Prolog

33 5 0
                                    

Warning⚠
Saya sebagai author tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun.
Murni karangan Author.
Anti copy/jiplak karya author.
Wajib vote and coment, biar author bisa masukan dari para Readers untuk perkembangan alur kedepan, dan mungkin beberapa spoiler jika ada yang bertanya.
Semoga enjoy bacanya semua (≡^∇^≡).

-----

Dikota A
Pukul 22.57 waktu setempat.
Terdapat seorang pria cantik yaitu Kenan, tampak kenan baru keluar dari minimarket untuk membeli beberapa kebutuhan dapur.

Kenan sudah 3 Minggu bercerai dengan sang suami yang bernama Jeffrey, Kenan bercerai hanya karna Jeffrey merasa jijik kepadanya karna Kenan memiliki rahim walau Kenan laki-laki. Walau begitu selama 22 tahun pernikahan mereka memiliki 4 anak, salah satunya memiliki rahim sama seperti Kenan.

"Hah... Kenapa hidup ku berat sekali... " Gumam Kenan pasrah akan keadaan yang menimpanya selama ini.

"Mungkin jika aku bisa mengulang waktu, aku akan bertindak tegas dan tidak pasrah menerima keadaan " kini penyesalan terus menghantui Kenan dengan bayang-bayangan masa lalunya.

"Itu tidak akan mungkin Kenan berhentilah ber ucap hal-hal yang tidak jelas " ucap Kenan menyadarkannya dari penyesalannya.

Tanpa sengaja Kenan melihat ke arah sebrang jalan melihat putra ke dua nya yang bernama Jaen tengah menyebrang tanpa melihat truk yang akan menabraknya. Kenan yang tak ingin merasakan gagal ke-dua kalinya menjadi ibu langsung berlari dan mendorong Jean dengan kuat. Jean pun terkejut saat merasa dirinya di dorong kuat, tak lama Jean mendengar suara benturan yang begitu keras di iringi jeritan orang-orang sekitar dan darah di sekitar jalan.

Jean terdiam membeku melihat sang ibu yang telah melahirkannya tertabrak truk di depan matanya demi menyelamatkannya.

"Bu-Buna... " lirih Jean yang masih dalam ke adaan shok.

Jean langsung berlari ke arah kerumunan orang yang mengerumuni Kenan yang sedang sengkarat.

"Buna... Kenapa Buna mengorbankan diri... Padahal Jean selalu jahat kepada Buna.. " ucap Jean lirih di iring isak tangis Jean pilu memegang tangan sang Buna yang penuh bersimbah darah.

Kenan memegang pipi tirus Jean.

"A-pa pun a-kan bu-Buna lak-kukan un-tuk a-nak Bu-na.. Ma-af kan Bu-na te-lah me-ngece-wakan ka-lian Bu-na pa-mit, sam-pai jum-pa... " ucap kenan lirih untuk terakhir kalinya, tangan kenan perlahan jatuh dari pipi Jean.

"Bun!! Buna bangun Bun.. Maafin Jean... Jean jahat sama Buna selama ini... Maafin Jean Bun... Ayo bangun Bun... " isak tangis Jean sudah benar-benar pecah di saat itu juga.

Tak lama ambulance datang membawa kenan ke rumah sakit.

Kini Jean tengah duduk di kursi tunggu sambil berusaha menghubungi 3 saudaranya yang lain beserta Daddy nya.

"Dad... Kerumah sakit sekarang.. " Jean langsung mematikan sepihak telpon dari sang Daddy.

"Abang.. Adek ke rumah sakit sekarang "  Jean juga mematikan sepihak telpon adik dan abangnya.

Jean kini hanya bisa berdoa agar Buna nya bisa terselamatkan.

Tak lama sang Daddy dan ketiga saudaranya sudah datang dan berada di dekat Jean.

"Ada apa Jean siapa yang sakit!! " tanya Sang Daddy (Jeffrey) kawatir.

Jean hanya diam dan melamun menatap pintu ruang operasi sang Buna yang belum juga terbuka.

15 menit berlalu

Tak lama seorang dokter keluar dari ruang operasi.

"Maaf Tuan Jean pasien benar-benar tidak bisa di selamatkan lagi. Kenandra Theodore 15 Februari 20xx dinyatakan meninggal dunia " ucap sang dokter kepada Jean.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝘉𝘶𝘯𝘢 [𝘉𝘹𝘉]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang