SMA

314 19 1
                                    

16 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


16 tahun kemudian.

Di ruang makan, berkumpul lah suatu keluarga yang terdiri atas lima makhluk hidup yang sedang menyantap sarapan.

"Ninda dan Anna. Karena hari ini kalian pertama kali masuk sekolah setelah lulus dari SMP. Bunda punya sesuatu buat kalian," bunda Raya tampak mengeluarkan sesuatu dari saku celana nya.

Jeng jeng jeng

"Tara, ini pena bunda pesan dengan ukiran nama anak anak cantik bunda ini. Ninda dan Anna. Semoga kalian suka ya sayang," bunda Raya memberikannya kepada kedua anak perempuan nya.

"Terimakasih bunda sayang, aw aw makin sayang deh sama bunda," Anna mengeluarkan ramuan cinta nya alias kiss buat bunda tersayang.

"Terimakasih ya bunda, Ninda bakal simpan dan gunakan dengan baik," ujar Ninda memberikan senyuman kepada ibunda nya.

Bunda Raya tersenyum, mempunya dua anak perempuan yang sangat menghargai pemberian nya walaupun hanya sekadar pena.

"Hanif nanti yang antar Ninda sama Anna ya, sekalian bantuin mereka ke ruang majelisnya. Kamu kan alumni sana, pasti hapal dong ruangnya," ujar Joko.

"Loh gamau lah yah, malu."

"Loh kenapa malu? Kan sekalian ketemu guru, silaturahmi nip. Sombong banget kamu nip, itu guru mu loh," ujar Joko.

"Ya malu dong Hanif masih nganggur. Nanti di ketawain, Sarjana Arsitektur jadi pengangguran," Joko tertawa terbahak-bahak, "Yeu, yang suruh jadi pengangguran juga siapa? Kamu nya aja yang males nyari kerja nip."

"Kasian ya kakak kita, an. Udahlah pengangguran, ditinggal nikah, hidup lagi," perkataan Ninda sukses mengundang tawa di ruang makan yang penuh kehangatan.

Joko yang tadi nya tertawa terbahak-bahak sekarang menjadi TERTAWA TERBAHAK-BAHAK.

"Lu diem nin, gue pukul nangis lu."

"Eh iya, kabar kak Soraya gimana ya sekarang. Aku kangen deh jadinya," ujar Anna sembari mengerucutkan bibirnya. Ia akan mengira Soraya menjadi kakak iparnya.

"Ya udah hidup bahagia lah an sama suaminya. Ya kali nungguin si pengangguran ini dapat kerja. Keburu jadi perawan tua kak Soraya nya," balas Ninda dengan muka datarnya.

Hanif yang mendengar nya hanya bisa mendengus kesal. Adik perempuan nya yang satu ini harus diberi pelajaran.

"Ninda, sudah sayang. Kasian kakak mu itu," ujar bunda Raya masih dengan tawanya.

"Salah apa gue punya adik modelan begini," ujar Hanif memijat kepalanya.

"Loh, aku kan cantik kak. Kapan lagi kakak punya adik kayak gini. Cantik, lucu, pintar, perfect deh pokoknya kak," ujar Anna dengan berpose genit ke arah Hanif.

"INI LAGI CENTIL BANGET BUSET."

__________

"Turun."

2JeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang