Kedua bola mata Mark menatap lekat punggung seorang pria manis yang tengah berdiri membelakanginya. Angin musim dingin berhembus meniup helaian rambut pria manis itu. Jari-jari tangannya yang cantik memegangi helai demi helai rambut nya yang berantakan karna tertiup angin malam. Diteguknya segelas kopi hangat yang ia pegang sedari tadi. Mark tersenyum memandangi pria manis itu,namun ia tidak berkutik dari tempatnya dan membiarkan dirinya menatap punggung pria itu .
Begitu banyaknya sepasang kekasih berjalan melihat di taman sambil menunggu turunnya salju pertama dimusim dingin ini. Mata mereka tampak berbinar menatap wajah pasangan mereka masing-masing. Sambil tersenyum penuh cinta,saling menggenggam tangan, tak ingin kehilangan satu sama lain. Disini lain Haechan hanya bisa menggenggam erwt tangannya sendiri mencoba menahan rasa dingin yang mulai merasuki tubuhnya . Sadar akan Haechan yang mulai kedinginan,Mark pun mulai melangkahkan kakinya menuju pria manis itu.
"Kau disini?"
Ucapan Haechan membuat Mark menghentikan langkahnya. Mark tersenyum sebentar,lalu kembali berjalan dan berdiri disamping Haechan ikut menatap pasangan yang berlalu lalang didepan mereka.
"Ya,aku disini"
"Aku sudah menunggumu disini lama sekali"
Ucapnya sambil mengusapkan kedua tangannya yang kedinginan.
"Ya aku tau,maafkan aku"
"Aku sangat kedinginan"
"Kalau begitu,ayo kita masuk kedalam ruangan. Jika kau terus memaksakan diri disini,kau bisa mati kedinginan "
"Tapi aku akan menahannya , aku akan menunggu sampai salju pertama turun "
Haechan mendongak kearah langit yang putih bersih. Angin kembali menerpa wajah dan rambutnya yang indah,dan hal itu berhasil membuat Mark semakin terpana dengan kekasihnya sendiri. Ia tersenyum, bersyukur memiliki kekasih semanis dan secantik Haechan.
"Kau serius tidak apa-apa Haechaniee? "
Tanya Mark memastikan,kedua tangannya ia masukkan kedalam saku jaketnya karna rasa dingin yang semakin menusuk kulitnya.
"Aku pasti tidak apa-apa selama kau ada disisiku Hyung"
Mark tersenyum mendengar perkataan kekasih hatinya tersebut. Ia mengangkat tangannya,membelai dengan lembut puncak kepala Haechan dengan senyuman yang semakin lebar dibibirnya
"Tentu saja aku selalu disisimu Haechaniee"
"Eoh? Ini salju? "
Haechan mengangkat kedua tangannya mencoba menangkap beberapa butiran salju kecil yang baru saja turun dan mendarat tepat ditangannya. Ia mendongak, merasakan butiran salju itu mulai mendarat di pipi putihnya
"Mark hyung ini sangat indah"
"Tentu saja indah" Mark ikut mendongakkan kepalanya dan merasakan butiran-butiran salju itu mendarat diwajahnya.
"Astaga ini semakin dingin,aku sudah tidak tahan lagi rasanya"
Haechan merapatkan jaketnya dan membenarkan syalnya yang mulai longgar."Baiklah ayo kita pergi" ucapnya sambil berjalan disebelah Haechan.
ㅤㅤㅤㅤ**********************
"Aku pesan dua tiket"
Haechan menyerahkan uangnya pada penjual karcis dihadapannya.
"Dua? Untuk kau dan siapa?" Tanya si penjual karcis
"Untuk siapa? Tentu saja untukku dan Mark hyung"
Haechan menerima dua tiket itu lalu pergi dari sana dengan terburu-buru. Sipenjual tiket hanya mampu menggeleng - gelengkan kepalanya dan mengambil uang yang Haechan letakkan tadi diatas meja sebelum melenggang pergi dengan wajah yang sedikit kesal. Penjual tiket itu memang sudah mengenal Haechan,ia sangat mengingat Haechan dan Mark pasangan yang paling menyukai bianglala menyeramkan yang sudah mulai rapuh itu. Meskipun begitu,bianglala itu mempunyai kesan tersendiri bagi para pasangan yang menaikkinya.
"Tiketnya..."
Penjaga bianglala mengulurkan tangannya, meminta tiket bianglala milik Haechan . Haechan tersenyum,dan memberikan kedua tiket miliknya lalu masuk kedalam salah satu bianglala bersama Mark yang selalu setia menemaninya dari tadi dan memperhatikan yang Haechan lakukan.
"Kau masih takut?"
Mark bertanya kepada Haechan yang mulai terlihat gelisah dan sedikit bergetar ditempat duduknya diseberang sana.
Haechan memejamkan matanya sebentar,lalu kembali membukanya dengan meneguk kasar ludahnya untuk meyakinkan dirinya sendiri"Aku tidak akan takut"
"Kenapa kau harus takut? Bukankah kita sudah menaiki ini berkali-kali? Dasar aneh cih"
Mark tertawa sambil menatap Haechan yang kembali memejamkan matanya dengan erat.
"Eoh? Ini mulai bergerak"
Haechan membuka matanya kembali dengan cepat saat merasakan bianglala itu mulai bergerak dan beputar membawa mereka ketempat yang lebih tinggi dengan pemandangan senja yang indah. Bianglala itu bergerak secara perlahan ,kedua pasangan itu masih diam menutup mulut terpana dengan pemandangan senja yang sangat indah. Sampai pada akhirnya Haechan tersenyum dan membuka mulutnya
"Bukankah ini indah?"
Mark menoleh kearah Haechan yang duduk diseberang nya lalu tersenyum
"Ya,ini sangat indah"
"Apa kau ingat pertama kali aku menaikki ini hyung? Aku menangis lalu kau mengatakan akan membelikanku benda couple,dan pada akhirnya aku berhenti menangis. Aku bahkan masih malu mengingat itu,rasanya aku seperti anak kecil dan tidak tau malu"
Mark tersenyum
"Ya, aku tentu saja masih mengingatnya Haechaniee "
ㅤㅤㅤㅤㅤ****************
" Ini benar-benar sangat dingin "
Haechan mengeratkan jaketnya untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin yang ia rasakan. Mark yang berdiri disampingnya tersenyum dan berjalan mendekati Haechan lalu memeluknya dari samping . Mereka sudah turun dari bianglala tadi sejak setengah jam yang lalu dan memilih untuk berjalan - jalan sebentar.
"Bagaimana? Kau sudah hangat bukan?"
Haechan tersenyum
"Ini lebih baik"
"Lain kali pakai saja dua jaket sekaligus agar kau merasa lebih baik"
"Ayo pulang,kurasa aku sangat mengantuk sekarang.
Mark hanya mengangguk, mengeratkan pelukannya pada sosok yang ia cintai lalu berjalan pulang bersama
ㅤㅤㅤㅤㅤ****************
Tolong vote,komen dan juga follow ya gays. Terimakasih banyak sudah membaca gays
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY,LOVE YOU,GOOD BYE [MARKNOHYUCK]
RandomBisakah Haechan bertahan tanpa Mark disisinya? WARNING MARKNOHYUCK AREA⚠️ -BxB -Kalau tidak suka skip saja