13| Ru, Ri, you guys are dating?

1K 123 20
                                    

Dan, salah satu momen indah yang terjadi tidak sengaja, memang sangat manis untuk dikenang.

Ketika suatu hari, entah kesengajaan apa yang memberikan Ruka kesempatan bisa pulang kampus bersama Ritha.

Keadaan sungguh mendukung, sejak dari kampus hanya berdua hingga sampai di rumah Ritha pun, keadaan rumah itu lumayan sepi. Tuan Manoban beserta putra-putranya sepertinya belum pulang. Hanya ada celotehan seorang gadis kecil kepang dua yang merupakan keponakan Ritha.

Sampai suara panggilan mengusik Ruka yang sedang menunggu Ritha berganti pakaian di sofa ruang tamu. Rencananya Ruka akan mengajak Ritha jalan-jalan keluar, mumpung ada kesempatan.

“Yi ...”

Leher Ruka secara otomatis memutar ke sebelah kanan. Tidak ada Ritha. Terlambat baginya untuk menyadari bahwa yang berbicara barusan adalah Pasha, keponakan Ritha yang berumur tiga tahun, yang sedang dititipkan kepada asisten rumah Ritha.

“Yi ..., Om Lu? Yi...”

“Dia nyuruh kamu berdiri, Den.” Ujar Bu Asmi, asisten rumah Ritha sambil terkekeh.

“Yi ..., jan tutuk!”

“Oh. Iya, iya. Ini Om berdiri, ya.”

Ruka berdiri dengan canggung. Masalahnya, Pasha kelihatan kecil sekali, hanya sepaha Ruka. Namun, anak kecil itu dengan sok mendorong-dorong kaki Ruka untuk mundur sebelum dia berdiri dalam jarak dua meter di depan manusia sipit yang satu itu.

“Acha mau nembak montai! Yay, jatuh! Yay, mati montainya! Om Lu jadi montai, ya?”

“Om Ruka jadi monster? Pasha jadi apa, dong?”

“Acha jadi Namen But!”

“Huh, kamu bilang apa?”

“Ultraman Ribut.” Sahut Bu Asmi, penerjemah bahasa bayi.

Ruka tertawa lebar.

“Tendanyan hayiyintai! Doiii!”

Ruka kemudian jatuh dengan dramatis, berguling-guling di lantai sambil memegangi dada, membuat Pasha tertawa-tawa kesenangan. Setiap kali Ruka hendak bangkit, tiap kali itu pula Pasha menembakkan tendangan hayiyintai-nya dan Ruka akan berguling-guling lagi, dan Pasha tertawa-tawa lagi.

Ruka kehabisan napas, kehabisan tawa, dengan penampilan yang sudah tidak layak ketika Ritha muncul menghampiri.

Ritha berhenti tak jauh dari mereka. Rambutnya tergerai menawan, bibirnya terpulas ranum begitu manis. Cantik. Dia juga memakai baju putih dilapisi sweater biru malam dan jins biru cerah. Seperti janjian, mereka biru-biru. Itulah alasan Ritha meminta waktu untuk berganti pakaian!

“Eh, Ri!” Ruka buru-buru mendorong sikunya untuk bangun. Lalu dengan refleks membenarkan model rambutnya yang berantakan. “Udah siap?”

Ketika Ritha hanya mengangguk, ada kecanggungan yang kental di udara yang tidak bisa Ruka abaikan. Jelas, dia dapat merasakan sepasang mata mengawasi mereka.

“Berangkat sekarang?”

“Ehem... mau nge-date ya Neng Ritha sama Aden ganteng ini?” Bu Asmi menggoyang-goyangkan alis sambil tersenyum jahil ke arah anak majikannya.

Mendengkus, Ritha hendak meraih tas selempangnya yang tadi dia taruh di sofa. Namun sebelum dia beranjak, Pasha telah memeluk kakinya. “Yiyi mau mana?”

“Yiyi mau pergi bentar.” Ritha menunduk, menawarkan senyum kepada si kecil menggemaskan Pasha. “Pasha baik-baik ya sama Bu Asmi.”

“Ituuutttt!”

ToGetHer | RuPha [ABANDONED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang