1.

353 25 6
                                    

Matahari terbit dari timur setelah tenggelam dari barat, angin berhembus membuat daun-daun dari pepohonan di krops pembasmi iblis bergoyang-goyang mengikuti arah angin sepoi-sepoi, burung burung berterbangan diatas bangunan, gagak para hashira tengah berbincang satu sama lain, gagak dari pria kecil bernama Muichiro Tokito tengah bertengkar dengan gagak milik Mitsuri Kanroji, gagak Kanroji yang centil dan anggun, bertolak belakang dengan gagak Tokito yang blak-blakan dengan cara bicaranya yang ceplas ceplos membuat para hashira yang sedang tertidur pulas terganggu. Pemilik gagak itu hanya menyaksikan perdebatan mereka tentang bagaimana cara tampil cantik, gagak Kanroji sangat menentang saran dari gagak Tokito, membuat perselisihan diantara mereka berdua.

Kanroji menghela nafas lelah, ia pusing sebab pertarungan melawan iblis uppermoon dua yaitu Douma yang menyebabkan kepalanya hampir dimakan dan terluka, untung saja Gyoumei sempat menarik lengannya saat sedang lengah, sementara Shinazugawa hampir menjadi iblis kala yang lain sedang sibuk menebas iblis yang lebih lemah dari Douma, ia bertarung mati-matian hingga nichirinnya meleset dan dapat dilempar oleh Douma membuatnya hilang keseimbangan, kerahnya dicengkram kuat oleh Douma, tangannya digores dengan kuku Douma yang tajam, Douma menggigit jari telunjuknya sendiri untuk meneteskan darahnya pada Shinazugawa.

Beruntung Tomioka datang dan langsung menebas tangan kiri Douma, Douma sempat terlempar walau tak jauh dari mereka berdua, Tomioka dengan sigap berdiri diatas Douma yang terkapar sembari mengembalikan tangannya yang putus, Tomioka menghambatnya dengan menusuk dari atas secara acak, beruntung kepala Douma tertancap setelah menghindar beberapa kali, tapi iblis itu masih sempat kabur, Shinazugawa ingin mengejarnya tetapi dihalangi oleh Gyoumei.

Mereka tak terluka parah kecuali Shinazugawa, ialah yang paling lama bertahan melawan iblis peringkat dua itu, luka di tangan, kaki serta perut yang lumayan dalam membuatnya sedikit susah bergerak saat ini. Kagaya Ubuyashiki atau sering dipanggil 'Oyakata-sama' oleh anggota pembasmi iblis sudah menawarkannya agar dapat dirawat dikediaman Kocho atau Wastu kupu-kupu, tapi Shinazugawa menolaknya mentah-mentah karena ia sangat tidak menyukai Kocho bungsu itu.

"Yo, Shinazugawa, sudah mendingan?" Uzui Tengen, pria dengan tampang buayanya tetapi bisa mendapat tiga belahan jiwa sekaligus, Shinazugawa tidak menyukainya karena ia sedikit sombong dan kasar.

Hei Shinazugawa, kau juga begitu bodoh. Shinazugawa memutar bola matanya mendengar pertanyaan konyol itu. "Kau pikir aku lemah?" Tengen tertawa keras mendengar ungkapan dari Shinazugawa, ia bukannya meremehkan, tapi Shinazugawa itu sangat lucu saat sedang marah, karena akan ada asap mengepul keluar dari atas kepalanya bak mesin rusak.

"Ah, kalian berdua, Oyakata-sama menyuruh kita agar datang ke kediaman Ubuyashiki sebentar lagi. Sementara itu aku akan membuatkan Shinazugawa sarapan dan mengganti perbannya" Ucap Kocho dengan senyumnya, bukannya terlihat ramah dimata Shinazugawa, ia malah terlihat sangat seram bahkan melebihi semua iblis yang pernah ia temui. Shinazugawa mendecak kesal, ia sangat tak sudi tubuh indahnya akan disentuh kupu-kupu peracik racun ini. "Tidak bisakah aku menggantinya sendiri?" Mendengar permintaan yang bahkan tak terdengar seperti permohonan itu, Kocho menggeleng sembari menunduk mensejajarkan kepalanya pada kepala Shinazugawa, mengangkat telunjuknya lalu muncul perempatan disisi dahinya.

"Shinazugawa-san, kamu itu sangat ceroboh loh, terakhir kali kau mencoba mengobati lukamu, bukannya sembuh itu malah makin melebar. Kau ingin tidak menebas iblis selama satu minggu lagi?" Benar, dua bulan lalu saat ia terluka parah pasal misi yang ia dapatkan, ada luka dikaki membuatnya sulit berjalan, ia memasang perbannya sendiri tapi naas kuku yang belum ia potong malah menggores luka dalam itu membuatnya semakin lebar, akibatnya ia diberhentikan misi selama satu minggu karena hanya bisa berjalan menggunakan satu kaki dan itu membuat pergerakannya melambat.

Shinazugawa akhirnya menggeleng pasrah, Kocho meninggalkannya, terlihat ia malah masuk ke ruangan Tomioka yang tepat berada disamping ruangan Shinazugawa. Ia menghela napas kasar seperti akan marah kapan saja. "Hm, bukankah itu malah sangat baik? Tubuhmu akan disentuh dan diraba oleh wanita manis, membayangkannya saja sudah membuatku nafsu- Akh!" Rambut putih lembut itu ditarik kasar oleh wanita yang sedari tadi mendengarnya bermonolog, ia tersenyum seram, tangan kanannya menggenggam rambut Tengen sementara tangan kirinya digunakan untuk mengarahkan nichirin keleher Tengen seolah-olah akan menebasnya.

please?.. (sanegiyuu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang