04. REAL YELLOW FLAG

22 3 0
                                    

"LAKSAMADA! GUE MINTA MAAF!" mendengar apa yang ia dengar itu terdengar sangat mustahil bagi dirinya. Ia sempat menoleh namun ia langsung pergi saja menjauh dari Ratu. Ia sangat malu dengannya.

"Laksamada!" Ratu pun mengejar dan memegang tangan Mada sehingga dirinya terdiam.

Mada pun langsung menghela nafas. Ia tidak mau berharap lagi dengan Ratu. "Dengerin gue. Gue minta maaf."

Mada pun berbalik badan. "Udahkan? Kalo lu minta maaf apa gue bakal sekolah lagi? Apa lu bisa buat ibu percaya lagi sama gue? Enggak kan?"

Jelas saja, Ratu sangat terkejut mendengar Mada sangat berbeda dengan yang ia kenal di sekolah. Bahkan Mada tidak pernah memanggilnya kasar, ia sering memanggilnya Ratu, atau Ratunya Mada.

Pantas saja Ratu merasa ada yang kurang saat bertemu dengannya. Ternyata Mada yang tidak memanggil dirinya dengan 'Ratunya Mada' panggilan yang sudah sangat kebal ia dengar. Namun kali ini justru ia merasa kehilangan.

"Gu-gue gak bisa. Tapi seenggaknya gue minta maaf Mad. Gue gak maksud gitu-"

"Ya, gue maafin. Udah kan? Yaudah gue masuk dulu, jangan lama-lama diem diluar kalo gak mau kedinginan." jawab Mada namun terdapat unsur perhatian didalamnya.

-

Baru saja matahari menampakkan dirinya setengah, Laksamada langsung beranjak dan pergi keluar untuk cepat-cepat menemukan pinjaman hanya sekedar untuk biaya ibunya.

"Tolong, kalo ibu nanyain saya, saya pergi keluar sebentar."

Lantas Laksamada dengan jaketnya pun langsung bergegas keluar tanpa sarapan terlebih dulu. Dari kejauhan, Ratu yang memang berniat ingin mencari makan pun tak sengaja melihat kepergian Mada.

"Dia mau kemana?" gumam Ratu namun segera ia sangkal. "Apaansih kok gue jadi nanya-nanya dia!"

Sungguh, Mada kalang kabut tak tahu mencari pinjaman ke siapa. "Pokoknya gue jangan minjem ke temen-temen gue! Tapi ke siapa dong?"

Tiba-tiba, disaat langkahnya menyusuri persawahan, ia dikejutkan dengan kedatangan bapak Komite yang dulu ia kenal.

Langsung saja, Mada tak melirik sedikit pun.

"Eh kamu Laksamada?!" bapak yang menjabat sebagai ketua komite itupun langsung menepuk pundak Mada, membuatnya bergidik ngeri mengingatnya yang dulu.

"Kamu udah keluar? Bagaimana keadaan kamu?"

"Ya, ba-baik." jawabnya masih dengan menunduk. Karena bapak komite itu ingin mengajaknya berbicara sebentar, alhasil Mada pun menurutinya meskipun ia sedikit malu.

"Jadi, kamu lagi nyari pinjaman buat ibu kamu?" pertanyaan itu diangguki oleh Mada.

"Yasudah, sekarang antar bapak ke puskesmas tempat ibu kamu. Bapak ingin bayar administrasinya." seketika, matanya berbinar langsung menatap bapak komite itu.

"Be-beneran pak? Padahal saya udah bikin anak bapak nangis waktu itu." ucapnya langsung menunduk kembali.

"Gapapa, gak usah diingat. Ayok kita ke puskesmas!" mereka pun pergi ke puskesmas dan langsung melakukan perbayaran.

"Makasih banget pak! Nanti secepatnya saya ganti!"

"Udah gak usah! Jangan jadiin ini salah satu beban baru buat kamu. Bapak ikhlas kok!"

LAKS TWINS II HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang