Prolog

185 25 7
                                    

Sakura menyimpan dendam yang besar terhadap Kerajaan Uchiha yang tanpa ampun menyerang Kerajaan Haruno. Bisa dibilang mereka melakukan tindakan kecurangan, mereka melanggar peraturan perang yang sudah disepakati. Serangan datang di saat Kerajaan Haruno tidak siap, mereka datang tiga hari lebih awal dari tanggal yang sudah di sepakati. Pertahanan Kerajaan Haruno roboh dan pasukan dari Kerajaan Uchiha menyerang secara membabi buta di ibukota hingga ke dalam Istana. 

Saat itu, Sakura tengah berada di ruang kerja ayahnya bersama Raja Kizashi dia sedang merencanakan serangan untuk perang besok. Mendengar kericuhan di luar, Raja Kizashi buru-buru memasukkan putrinya ke ruangan bawah tanah untuk melindungi Sakura. Sedangkan ia, berlari mencari kekasih hatinya Ratu Mebuki, akan tetapi sudah terlambat. Pasukan Uchiha sudah berada di dalam Istana dan menebas Raja Kizashi hingga tewas. Begitu juga Ratu Mebuki, tidak ada yang tahu bagaimana dia mati namun jasadnya ditemukan sudah terbelah menjadi dua. Sakura mendobrak pintu ruangan bawah tanah tidak lama setelah ayahnya pergi. Dia langsung meraung melihat jasad ayahnya yang tergeletak tidak jauh dari dirinya. Tubuh ayahnya sudah tidak bernyawa dengan mata yang terbuka, menandakan betapa sakit akhir dari hidupnya, Sakura menutup mata ayahnya perlahan. Dengan hati yang hancur, Sakura berjalan ke arah kamar ibunya, berharap sang ibunda masih ada untuk memeluknya.

Pintu kamar ibunya terbuka, menampilkan tubuh yang terbelah menjadi dua. Sakura berteriak, rasa marah membakar hatinya. Raungan Sakura didengar oleh Shikamaru, dia adalah panglima tertinggi sekaligus kaki tangan Raja Uchiha. Melihat Sakura yang kini memeluk jasad ibunya dan menatapnya dengan tatapan tajam, Shikamaru berpikir, haruskah dia juga membunuh Sakura?

"Bunuh aku!" Sakura berseru, seruannya membuat Shikamaru tertegun.

"Bunuh aku sialan! Kau yang berdiri di sana, ayunkan pedangmu dan bunuhlah aku, percuma saja jika kau membiarkanku hidup, aku sudah mati!" Sakura menghiraukan darah melumuri sekujur tubuhnya dan memeluk erat jasad ibunya.

Shikamaru memanggil beberapa prajurit dan memerintahkan mereka untuk membawa Sakura, Sakura menyadari Shikamaru tidak berniat membunuhnya. Dia memberontak, tapi dengan cekatan Shikamaru memukul tekuk Sakura hingga ia tak sadarkan diri.

"Kita akan membawanya ke Kerajaan Uchiha, ikat dia bersama para budak lainnya. Kini dia bukanlah seorang putri melainkan hanyalah budak sandera. Bawa dia!" 

Kapal mereka berlabuh menuju ke Kerajaan Uchiha. Sakura dalam keadaan terikat dibawa oleh Shikamaru masuk ke kapal dengan pakaian lusuhnya yang bercampur tanah dan darah.

"AKU TIDAK SUDI MENGINJAKKAN KAKIKU DI TANAH PARA IBLIS ITU! LEBIH BAIK KALIAN TENGGELAMKAN SAJA AKU DI LAUTAN INI!" Shikamaru menghela napas panjang, tidak mudah menangani wanita seperti Sakura.

"MATILAH KALIAN SEMUA, MATILAH RAJA KALIAN, KEKALLAH KALIAN DALAM NERAKA YANG HITAM!" Para Prajurit berusaha menahan amukan Sakura, tetapi tenaga Sakura terlalu kuat sehingga membuat mereka semua kuwalahan.

"Bagaimana ini Panglima? Apa kita turuti saja kemauannya?" Kata salah satu prajurit yang sudah kehabisan tenaga.

"Mereka adalah properti Yang Mulia Raja, kita tidak punya hak atas properti milik Yang Mulia. Sekarang, bawa mereka ke Istana Dalam segera. Kita serahkan saja mereka ke Maryam, wanita tua itu pasti tau bagaimana mengatasi watak perempuan keras kepala ini." Untuk yang terakhir kalinya, Shikamaru dan Sakura bertatapan. Sakura masih menatap Shikamaru dengan tatapan dingin. Shikamaru menundukkan pandangannya dan pergi.

***

Puluhan budak dengan pakaian lusuh diikat di geladak dasar, kapal yang membawa budak-budak ini ternyata adalah kapal khusus untuk menampung barang jarahan perang. Budak-budak itu banyak dari mereka yang berjenis kelamin perempuan. Satu yang paling mencolok yaitu perempuan dengan surai merah muda di sana. Dia adalah seorang anak raja dari Kerajaan Haruno yang telah hancur. Kedua orangtua dan kakak laki-lakinya mati karena serangan fatal dari Kerajaan Uchiha. Tersisa dia, Putri Sakura yang selamat dan kini dibawa ke Kerajaan Uchiha dengan tidak terhormat. Wajahnya yang mulus penuh dengan luka dan pakaiannya yang mahal kotor oleh tanah dan darah. Sakura menatap kosong ke arah lautan, melalui lubang kecil yang ada di sana. Tidak ada semangat hidup. Dia bertanya-tanya mengapa Tuhan tidak membawanya bersama keluarganya? Dia merindukan ayah, ibu, dan kakaknya. Tiada air mata yang tersisa untuk menangisi mereka. 

There's Lie in BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang