6. Gengsi

422 55 1
                                    

Gadis itu duduk bersandar seraya menatap kosong didepannya. Ia masih saja terngiang-ngiang ucapan kakak sepupunya beberapa hari yang lalu.

Flashback

Kedua alis Salsa sukses menggantung, ia menatap berang Indah, kakak sepupunya itu. Ia tak bisa langsung berspekulasi sama seperti gadis dihadapannya itu.

"Kakak liat kak Fidel bareng cewek lain?" tanya Salsa.

"Enggak," sahutnya singkat.

Lho? Salsa melempar tatapan bingung kepada kakak sepupunya itu. "Trus, maksud kakak bilang kak Fidel tadi?"

"Aku dikasih tau sama orang." jawab Indah serius. "Kakak mohon sama kamu ya, Sa. Jangan berhubungan sama orang yang gak menghargai kamu," tuntasnya.

Salsa menggeleng kepalanya sembari menghela napasnya pelan. "Ya ampun, kak. Kirain beneran." kekehnya.

"Kakak ngomong yang sebenarnya, Sa." papar Indah. "Info yang kakak terima ini beneran, Sa. Kalo bohong, kakak gak bakal bilang sama kamu," sambungnya.

Salsa terdiam sejenak, "kakak punya bukti?"

Indah sama sekali tak bisa berucap, ia menggeleng kepalanya pelan.

"Tuh, bukti aja gak ada," dengus Salsa.

"Tapi, 'kan-," ucapan Indah terpotong oleh Salsa.

"Kakak, kalo omongan orang jangan didengerin. Apalagi dia cuman modal bilang aja tapi gak ada bukti, berarti itu gak benar yang dibilanginnya." lirih Salsa lembut.

Indah benar-benar kehilangan kata-kata yang sudah ia susun dari tadi, bagaimana cara ia meyakinkan adik sepupunya ini, pikirnya.

"Oke, kalo kamu gak percaya sama kakak enggak papa. Tapi, kakak minta sama kamu, setidaknya kamu cari faktanya sendiri, biar kamu percaya apa yang kakak bilang hari ini," jelas Indah.

"Dan satu lagi yang kamu tau, Sa." tambah Indah. "Yang bilang tentang Fidel sendiri itu anak basket," tuntasnya.

"Sejak kapan kakak punya kenalan anak basket?" sela Salsa.

Seketika Indah terdiam, yang tadinya ia menjelaskan dengan terang pada Salsa, tiba-tiba tak bergeming. Ia juga merasa sedikit kaku. "Iy-iya ada," selorohnya.

Salsa menatap heran kakak sepupunya dihadapannya ini.

"Po-pokoknya, kamu cari tau aja kalo gak percaya sama yang kakak bilangin," tegasnya.

Flashoff

Obrolannya dengan kakak sepupunya beberapa hari lalu bener-bener membuat Salsa penuh pertanyaan. Siapakah anak basket yang dimaksudkan kak Indah padanya?

Ia juga memikirkan, jika ucapan kak Indah benar, maka Fidel pasti sudah menunjukkan sikap aneh padanya. Namun, ia sama sekali tak pernah merasakan kalau Fidel kekasihnya itu bersikap aneh padanya. Atau mungkin ia terlewat?

Ia menghirup udara didalam kuat dan ia hembus pelan, ia memainkan jemarinya cemas.

Hal yang dilakukan Salsa, disadari oleh laki-laki disebelahnya yang berada dibangku pengemudi. "Salsa, kamu gak papa 'kan?" tanyanya khawatir.

Seketika lamunan Salsa pecah, dengan segera ia menoleh kearah orang disebelahnya itu. "Enggak papa kok, kak," jawabnya.

Fidel menatap tak percaya pada Salsa. "Beneran gak ada apa-apa?" ulangnya.

Salsa tertawa pelan, "gak ada, ayok jalan." Ia memperlihatkan senyum tipisnya.

Fidel mengangguk paham, ia pun melajukan kendaraan roda empatnya dengan kecepatan sedang menuju perjalanan pulang.

𝐈𝐍𝐓𝐎 𝐘𝐎𝐔 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang