5. Teka-teki

40 8 2
                                    

Haiii semuanyaaa
Kembali lagi sama aku Byya/fral.
Gimana sama cerita sebelumnya? Bosenin kah? Bentarr baru mau masuk ke intinya, so jangan setengah jalan yaa bacanyaa.

Oke langsung aja

Makasih semuanya... Happy reading 🥰

⭐⭐⭐⭐

"Maaf banget gua cuman nemuin ini," Zeeshan menyimpan sebuah gitar listrik di meja dengan wajah yang cengengesan.

"Lah Shan, ngapain lo bawa gitar? Apa hubungannya coba?" balas Sakya.

"Ehh, tunggu dulu. Itu di belakangnya ada kertas," Zeeshan mengeluarkan kertas yang dilipat beberapa kali, dan membukanya.

"Ada 9, kita juga bersembilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada 9, kita juga bersembilan. Salahkah saya mengambil ini?" tanya Zeeshan dengan wajah yang lawak.

"Iyaa dehh iyaa Shan, kita kumpulin aja dulu," jawab Daniel dengan tawanya.

"Btw gua dapet remote ini. Tadi pas gua coba pencet, lampunya langsung kelap-kelip. Gatau ini remote apa, mungkin aja bisa bantu," lanjut Daniel dan langsung diangguki yang lain.

"Ehh, tadi gua di sana nemuin layar gede dan emang tiba-tiba nyala trus mati lagi. Mungkin itu pas lo pencet tombol di remotenya gasi?" timpal Hayden.

"Nah bisa tuu kak, kayaknya emang berhubungan deh," kata Daniel mengiyakan ucapan Hayden.

Liam mengangkat sebuah handphone, "Gua nemu ini, hp kita semua ga ada sinyal kan? Dan di hp ini ada, tapi...." Liam terdiam beberapa saat lalu menatap seluruh wajah mereka 1 persatu dan berhenti di Sakya.

"Tapi apa kak? Kenapa lo berhenti di gua? Kan jadi takut gua," ucap Sakya dengan wajah yang kaget sekaligus bingung karena Liam menatapnya.

"Di hp ini ga ada apa-apa selain nama kontak lo."

"Hah? Kok gua? Apa hubungannya sama gua?"

"Liat dulu Sak, nomor lu bukan?" suruh Zeeshan agar Sakya tidak panik sendiri dan membuat yang lain salah paham. Sakya pun sedikit maju untuk melihat nomor yang tertera di hp itu.

"Lah iya, itu nomor gua."

"Coba telpon aja Li!" ucap Hayden, Liam pun langsung menekan nomor tersebut berbarengan dengan Sakya yang mengeluarkan hpnya dari saku celana.
Tapi beberapa detik berlalu hp di tangan Liam masih berdering sementara hp Sakya sendiri tidak ada tanda-tanda yang menelepon sama sekali.

"Lah tapi di hpnya Sakya ga ada yang nelpon sama sekali," ucap Galiel yang tepat di samping Sakya.

Tidak lama tanda berdering itu berubah menjadi angka yang terus bertambah, tanda sudah diangkat. Padahal hp Sakya masih seperti awal, pada awalnya tidak ada suara apapun dari nomor yang dihubungi. Tetapi beberapa detik kemudian tiba-tiba ada suara EKG monitor atau alat untuk merekam aktivitas listrik jantung yang biasa ada di rumah sakit.

SEVEN CONSTELLATIONS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang