[0.1]

7 2 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama Irish kembali lagi ke China, setelah 7 tahun di Korea akhirnya Irish kembali lagi ke negara kelahirannya.

Mama, dan Papa menyuruh perempuan itu untuk tinggal bersama nenek sementara waktu, karena kedua orang tuanya memiliki job pekerjaan yang mengharuskan mereka pergi ke luar negeri untuk beberapa bulan.

Padahal, Irish sudah ngotot tetap ingin tinggal di Korea karena dia tak mau jauh dari teman-temannya, toh teman dia baik semua, dan dia juga sudah besar, dan bisa menjaga diri. Lagi pula dia sudah terbiasa apa-apa melakukan sendiri, namun meskipun begitu sikap ngototnya Irish tetap kalah oleh sang Papa.

Seorang nenek tua menyambut kedatangan Irish di depan pintu gerbangnya. Irish yang melihat itu tersenyum merekah, pulang ke China juga bukan merupakan masalah besar baginya.

"Aduh cucu nenek udah besar ya ternyata, nenek lupa terkahir kamu kesini kapan. Seinget nenek dulu kamu kesini masih kecil banget," Nenek membelai rambut Irish yang tergerai.

"Heheh, iya kalau gak salah waktu itu Irish masih umur 9 tahun ya nek. Udah lama banget,"

"Iya tuh, kalian terlalu sibuk kerja sampe lupa pulang buat jenguk nenek. Kamu sekarang di Korea kuliah atau sudah bekerja?"

"Irish kuliah, tapi biasanya kalau ada acara libur semester Irish suka luangin waktu buat kerja sampingan juga."

Nenek tersenyum dengan mata berbinar.

"Rajinnya cucu nenek, terus kalau kamu kuliah sekarang nanti tugas tugas kamu gimana?"

"Aman itu, Irish kan lagi libur kuliah 3 bulan. Makannya Mama sama Papa nyuruh Irish tinggal sama nenek karena emang lagi libur kuliah juga."

"Nek, itu air teh nya udah aku buat."

Mata Irish dan nenek secara bersamaan menatap pada seorang lelaki yang baru saja menghampiri mereka berdua. Lelaki itu sangat tampan, dan manis namun Irish tak mengenalinya.

"Dia siapa nek?" Tanya Irish sedikit berbisik.

Nenek sedikit terkekeh melihat tingkah Irish.

"Kamu lupa? Dia Junjie."

"Junjie?" Irish sedikit berpikir, mencoba mengingat memorinya yang mungkin sudah sangat berdebu di otaknya.

"OH JUNJIE? HEH PLIS LO JADI GANTENG BANGET!"

Irish memeluk saudara laki-laki nya itu, selama itu mereka tak bertemu Irish sampai lupa akan rupa wajahnya.

"Irish? Serius nek ini Irish? Yaelah kirain gue siapa anjir." Junjie membalas pelukan Irish dengan senang.

"Kalian tuh ya, sama sama lupa padahal dulu gak bisa banget dipisah satu hari, jangankan satu hari satu jam dipisah aja udah nangis nangis."

Irish terkekeh.

"Habisnya sekarang Junjie ganteng banget, padahal dulu kan umbelan."

Junjie langsung memasang wajah nyolot.

"Mana ada lu tuh, kalo main pake kaos kutangan."

"Mana ada, lu tuh kalau udah main futsal dulu kulitnya langsung Ireng gosong."

"Masa bodo, yang penting sekarang gue ganteng." Junjie menampakan gaya sok kegantengan.

"Heleh, baru dipuji sekali doang langsung ngapung tuh idung."

"Udah udah, kalian tuh cekcok terus dari dulu kalau ketemu. Yu sekarang masuk, udah mau hujan deh kayaknya udah mendung gini."

"Nenek duluan aja, heh nih bawain koper gue!"

Mendengar perintah Irish, Junjie melotot sebal.

"Gue? Yang bener aja manusia setampan ini disuruh bawa koper."

"CK! Harusnya karena Lo lakik dan Lo tampan, harusnya lu kuat dong bawa koper koper gue ini."

Pada akhirnya Junjie membawa koper koper tersebut ke dalam, saat Irish hendak masuk dia tiba tiba mendapatkan telepon dari Ghenna sahabatnya.

"Woi lu beneran ke China? Gila lu! Gue disini sendirian dong kerja." Cerocosnya dibalik telepon.

"Yah, gimana ya Ghen, perintah bapak negara mana bisa gue lawan. Nanti uang jajan gue di ambil lagi, lagian gue udah cari ganti kok. Nanti temen gue sampe kesitu,"

"Ah males sama orang baru lagi, sudah ngajarinnya."

"Dia pinter kok, lebih pinter dari gue yang lemot ini. Udah ya, gue lagi di jalan. Nanti gue telepon lagi."

Pip.....

Irish mematikan sambungan telepon, namun mata dia tiba-tiba menangkap seseorang yang cukup jauh di apartement sana melihat ke arahnya.

Irish yang merasa tidak nyaman karena terus di tatap oleh lelaki itu pun cepat-cepat masuk ke dalam rumah.

Irish berjalan dengan tergesa gesa, bahkan sampai dia masuk rumah pun lelaki itu terus melihat ke arahnya.z

"Gue yang geer atau emang dia ngeliatin gue sih?" Ucap Irish sambil liat kebelakang mencoba melihat keberadaan laki laki itu dibalik jendela.

Bughh

Darrr

"Ish! Lo ngangetin aja!!!"

"Lagian buru buru amat, kenapa sih?" Junjie mencoba mengintip jendela.

"Kagak, udah ah gue mau ke kamar dulu capek." Irish pergi terges-gesa meninggalkan Junjie yang hendak pergi ke halaman rumah.

Junjie yang baru saja hendak mengangkat jemuran, langsung kaget saat dia melihat  seseorang yang baru kali ini dia lihat lagi, setelah sekian lama.

Junjie berbalik membelakangi seseorang yang dia lihat tadi.

"Jangan-jangan Irish tadi sadar kalau tadi di perhatiin sama dia?"



|The 906|

Ini dia si tampan Junjie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini dia si tampan Junjie

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The 906 | Zhong Chenle.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang