"Zhanghaoo."
"Zhanghaaooo."
"Hao? Haohaoo?"
"Eh, iya?" Laki-laki itu terkesiap, baru sadar ada yang memanggil-manggilnya sedari tadi. Ia terkekeh-kekeh ringan kemudian, sesaat disusul dengan decakan kesal dari seberang telepon, "Heheheee, maaf yaa. Kenapaa?"
"Enggaaaa, katanya kemarin kamu mau ngomong sesuatu, kenapa?"
Zhanghao terdiam sesaat, masih dengan telepon yang sedang tersambung di ponselnya, ia menatap ke arah layar laptopnya. Kebetulan, ia sedang melihat ke sesuatu di sana yang seharusnya menjadi topik bicara yang diutarakannya pada perempuan di seberang telepon.
"Gimana ya bilangnya," laki-laki itu menggaruk kepalanya bimbang, "Lo kenal nggak, sama..."
Zhanghao tidak melanjutkan kalimatnya, sementara Alana di sana dibiarkan menggantung dengan rasa penasaran begitu saja.
"Sama siapaaa?"
"Meloise."
"Meloiseee?!" Suaranya, terdengar terkejut, "Kenal, aku kenal!! Tapi nggaa kenal dekett sihh, Haooo, cumaa tauu ajaa. Temen deket akuu ada yang temenan sama diaa, kenapaa?"
Zhanghao kembali menatap layar laptopnya, membuka media sosial seseorang yang sedang mereka bicarakan itu. Ia meneguk ludahnya, sejenak tertawa canggung, bersuara dengan takut-takut.
"Kenalin gue ke dia, dong.."
"Ehhhh?" Alana terdengar semakin terkejut di seberang sana, "HAO? AHAHAHAHA, seriuusss? Kenapaaa? Kamu suka ya, sama dia?"
'Kamu suka ya, sama dia...'
"Enggak, enggak ah," Zhanghao menggaruk kepalanya, membantah tuduhan Alana itu mentah-mentah, "Cuma.. pengen kenalan aja."
Bohong, bahkan siapapun yang melihatnya akan tahu kalau Zhanghao sedang berbohong. Pipinya itu sekarang sedang memerah seperti buah apel. Seandainya Alana tahu kalau laki-laki itu sedang cengar-cengir sendiri seperti orang gila sekarang.
Alana bergumam sejenak, "Tapi, bukanya kalian udah saling kenal ya?"
"Iya, maksudnya.. mau kenalan lebih deket."
Perempuan yang tengah mereka bicarakan itu memang sudah mengenali Zhanghao sebelumnya, hanya saling bertemu di suatu acara sekolah, berpapasan kemudian berkenalan. Berlanjut sampai bertukar akun media sosial, dan hanya berakhir disitu.
Sederhananya cuma sekedar basa-basi, menambah mutual, berteman biasa.
Tapi Zhanghao sepertinya sudah telanjur menyukai perempuan itu di pandangan pertamanya.
"Oooohhh, trus?"
Zhanghao berdehem, bersuara cukup berhati-hati, "Lo mau bantuin gue nggak?"
Please say yes.
"Boleh, deh."
Laki-laki itu terbelalak, "Eh, serius?"
"Yaaa boleehh ajaa lahh, Zhanghaoo," tawanya, "Kenapaaa enggaaa cobaa?"
Zhanghao mengangguk-anggukkan kepalanya, ikut melepaskan tawa kecil, sedikit merasa lega Alana bersedia membantunya.
"Jadi, sekarang gue harus gimana?"
"Hmmmm," Alana bergumam sesaat, "Basa-basi ajaaa, mulai coba bales story-nya gituu, trus nanti juga nyambung-nyambung sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Backburner - Zhanghao
Sonstiges"In between you and her, what will he choose?" Zhanghao and Alana, they find themselves caught between romantic pursuits, as reflections of each other's unfulfilled desires. They feel comfort in each other's lively presence while navigating their ow...