikahannya. Jadi gue minta kerjasamanya selama tiga bulan kedepan kita harus ngelakuin hal-hal aneh supaya mancing kekacauan bahkan keributan diantara keluarga kita biar perjodohan ini batal. Deal?" ucap Sisca sambil mengajak seseorang yang berada dihadapannya untuk berjabatan tangan.

Shani. Orang yang baru saja melepas kacamatanya kemudian menutup laptop kerjanya sambil menatap ke arah Sisca dengan begitu tenang. "Kalo dalam tiga bulan kedepan cara kita gak ada yang berhasil batalin perjodohan ini kamu mau gimana?"

"Ya bisa lah. Gue gak mau tau pokoknya perjodohan ini harus batal, entah dengan cara gue atau cara lo."

"Mau pake cara apalagi hm? Kamu gak ingat, kamu pernah kabur dari rumah karena nolak perjodohan ini. Tapi apa hasilnya? Justru sekarang kamu malah tinggal bareng saya di apartemen ini sampai tiga bulan kedepan, lebih tepatnya sampai acara pernikahan itu berlangsung."

Sisca memasang wajah kesalnya."Ya terus mau gimana, gue gak mau nikah sama lo. Gak sudi gue kalo harus nikah sama orang sok keren kayak lo gini, najis."

"Sok keren? Lho emang saya keren kan, buktinya temen kamu tergila-gila sama saya." Shani menjawab dengan penuh rasa percaya diri dan melontarkan senyuman mengejek.

"Gue lagi serius kenapa lo malah bercanda sih, lagian juga gak ada yang lucu jadi gak usah ketawa." geram Sisca sambil melipat kedua tangannya depan dada.

"Yaudah kamu tidur gih, kita bahas ini besok aja. Sekarang mending kamu istirahat karna besok kamu ada kelas pagi, iya kan?" tanya Shani untuk memastikan kebenarannya.

Bukannya menjawab pertanyaan Shani, Sisca justru bangkit dari duduknya dan langsung melangkahkan kakinya untuk masuk ke kamarnya. Tetapi langkahnya tiba-tiba terhenti dan berbalik ke arah Shani.

"Gue bukan orang yang bisa lo tipu dengan citra baik yang sedang susah payah lo bangun semenjak balik dari Amerika. Gue gak tau apa tujuan lo ngerubah image jadi sok suci, sok sopan, sok baik, dan sok polos ini tapi gue yakin pasti lo ngelakuin ini semua karena ada sebab dan akibat."

"Dan satu hal lagi, lo gak perlu capek-capek acting didepan gue karena dimata gue lo masih sama kayak Shani tujuh tahun yang lalu. Shanindra Adhitama seorang bajingan, berandalan, dan arogan."

Umpatan Sisca barusan tak membuahkan respon apapun dari Shani. Justru yang Shani lakukan sekarang adalah menyalakan kembali laptopnya dan membuka dokumen-dokumen penting karena masih ada banyak pekerjaan yang harus ia selesai kan. Mulai lelah dengan respon Shani yang begitu tenang ketika menjalani perjodohan ini, Sisca memilih untuk melangkahkan kakinya kembali menuju kamarnya sambil menggerutu kesal.

ILUSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang