✔07 [Athan]

15.8K 1K 10
                                    

Haii...

Yang baru datang... Kiw kiw.
Lanjutin bacanya yaa. Hoho.

Timaaci votenya.

˚˙༓࿇༓˙˚˙༓࿇༓˙˚˙༓࿇༓˙˚

Leo tidak bisa menyembunyikan kemarahannya. Tidak bisa mengontrol tangannya yang saat ini tergenggam erat ujung lengan kaos pendek Karel. Bahkan tidak dapat mengkondisikan matanya yang melotot tajam ke arah teman abang bungsunya yang dimatanya terlihat... Mirip seseorang.

"Hei, ada apa sayang?" Tanya Karel yang menyadari perubahan Leo.

Sejujurnya, saat ini Leo terlihat menakutkan. Bagaikan singa kecil yang akan menerkam mangsanya kapan saja.

Ohh, semua yang disini tidak pernah menghadapi situasi menegangkan ini. Saat ini, Leo tidak menggemaskan sama sekali. Melainkan... Menakutkan.

Apakah balita bisa mengeluarkan aura seperti ini?

"Athan," ucap Leo tiba-tiba.

Karzan (Karel & Ezan) sekawan kompak menatap temannya yang memang nama panggilannya Athan.

"W-why?" Athan tampak gugup.

"Lo ada masalah apa sama adek gue?" Ezan menanggapinya. Dia tau kebiasaan sang adik. Setiap kali menyebutkan seseorang langsung dengan nama, adiknya itu pasti membenci si pemilik nama. Tidak sopan? Iya. Tapi kata itu langsung terceletuk begitu saja. Tidak bisa terkontrol.

Athan segera menggeleng brutal.

Tidak.

Athan tidak pernah merasa bermasalah dengan balita itu. Bahkan seharusnya hubungannya dengan Leo kecil tidak terganggu sama sekali.

Sumpah, Athan tidak mengerti.

Sementara Leo masih menatapnya tajam. Athan mirip dengan Athan kakak tirinya di masa lalu.

Ghispaer Athanio Delano. Putra bungsu kandung ayah angkat Leo di kehidupan pertamanya.

Masih ingatkah kalian dengan seseorang yang menembak Leo secara diam-diam.

Nah orang inilah pelakunya. Leo dapat mengingat jelas wajahnya. Dan sekarang, seseorang yang sangat mirip orang itu ada dihadapannya.

Bagaimana perasaanmu disaat menghadapi situasi seperti ini? Marah bukan? Emosi pastinya.

"Ugh, solly aban. Capa tu?" Suara Leo mengalihkan perhatian Karel.

"Heum? Adek lupa? Itu kak Athan. Anaknya om Delano," jelas Karel. Heran sendiri. Apa adiknya ini pelupa?

Disisi lain, Leo membeku. Ternyata bukan sekedar mirip. Tapi itulah orangnya.

Shit.

Nafas Leo memburu. Ia ingin sekali pergi dari sini. Jika terlalu lama di dekat Athan, Ia bisa kelepasan. Dan akan menyakiti anak itu tanpa sadar. Kan tidak epic, kalau ada berita berbunyi 'Bungsu kecil Fenozkara berniat membunuh teman kakaknya.'

Leo merasa dunia sempit sekali. Sampai dia sesak sendiri.

"Kenapa heum? Apa Athan pernah menyakitimu?" Ezan mengusap lembut pucuk kepala si adik.

'Pernah, bahkan aku mati!' Batin Leo.

Tidak ia utarakan langsung. Akan jadi masalah bukan? Ahh sekarang harus bagaimana? Ia sangat membenci Athan. Tapi posisi Athan, adalah teman dekat abangnya.

"Aban~ au ain," cicitnya kemudian.

Senyuman tersungging manis di bibir Karzan. Setelah sempat tegang karena adiknya mendadak menakutkan. Sekarang si bayi justru minta main.

BoKem (bocil kematian) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang