Prolog

29 5 3
                                    

"Makasih ya Kak, udah anterin gue."

Ucapan terimakasih Fabio sematkan pada Bintang, seseorang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya, sekaligus ketua dari keluarga keduanya 'Black Lion'. Bintang senang sekali mengantarkan Fabio pergi ke tempat lesnya ini. Ia sangat peduli dengan Fabio tentang hal-hal seperti ini, karena ia sangat menyayangi Fabio.

"Bales jasa gue, pakai belajar yang bener!" ucap Bintang seraya mengacak rambut Fabio yang tingginya sudah mulai melampauinya.

"Iyaa Kak. Lo tenang aja!" hibur Fabio. Bintang kemudian pamit dan melenggang pergi dari area tempat bimbel Fabio.

Masih setia melambaikan tangan pada Bintang yang menjauh, tiba-tiba ada yang merangkulnya. Siapa lagi kalau bukan Birru dan Jehan, sahabatnya di tempat bimbel ini. "Heh, ayo main game bentaran! Masih ada waktu 15 menitan nih sebelum masuk!" ajak Jehan.

Birru mengangguk setuju. "Punya Lo udah update season belum, Fab?"

"Udah nih. Gue jadi turun peringkat banyak banget!" keluh Fabio.

Mereka duduk di salah tempat duduk bermeja bundar yang disediakan dihalaman tempat les mereka. Saat mereka tengah mengobrol dengan santainya, ada sebuah taksi yang berhenti di depan mereka. Dari dalam taksi itu keluar empat orang siswi yang memakai seragam yang sama dengan Birru dan Jehan. Ya, bukan seragam SMA Angkasa, sekolah Fabio. 

Ke empat perempuan itu lantas membayar taksi. Salah satunya langsung mengeluarkan sisi dan menyisir rambutnya. Yang lainnya bercermin dengan pantulan ponselnya. Ada pula yang langsung mengeluarkan bedak dan memoles wajahnya. Ada pula yang merapihkan poni cetar membahananya.

"Kalau Angel and friend udah pada dateng, aura jadi negatif ya?" bisik Jehan pada Birru dan juga Fabio.

Birru dan Fabio menahan tawanya. "Sttttt...."

"Lo kalau ngomong jangan terlalu jujur!" sambung Birru.

"Lo pada jangan ngetawain mereka deh. Bahagianya orang itu beda-beda," sahut Fabio. Ucapan Fabio mengundang tatapan heran bagi Birru dan Jehan. Apakah mereka tidak salah mendengar kalau Fabio baru saja membela Angel dan teman-temannya?

"Buset, ga salah nih lo belain Angel?!" tanya Jehan.

Fabio tertawa kecil. "Iya, bahagianya orang itu beda-beda. Contohnya bahagia kalau dandan badut kayak gitu!" Birru dan Jehan langsung tertawa terpingkal-pingkal.

"Gue sampe kaget, lo belain cewek yang alisnya kayak naga mau berantem hahahaha!" tawa Jehan.

Ditengah-tengah mereka menertawakan Angel dan teman-temannya, Fabio malah menemukan interaksi lainnya yang membuatnya terkagum-kagum. "Makasih makanannya ya kak! Semoga kakak sehat dan cantik terus!" ucap seorang anak dengan karung yang bertengger dibelakang tubuhnya. Mengidentitaskan profesinya sebagai pemulung.

Perempuan di depannya, mengusap rambut anak itu dengan lembutnya. Tanpa ada rasa jijik sedikit pun. Padahal penampilan mereka sangat berbeda. Perempuan itu berkulit putih bersih dengan rambut yang tergerai panjang dan seragam SMA yang rapih.

"Terimakasih kembali. Kamu juga sehat terus yaa?" ucap perempuan itu dengan senyuman indahnya dan mata yang juga ikut tersenyum.

 Kamu juga sehat terus yaa?" ucap perempuan itu dengan senyuman indahnya dan mata yang juga ikut tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fabio terus meratapi interaksi perempuan yang dinilai cantik itu dengan beberapa anak itu. "Wah, ternyata ada ya, cewek zaman sekarang yang gak mentingin soal status sosial dan kecantikan doang," monolog Fabio.

"Ah, lagian dia gak dandan kayak Angel and friend aja udah cantik. Cantik mukanya dan juga hatinya," lanjut Fabio. Tanpa sadar, ia sudah mengakui kalau perempuan itu memang menarik perhatiannya.

Pandangan Fabio sama sekali tidak terlepas dari perempuan itu, sampai perempuan itu masuk ke dalam bimbelnya. Tanpa sadar, sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman. Tulang pipinya juga turut menambah ekspresi salah tingkah Fabio.

Saat perempuan itu sudah tidak terlihat lagi dari pandangannya, Fabio baru menyadari satu hal. "Tunggu! Tadi dia pake seragam Angkasa kan? Bener kan? Dia anak Angkasa?! Eh, dia juga masuk ke dalem! Berarti dia bimbel disini kan? Berarti gue bakal sering ketemu dia kan?" Seketika perasaan bahagia Fabio meningkat drastis.

Hari ini, tepat pukul tiga sore. Fabio berhasil menemukan senyuman terindah lainnya, selain milik mamahnya dan juga kakaknya. Timbul sebuah keinginan dalam hatinya. Keinginan setelah melihat seorang bidadari yang baru saja muncul dihadapannya. 

Keinginan seperti 'Aku akan selalu berlari ke arahmu'

***

Hi! How about my new story?!

Stay tunned setiap senin yaa^_^

Doain aja, semoga aku mampu update cerita ini setiap senin ehe ^_^

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA ❤️

BIAR AKU SEMANGATT ❤️

TERIMAKASIH SUDAH BACA ❤️

SEMOGA SEHAT DAN BAHAGIA SELALU ❤️

RUNNING TO UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang