-09-

2.7K 168 19
                                    

Satu minggu sudah terlewati sejak kejadian Haruto terluka di hutan enywa, dan sejak saat itu juga keadaan Junkyu sangat mengenaskan meringkuk di kasurnya.

Junkyu mengusak rambutnya yang berantakan. Matanya memerah dan sembab karena tadi malam ia menghabiskan waktunya utnuk mengeluarkan zat racun bernama cinta yang di ekspresikan melalui air mata.

Yang jelas, ia menangis semalaman.

Junkyu merasa hancur, terluka, kesal, kecewa, dan terhina.

Ia merasa dipermalukan karena telah dicampakan tepat setelah dia menerima lamaran Haruto.

Dasar bajingan tengik. Kurang ajar. Bedebah sialan!

Junkyu pikir, apa yang dilihatnya di rumah sakit itu hanyalah sebuah halusinasi, hingga kemudian Haruto sembuh dan kembali bersekolah. Omega dari keluarga Kim itu menyadari, bahwa Watanabe Haruto mengabaikannya.

Mengabaikannya selama berhari-hari, bertatap wajah atau mempertemukan mata pun tidak. Dia seolah-olah membuang Junkyu jauh-jauh dari kehidupannya.

Dahulu, meskipun mereka adalah rival dan bermusuhan mereka akan saling berkomunikasi pada saat bertemu, bahkan meski itu hanya untuk memprovokasi satu sama lain. Tapi sekarang, bahkan untuk saling mempertemukan wajah pun tidak.

Pemuda Kim itu menahan napasnya canggung saat tubuh tingginya memasuki ruangan kelas. Ia berjalan pelan kearah kursinya. Dalam hati berharap bahwa dia tidak bertemu dengan Seiji.

Seiji.

Setelah Haruto melamarnya ia jadi begitu senang. Senyumnya selalu sumringah setiap saat, setiap hari Seiji akan membuatkan dua buah bekal, satunya untuk Haruto calon suaminya yang sekarang tidak pernah lagi menolak bekalnya dab bekal yang lainnya diberikan untuk Junkyu, Seiji bilang itu sebagai ucapan terima kasih karena Junkyu sudah menyelamatkan Haruto beberapa hari yang lalu.

Sekalian juga karena Junkyu turut ambil bagian pada proses pendekatan antara Seiji dan Haruto.

"Haaah" Junkyu menghela napas karena ia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Seiji. Karena semakin lama ia jadi semakin membenci omega cantik itu.

Tapi itu tidak mungkin karena mereka duduk disatu meja yang sama.

"A- Junkyu, selamat pagi."

Junkyu menarik otot bibirnya dengan susah payah. Hampir gagal, "se-selamat pagi Sei." Seiji menggulum senyumnya melihat penampilan Junkyu yang berantakan. Pipinya memerah seperti buah persik matang, dan rambutnya tertiup angin dari jendela di samping mereka.

Sialan! Dia cantik sekali.

dan Junkyu di sini terlihat seperti kotoran ikan paus.

KRIETTT!

Mata Junkyu bergerak cepat ke arah pintu kelas. Ada Haruto di sana. Dengan wajahnya yang tampan dan aura dinginnya yang biasa. Junkyu menelan ludah gugup saat suara langkah pemuda bermarga Watanabe itu mendekat ke arahnya.

Biasanya, saat Junkyu melihat Haruto ia akan merasa kesal dan menatap Haruto dengan sengit. Tapi kali ini berbeda ia malah merasa gugup.

Lalu kemudian, Haruto melewati punggungnya begitu saja tanpa suara, namun anginnya benar-benar membuat bulu kuduk Junkyu berdiri. Junkyu mengigit bibirnya, Haruto tidak sedikitpun membuat kontak dengannya. Hatinya berdenyut sakit menyadari itu.

Junkyu menutup matanya, merasakan nyeri menjalar melalui tengkuknya. Rasa tidak nyaman itu muncul dari tanda mate yang dibuat oleh Haruto.

Kembali, tanda mate itu menyakiti Junkyu.

****


Haruto menaruh tasnya di kursi dan membelakangi Junkyu. Tangannya naik meremas dadanya seraya menarik napasnya yang sedikit sesak. Alpha itu melirik Junkyu yang nampak berantakan.

You Are not an Alpha | Harukyu  [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang