Chapter 5 : Gifts

9 0 0
                                    

Hyejin Pov.

Bel apartemenku terdengar berdenting sedari tadi, aku mengintip melalui intercom untuk mengetahui siapa yang datang, terlihat Jeon Aera didepan pintu apartemenku dengan beberapa kantung belanja yang memenuhi kedua tangannya, tanpa sadar aku tersenyum melihat
sahabatku itu melalui layar intercom.

Aku membuka pintu, terlihat wajahnya murung dan matanya agak sembab, pasti gadis ini sudah mengeluarkan air mata di beberapa jam yang lalu tebak hatiku.

"Masuklah Aera, keadaanmu sepertinya tidak baik baik saja," Tebakku seraya mengambil beberapa kantung belanja dari tangannya, mari kita lihat nanti apa saja yang baru saja dibeli oleh gadis bermarga Jeon ini.

Aera menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamuku yang empuk, wajah cantiknya tertekuk rapi, aku menaruh barang barang yang dibawanya tadi.

" Kau ingin kopi?" tawarku padanya.

" Tidak Hye, aku--," kalimat gadis ini menggantung, tak berapa lama terdengarlah tangisan diruang tamu ini, aku lagi lagi menghela nafas, pasti ia dan pacarnya yang bernama Lee Jihoon itu bertengkar lagi.

" Aera-yaa, kau menangis lagi sekarang apa karena Jihoon?"

Aku memberanikan diri untuk bertanya.

" Hyejin-aa, bolehkah aku menginap malam ini disini? aku tidak ingin pulang ke apartemenku, pasti Jihoon akan mencariku malam ini."

" Silakan kalau kau ingin menginap disini tapi menurutku, ketika ia tak menemukanmu di apartemenmu, maka ia akan datang ketempat ini, apapun masalahnya menurutku kalian selesaikanlah berdua, secara dewasa, karena kalian bukan anak kecil lagi."

" Menjadi sepertimu terlihat lebih menyenangkan, tidak punya kekasih, tapi dijodohkan dengan seorang pria mapan, tampan dan kaya."

Aku hanya tersenyum, Aera tidak tahu kalau aku memiliki hubungan yang rumit bersama Namjoon, aku tidak pernah menceritakan apapun pada Aera sekalipun ia adalah sahabatku.

"  Jihoon--, dia--," bicara Aera terbata bata."

Aku masih memandangi sahabatku dengan datar.

" Hyejin-aa"  Jangan memandangku seperti itu, gadis bermarga Jeon ini mulai merengek layaknya anak kecil.

" Kalau kau tidak bisa bercerita padaku tentang hal yang membuat kalian bertengkar, aku memahaminya. Kau ingin menginap? kamar tamuku selalu kosong, kau bisa menggunakannya.

" Teirmakasih, kau memang sahabat yang baik Kim Hyejin." gadis Jeon memelukku.

" Tenangkanlah dirimu, kalau nanti Jihoon datang, aku akan menghajarnya," ucapku seraya mengacungkan tinju ke udara.

Jeon Aera tertawa melihat tingkahku, setidaknya ia terhibur. Kadang aku berpikir, kenapa teman temanku yang memilih berkencan dan memutuskan untuk mempunyai sebuah komitmen, awalnya hidup mereka terasa indah, hari hari mereka lebih berwarna, setiap hari seperti menyenangkan, tapi seiring waktu berjalan, perasaan mulai memudar, akan ada banyak konflik, ketidaksamaan pemikiran satu sama lain dan berakhir dengan pengkhianatan dan memunculkan luka dalam.

Mengingat hubunganku dengan Kim Namjoon, hubungan yang aneh tapi menyenangkan, aku bahkan tidak bisa memastikan apakah salah satu dari kami akan merasakan perasaan yang lain selain dari rasa ingin bercinta, mengingat laki laki yang mempunyai lubang di pipi itu tanpa sadar membuatku tersenyum.

" Kau kenapa tersenyum Hye?"

Pertanyaan Aera menyadarkanku dari lamunan.

"Tidak, aku hanya teringat sesuatu yang lucu," Elakku sambil bangkit dari tempatku duduk kemudian melangkah kearah dapur.

DANGEROUS ZONE ( SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang