Part 9

462 78 15
                                    

Keesokan hari, langit yg sudah mulai gelap menjadi waktu yg tepat untuk seorang gadis cantik yg tidak lain adalah Marshanda Helia Celestyn. Kini gadis itu sedang duduk bersama kekasihnya yg tidak lain adalah Zean Alby Alister di tepi pantai dengan api unggun yg menyala dihadapan keduanya. Posisi keduanya kini duduk diatas kap mobil milik Zean.

Mata mereka tertuju kearah langit malam yg dipenuhi bintang yg begitu indah hingga tak lama jari Zean menunjuk kearah salah satu bintang.

"Bagaimana dengan yg disebelah sana?" Tunjuk Zean kearah rasi bintang

"Yang itu bernama rasi bintang Altair" Marsha menjawab dengan penuh percaya diri. "Itu jauhnya 16 tahun cahaya, itu artinya cahaya yg kita lihat sekarang terbentuk saat kita berumur 2 tahun"

Senyuman diwajah Zean mengembang sesaat tetapi tak lama kemudian senyuman itu sirna dengan pandangan laki laki tampan satu ini menatap kosong kearah hamparan air laut yg ada di tepi pantai tersebut.

"Kamu baik-baik aja?" Tanya Marsha khawatir

Zean menghela nafas sejenak. "Pelatih kampus harvard menghubungi rumahku kapan hari"

"Benarkah?"

"Ya, kurasa salah satu perenang handal mereka pindah dan ada kesempatan untukku"

Marsha sedikit shock mendengarnya. "Wow, itu sangat gila. Kamu mungkin bisa dapatkan posisimu kembali kan?"

"Secara teknis, iya. Ada kompetisi besar yg diadakan bulan depan dan pelatih dari harvard akan datang buat melihat–" Zean sedikit menjeda kalimatnya. "Aku sudah harus bugar sebelum kompetisi itu digelar dan itu mustahil, lalu aku juga harus berenang dengan waktu terbaikku untuk menunjukkan jika aku memang sudah pul–.."

"Kamu bisa lakukan itu" Sela Marsha menatap wajah tampan Zean, laki laki itu membalasnya dengan senyuman hangat.

Tak lama Marsha merubah sedikit posisinya untuk mencari posisi ternyaman menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya itu. Zean menempatkan posisi kepala Marsha diposisi ternyaman nya.

"Ada alasan lain buat aku tetap disini tahun depan" Ujar Zean

Marsha tak menanggapi, mata gadis itu terpejam seolah sedang memikirkan sesuatu sembari menerima kehangatan dari sandaran bahu kekasihnya itu.

"Sha, aku mau mengajakmu kencan sebenarnya besok" Kata Zean

"Oke, dan kamu juga harus bertemu ayahku" Balas Marsha sedikit tak enak

"Oke, aku bakal ketemu sama ayah kamu besok. Jam 6 tepat tanpa telat?"

Marsha mengangguk mantap, dahi keduanya menyatu sempurna hingga ciuman mesra tercipta ketika bibir keduanya menyatu. Langit malam dan deru ombak laut mendukung momen mesra dua sejoli yg kini sedang dimabuk asmara itu.

°oOo°

Esok hari sesuai dengan janji Zean kepada Marsha untuk mengajak kekasihnya itu berkencan, kini laki laki tampan itu sedang berada dikediaman Marsha duduk di sofa ruang tamu bersama ayah dari Marsha yaitu Oniel.

Zean merasa gugup bukan main, karena selama ia menjalin hubungan dengan Marsha baru pertama kali ini dirinya bertatapan dengan ayah kekasihnya. Zean menyatukan kedua tangannya begitu erat sembari berdoa didalam hatinya semoga kondisi yg menurutnya mencekam ini segera berakhir.

"Kenapa kamu tidak duduk lebih dekat, zoey?"

"N-namaku zean"

"Zean? Saya tidak tahu itu" Ujar Oniel seraya tertawa ringan

Zean akhirnya berpindah posisi duduk sedikit dekat dengan Oniel.

"Itu panggilanmu? Zean? Bukan zoey, zoe atau z-oey?"

Midnight Sun's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang