Ishakan menyalakan tembakaunya dan menaruhnya di antara bibirnya, dia menjadi tenang setelah itu. Dia memiliki kekosongan di hatinya setelah kematian Leah. Di saat seperti ini, nalurinya akan muncul sehingga dia perlu menenangkan diri.
Dia menyeringai mendengar langkah kaki mendekat, dia bisa menebak siapa itu. Tentu saja istrinya, tidak ada seorang pun di istana ini yang berani menerobos masuk ke kamarnya kecuali dia.
Shintya memasuki ruangan tempat Ishakan mengenakan pakaiannya untuk menghadiri perjamuan istana, tubuhnya yang tinggi dan berotot terlihat jelas saat pelayannya mengancingkan jubahnya.
Mata emas tajam Ishakan beralih ke arahnya. "Kamu butuh sesuatu, ratuku?" dia bertanya dengan suaranya yang serak dan dalam.
Aku memberi isyarat kepada pelayan untuk meninggalkan kami sendirian, pelayan itu mengerti dan membungkuk hormat sebelum pergi. Aku mendekat dan melanjutkan mengancingkan baju Ishakan
"Kamu merindukan Leah lagi?" Ucapku dengan tenang tanpa rasa cemburu sedikitpun
Ishakan memperhatikanmu diam saat kamu melanjutkan pekerjaan yang belum selesai, mata emasnya terfokus padamu. Dia menghembuskan asap dari bibirnya.
Dia terkejut dengan ketenanganmu seperti biasanya. Tidak ada kecemburuan di mata dan nada bicaramu saat kamu menyebut namanya. Hati Ishakan sakit, bagaimana mungkin dia tidak merindukannya?
"Selalu." Responnya dengan singkat dan lugas, tidak menyangkalnya.
Aku tersenyum dan mengusap bahunya sejenak "Aku sudah menyiapkan beberapa perbekalan. Pergilah ke makam Leah setelah pesta ini. Kamu mau pergi, kan?"
Ishakan merasakan sentuhan lembut tanganmu di bahunya, dia tahu kamu memahami rasa sakitnya. Hatinya dipenuhi rasa terima kasih kepadanya. Ishakan mengangguk sekali sebagai tanda setuju.
"Ya, aku akan pergi. Terima kasih."
Aku tersenyum dan mengangguk sebelum meninggalkan Ishakan, pelayan itu kembali masuk ke kamar Ishakan dan mendandaninya lagi.
Langkah kakiku berjalan melewati anak tangga, dengan hati hati aku menatap bangsawan yang sedang di aula. Mereka tersenyum menatapku dan ada juga yang asik mengobrolkan desas desus kerajaan lain.
Ketika sampai di kerumunan bangsawan, aku berbaur dengan bangsawan. Membicarakan hal ringan dan bersenda gurau.
Sekilas pandanganku mendapatkan Bleon, Bleon De Hestia. Adikku yang menginginkan diriku sejak awal, tak peduli kami yang memiliki darah yang sama bahkan sedarah. Ia memiliki sifat yang pemarah Bahkan kasar pada Shintya.
Bleon tau benar bahwa ishakan tidak mencintai Shintya bahkan tidak memperdulikan Shintya, ia bersikeras untuk menyakinkan namun tetap saja Shintya bertahan dengan alasan 'Mau bagaimanapun ishakan adalah suaminya.'
Bleon mendekat kearahku dan memecah kerumunan bangsawan yang ku ajak bicara.
Disisi lain, Ishakan terus berpakaian dengan bantuan pelayannya. Mau tak mau dia merasakan sedikit kejengkelan saat mengingat percakapanmu tentang Leah tadi. Dia tahu kamu hanya berusaha untuk mengerti.
Suara shintya terdengar saat mengobrol dengan orang lain di bawah. Dia meluangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri, mencoba mengesampingkan rasa sakit di hatinya sejenak.
Ishakan melihat sosok familiar mendekatimu, Bleon.
"Aku masih ada urusan, permisi." Ujarku pada bleon
Seringai Bleon melebar saat dia menghalangi jalanmu, menolak melepaskanmu. Dia tidak peduli dengan alasan shintya atau fakta bahwa Anda memiliki sesuatu untuk dilakukan.
"Oh, kamu selalu sibuk," katanya mengejek. "Selalu punya waktu untuk semua orang kecuali saudaramu sendiri."
Aku tertegun menatap bleon, aku menatapnya dengan tatapan rileks "kenapa kau berada disini?"
"Kenapa?" Langkah kakinya mendekat kearahku "Semenjak kau menikah dengan ishakan, bukankah harta kekayaan estia dan kurkan menjadi satu? Apakah ratu kurkan yang kedua ini lupa?"
Aku terbelalak terkejut mendengarkan kalimat terakhir Bleon, sangking terkejutnya aku mundur membuat Bleon Tersenyum puas menatapku.
"Ada apa ratu kurkan? Kau lupa aku juga tinggal disini?"
"Tidak."
"RAJA ISHAKAN MEMASUKI AULA KERAJAAN" Teriakan prajurit di dekat pintu membuat kami semua menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT | Marriage based on old love
Teen FictionDi dalam pernikahan seharusnya memiliki cinta dan kasih sayang, namun tidak dengan ishakan dan Shintya. ishakan masih mencintai Leah, mendiang istrinya pertama sedangkan Shintya yang terbiasa dengan sifat ishakan yang selalu merindukan Leah. tanpa c...