Bab 1|Welcome Singkawang!

11 2 0
                                    

Singkawang, salah satu kota madya terletak di pedalaman provinsi Kalimantan Barat adalah tempat yang mereka kunjungi sekarang. Kota ini terletak sekitar 145 km sebelah Utara dari kota Pontianak, ibu kota provinsi Kalimantan Barat dan dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Poteng, dan Sakkok. Nama kota ini tidak serta-merta diberi dengan seenak jidat, seperti nama-nama kota di seluruh dunia, nama kota Singkawang berasal dari 2 bahasa suku utama yang mendiami provinsi terbesar kedua setelah Kalimantan Tengah, yaitu Tionghoa dan Dayak.

Dalam bahasa Dayak terutama Dayak Salako, Singkawang berasal dari kata Sakawokng yang berarti "Wilayah rawa-rawa yang sangat luas", sedangkan dalam bahasa Tionghoa terutama Tionghoa Khek(Hakka) yaitu "San-Khew-Jong" (arti: Gunung-Mulut-Laut), yang artinya adalah "Kota yang berada di kaki gunung dekat laut dan di dalamnya memiliki sungai yang mengalir dari hulu hingga ke hilir dan bermuara di mulut sungai (estuari)."

Selain terkenal dengan keindahan pariwisatanya, Singkawang juga terkenal dengan sifat toleransinya yang tinggi, terbukti dengan banyaknya klenteng, masjid, gereja, vihara, serta dengan kebersamaan suku-suku lokal dan pendatang, mereka saling berdampingan. Mau itu Tionghoa, Dayak, Melayu, Jawa, Bugis, dan masih banyak lagi. Dengan sifat ini, kota Singkawang disusul dengan kota dan desa di seantero Kalimantan Barat mengadopsi sifat tersebut, sehingga minim terjadi pertikaiannya. Selain sebagai kota toleransi, ada beberapa julukan unik yang ditujukan untuk kota ini, diantaranya Kota Amoy, Kota Seribu Klenteng, dan Hongkong van Borneo.

Tidak ada tempat yang tidak memiliki acara khusus dan festival, tak terkecuali Singkawang. Di Singkawang, banyak sekali festival-festival yang langka dan hanya terjadi di kota madya tersebut. Festival yang menjadi bagian penarik wisatawan lokal dan mancanegara diantaranya Tahun Baru Imlek dan Gawai Dayak Naik Dango. Bagi yang tidak tahu, Gawai Dayak Naik Dango adalah festival menyambut hari panen para petani Dayak di pesisir dan menjadi salah satu festival yang sangat digandrungi oleh masyarakat sekitar. Di festival tersebut paling identik dengan pawai, acara adat, minum arak, karaoke menyanyikan lagu pop khusus dari suku tersebut.

Selain kedua festival tersebut, ada satu festival yang tidak bisa dilihat di provinsi manapun, walau tetap ada di provinsi lain, tetapi tidak sama meriahnya dari Singkawang. Cap Go Meh, hari penutup Tahun Baru Imlek yang jatuh setiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. Hari perayaan yang identik dengan datang ke klenteng dan berdoa kepada Tuhan(Tian) dan pelepasan lampu lampion ke langit tidak wajid dilakukan di kota tersebut, melainkan festival inilah yang wajid dilaksanakan dan sukses menarik rasa penasaran kesepuluh mahasiswa/i ini.

 Hari perayaan yang identik dengan datang ke klenteng dan berdoa kepada Tuhan(Tian) dan pelepasan lampu lampion ke langit tidak wajid dilakukan di kota tersebut, melainkan festival inilah yang wajid dilaksanakan dan sukses menarik rasa penasaran k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adrienne Emillie de Laure - klavwprs

Adrienne Emillie de Laure atau kerap disapa Emillie atau Adrienne, perempuan marga de Laure ini sudah menginjak umur 19 tahun, lahir di London pada 13 Januari 1997, mahasiswa fakultas Bahasa dan Seni(khususnya seni) karena memiliki hobi bernyanyi dan menari. Ia bekerja sebagai seorang gitaris dan memiliki masalah penglihatan, sehingga mengharuskannya untuk menggunakan kacamata. Selalu ranking 1 sejak menginjak bangku sekolah dasar dan pintar di bidang akademik dan non-akademik, namun sayang kepintarannya itu membuatnya kepalanya sering sakit sekaligus akibat dari over study yang selalu dilakukannya.

Tatung : Tradisional of SingkawangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang