2. Tekanan dari Baron

23 6 0
                                    

💫HAPPY READING💫


Suara petikan gitar menguasai ruangan seoarang laki-laki penuh misteri. Mungkin suara itu terdengar sangat jelas di luar ruangan. Laki-laki itu ialah Guatama Sky Axgibran, panggil saja Gibran. Jika banyak orang yang bertanya apa kesukaannya, tentu ia akan menjawab 'Gitar'. Gitar baginya sangat penting dalam kehidupannya, selain untuk menyalurkan hobi, dengan gitar ia dapat mengungkapkan perasaannya lewat lagu-lagu yang ia ciptakan sendiri.

Sejak kecil ia sudah terjun ke dunia musik. Tak hanya itu ia juga memiliki suara merdu, suara yang membuat banyak orang terpesona dan kagum ketika mendengarnya.

Seperti saat ini ia sedang duduk di kasur king size dengan gitar yang sudah berada ditangannya. Suasana malam ini cukup membuatnya sedikit kagum, karena melihat tenangnya malam hari. Biasanya setiap malam hujan deras mengguyur kota jakarta dan tentunya menciptakan suasana terasa dingin.

Gibran mulai memetik senar gitar miliknya dengan pelan namun pasti, dirasa sudah masuk dalam lirik, ia mulai bernyanyi, terdengar suara indah tengah mengisi ruangan kamarnya. ia mulai mengatur nafasnya ketika bernyanyi agar tetap terdengar indah.

Ceklek!

Suara pintu kamarnya mulai terbuka, disana terlihat jelas seoarang pria gagah dengan jas berwarna hitam mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Ia sedikit terkejut melihat siapa yang berani-beraninya masuk dalam kamarnya, ingin marah namun sialnya tidak bisa, pria itu bernama Baron Guatama yang tak lain adalah papanya.

Baron mulai mendekat kearahnya dengan wajah penuh marah, dengan cepat Baron mengambil gitar yang tadinya ia pegang. Gibran memang sudah yakin papanya akan mengambil gitar miliknya lagi, sudah berapa kali gitarnya di ambil dan dibuang begitu saja oleh papanya, namun bukan Gibran namanya jika tak membeli gitar lagi, tentu ia akan membeli gitar baru dengan uang tabungannya.

"KAMU MULAI BERANI YA BELI GITAR LAGI, COBA KAMU INGAT UDAH BERAPA KALI PAPA INGATKAN JANGAN BELI APAPUN YANG BERBAU DENGAN MUSIK, PAPA GAK SUKA KAMU JADI PENYAYI ATAU GITARIS!" bentak Baron di depannya, ia masih menunduk tak berani menatap papanya.

"COBA SEKALI-KALI KAMU NURUT SAMA PAPA, PAPA GINI KARENA PERHATIAN DAN SAYANG SAMA KAMU, LUPAKAN DAN TINGGALKAN DUNIA MUSIKMU ITU! KARENA TUGAS KAMU ITU NANTINYA TETAP MENGURUS PERUSAHAN PAPA!" lanjut Baron.

Gibran mulai menatap papanya, ya walaupun takut namun tetap dilakukan, sebelum bicara ia menghela nafasnya terlebih dahulu.

"Maaf pa, untuk kali ini aku gak bisa nurutin kemauan papa, aku gak bisa ninggalin dunia musik, papa kenapa gak mau aku jadi gitaris atau penyayi? papa malu?. Padahal itu juga halal loh pa, apa salahnya coba? Aku tau kalau itu gak seperti pekerjaan papa yang dapat uangnya banyak, tapi seenggaknya aku bahagia pa" ucapnya panjang lebar, ia yakin keputusannya kali ini memang sudah tepat, ia akan tetap di dunia musik, walaupun sekeras apapun Baron melarangnya.

"KAMU UDAH BERANI NGELAWAN PAPA? KAMU ITU DIDIK BUKANNYA TERIMA KASIH MALAH NGELAWAN TERUS, PAPA GINI JUGA KARENA INGIN MASA DEPAN KAMU CERAH DAN TERJAMIN"

"KALAU KAMU MASIH MAU TINGGAL DISINI SAMA PAPA, TURUTI KEMAUAN PAPA JANGAN COBA-COBA NGELAWAN!" bentak Baron dengan suara kerasnya. Kemudian ia meninggalkan putranya sendiri, dan gitarnya pun juga dibawa oleh Baron.

Melihat Baron yang sudah keluar membuatnya mengacak-acak barang-barang yang berada di kamarnya, menyalurkan amarahnya yang ia coba tahan sedari tadi.

💐💐💐

Pagi ini diawali dengan ia segera bangkit dari kasur king size untuk menuju kamar mandi. Tak lupa ia mengambil handuk yang tergantung di dekat lemari. Dengan langkah gontai ia masuk kamar mandi. Jam mulai berputar begitu cepat, tak terasa sudah hampir lima belas menit ia berada di kamar mandi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bringer of love guitarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang