Velita gadis berusia tujuh tahun hendak pergi bertamasya bersama dengan orang tuanya namun, naasnya ditengah perjalanan mereka mengalami kecelakaan mobil yang mereka kendarai tertabrak oleh truk yang dibwa seorang sopir yang mengantuk. Sejak kepergian kedua orangtuanya velita selalu mengurung diri di kamarnya, kakek dan neneknya berusaha membujuk velita. Namun usaha itu sia sia, kejadian ini terus berlangsug selama tiga bulan velita terus mengiring diri dikamar tapi akhirnya dia keluar dengan sendirinya karna sadar bahwa perilakunya ini sudah membuat khawatir kakek dan neneknya. Velita mulai menguatkan diri Kembali dengan menjalani rutinitasnya sehari-hari walau terkadang disela-sela kesibukannya ia masih saja sering menangis teringat kedua orangtuanya. Hingga suatu hari saat Velita sedang asyik duduk di ayunan dihalaman belakang rumah neneknya, muncul seorang anak laki-laki dengan kulit putih pucatnya dan tangan mungilnya tiba-tiba mendorong ayunan Velita dengan kencang membuat Velita ketakutan.
"akhgrrrr!!"
"Berhenti!". Velita beteriak meminta berhenti pada anak itu, untung saja anak itu mau menurutinya dan berhenti mungkin anak itu kasian melihat Velita yang ketakutan dan sudah seperti ingin menangis itu.
Velita langsung berdiri dan menoleh kebelakang untuk memarahi anak itu yang seenaknya. "Kamu ngapain sih? Gak boleh dolong kuat-kuat Velita jadi takut tahu!".
"Hehehe, maafnya, Rio selalu ngeliat kamu disini dan Rio pikir kamu sedih karna gak ada yang dorongin ayunan". Anak laki-laki yang imut itu bernama Rio.
"Enggak Lita bukan sedih kalna itu'
"Terus?". Tanya Rio penasaran seolah-olah mereka sudah akrab padahal ini adlaah pertemuan pertama mereka.
"Kamu ngapain nanya-nanya? Lita gak kenal sama kamu". Velita maju selangkah yang berniat mengintimidasi Rio.
"Emangnya gak boleh? Kan kita juga udah saling tahu nama?".
"Kata mama Lita gak boleh deket-deket sama olang gak di kenal". Ucap Lita sembari mundur kembali dan tak jadi mengintimidasi Rio.
"Ya udah kenalan, nama aku Rio". Rio mengajak Lita berkenalan sembari menjabat tangannya secara paksa.
"Nama aku Rio, salam kenal Lita". Ucap Rio sembari menggoyangkan-goyangkan tangan Lita keatas kebawah.
"Halo lio"
"Bukan lio tapi Rio"
"Ia Lio"
"Rio!"
"Lio!"
"Rio!"
"Lio!"
"Ih Lita jahat padahalkan Rio udah manggil nama Lita bener-bener kok Lita manggil nama Rio kayak gitu?". Ucap Rio dengan ekspresi marah walau tetap imut dikarnakan pipinya yang tembam.
"Lita anak baik kok, kata nenek juga Lita anak baik kalna udah mau kelual kamal". Ucap Lita yang tak terima disalahkan.
"Udahlah Rio gak mau temenan sama anak nakal, kata mama juga kalo ada anak nakal jangan ditemenin". Kata Rio yang beranjak pergi.
"Lita juga gak mau temenan sama Lio!!". Teriak Lita yang ikut pergi dan masuk kedalam rumah.
Dua hari semenjak kejadian itu mereka bertemu lagi di rumah Rio.
_______________
YOU ARE READING
Telimakasih Lio
Science FictionVelita gadis berusia tujuh tahun kehilangan orangtuanya dalam kecelakaan mobil membuatnya terus murung hingga akhirnya dia bertemu seorang anak laki-laki yang menyebalkan yang akhirnya menjadi sahabatnya, namun Rio menderita penyakit. Apakah Velita...