Bagian 1

2 1 0
                                    

"Hei, lihat ini" Raina mengalihkan aku dari tugas kuliah yang sedang aku kerjakan.  Aku kemudian melihat ke ponselnya yang berisi feed Instagram mengenai event yang terlihat mencari volunteer untuk sebuah acara. Dalam hati aku berfikir ini pasti kegiatan yang besar sehingga dia mencari panitia untuk membantu kegiatannya

"Pameran ?" Kataku menanggapi Raina

"Yap, ikut yuk lumayan lah tambah tambah kesibukan" kata Raina dan aku berfikir sejenak, sebenarnya aku belum pernah mengikuti kegiatan volunteer seperti ini. Ditambah lagi aku kerja disalah satu cafe pasti akan cukup menguras tenagaku jika harus menambah kegiatanku di sela sela kuliah. Tapi kalo ku pikir pikir mungkin saja seru, mengingat aku sudah lama tidak mengikuti kegiatan seperti ini.

"Boleh deh, bagi link pendaftarannya dong" kataku membuat Raina tersenyum senang, tak lama kemudian dia mengirimkan aku tautan di WhatsApp ku dan tanpa basa basi aku langsung mengisi google form tersebut sesuai dengan instruksi yang diminta.

"Selesai, cari makan yuk" ajak Raina kepadaku tapi aku tak bisa mengingat aku ada shift sore ini di tempat kerjaku.

"Aku harus masuk sore jadi mau langsung ke cafe" kataku dan kuliat wajahnya langsung berubah memelas. Aku tak ingin membuat Raina kecewa tapi aku benar-benar tidak bisa sekarang

"Ya udah deh, aku pulang aja, makan di kos aja" kata Raina sambil mengemas barang-barangnya ke dalam tas selempangnya. Aku juga ikut mengemas barang-barangku kemudian kita bergegas keluar dari perpustakaan menuju arah parkiran kemudian kami berpisah menuju tujuan masing-masing. Aku dan Raina bertetangga kos, dari sana aku mengenalnya dan menjadi akrab karena ternyata kami satu jurusan.

Oh iya, hai namaku Lily Nayana, saat ini aku berkuliah di salah satu kampus swasta di kotaku. Menjalani hidup di perantauan memang tidak seenak yang dipikirkan, terlebih lagi uang kiriman orangtua kadang tak cukup untuk sehari-hari sehingga aku memilih untuk kerja di sela sela kuliah ku. Aku mengambil jurusan sastra. Aku suka menulis puisi karena bagiku itu membuatku bisa merasakan cinta tanpa harus memiliki seseorang yang spesial dan bisa diperkenalkan kepada teman sebagai pacar. Ini menyebalkan mengingat orang-orang yang mendekatiku kurasa tidak pernah benar-benar serius untuk mengenalku, mereka hanya penasaran atau yah i don't know mungkin pelampiasannya atau mainan. Itu membuatku menjadi sangat cuek pada kaum lelaki. Aku tidak sombong hanya saja aku berjaga jaga agar hatiku tidak merasakan patah lagi karena disia-siakan.

"Cappucino dua yah" seorang laki-laki menyadarkan aku dari lamunanku. Kuliat sekilas dia lumayan tampan, kemudian kuliat di sebelah kirinya seorang perempuan yang sepertinya kami seumuran. Aku berfikir mungkin itu pacarnya

"Ada lagi kak ?" Tanyaku dan dijawab gelengan kepala olehnya

"Totalnya 60k kak" kataku kemudian dia terlihat mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku celananya

"Ya udah ditunggu yah kak. Terimakasih" ucapku ramah dan tanpa berkata apa-apa dia melenggang meninggalkanku di meja kasir. Aku hanya terdiam mendapat respon demikian dari pelanggan. Itu bukan pertama kalinya aku diacuhkan oleh mereka.

"Dil, capuccino dua yah" kata aku pada rekan kerjaku, Adil

Siang itu cafe lumayan sepi, hanya ada beberapa pelanggan yang terlihat sibuk dengan aktifitas mereka. Kuliat laki-laki yang baru baru memesan minuman dia memilih duduk di bagian pojok cafe dan sibuk dengan ponsel di tangannya. Perempuan tadi terlihat duduk di depannya dan juga sibuk dengan ponselnya. Mungkin mereka sedang bertengkar pikirku

Hari ini berjalan lancar dan tanpa terasa jam telah menunjukkan pukul 11 malam, waktunya pulang, aku mulai bergegas membersihkan cafe bersama rekanku Adil kemudian ke parkiran dan menuju motorku. Hari ini lumayan melelahkan, tak lama aku sampai di kosan dan tanpa berfikir panjang aku langsung menjatuhkan tubuhku ke kasur. Ah, betapa nikmatnya merasakan tubuh terbaring setelah lelah seharian. Aku kemudian mengecek ponsel ku, melihat beberapa notifikasi yang masuk. Tak ada hal yang penting.

****

Beberapa hari telah berlalu sejak aku mendaftar menjadi volunteer di sebuah event dan melalui beberapa tahap seleksi. Aku dan Raina terpilih menjadi volunteer pada event ini dan sore  ini kami akan mengadakan rapat untuk pertama kalinya setelah melalui tahap seleksi. Aku dan Raina memutuskan untuk menggunakan motorku saja ke lokasi rapatnya mengingat aku juga tidak ada shift hari ini. Aku bekerja di cafe itu juga tidak masuk setiap hari mengingat aku hanya memilih part-time sehingga aku hanya akan masuk bekerja saat aku dipanggil jika ada yang tidak masuk pada hari itu.

Kami sampai di lokasi rapat yang  diadakan di salah satu cafe di kota ini. Mataku langsung tertuju pada laki-laki yang sedang duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Bukankah dia laki-laki yang tempo hari datang ke tempatku bekerja. Iya. Laki-laki yang memesana capuccino hari itu tapi dia sendirian tidak bersama perempuan yang menjadi pacarnya hari itu.

"Kita mulai rapatnya sekarang aja yah karena udah lengkap. Kalian udah liat juga event yang akan kita adakan itu seperti apa jadi di rapat kita yang pertama ini mungkin kita perkenalan dulu kali yah biar kita juga saling mengenal tapi jangan sampe sayang sih apalagi kalo udah punya pasangan. Jadi perkenalkan aku Boby, yang merupakan salah satu pengusul kegiatan ini. Jadi nanti ke depannya kita akan bekerjasama, jadi mohon kerjasamanya teman-teman biar acaranya berjalan dengan sukses"

"Mungkin perkenalannya dimulai sama cowok yang disana dulu" kata Boby sambil tangannya mengarah kepada laki-laki di cafe hari itu. Kulihat dia langsung berdiri dan semua mata langsung fokus padanya

"Hai, aku Afnan Dharmendra. Bisa dipanggil Afnan" katanya singkat kemudian kembali duduk di kursinya. Perkenalan diri itu mulai berjalan dan kami mulai memperkenalkan diri masing-masing. Saat itu juga aku langsung tahu bahwa dia laki-laki yang datang ke tempatku bekerja hari itu, Afnan Dharmendra itu adalah salah satu anggota volunteer pada kegiatan yang akan aku ikuti dan seharusnya aku sadar dan mengundurkan diri saja hari itu hingga aku tak perlu bertemu dan mengenal siapa Afnan Dharmendra

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

feelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang