16

37 19 1
                                    

sadewa membutuhkan waktu tiga jam untuk tiba di rumah sakit.

bunda sudah melewati masa kritisnya dan dipindahkan ke ruang rawat beberapa waktu lalu. “kamu ngga perlu masuk.” ucap ayah ketika sadewa hendak membuka’ pintu ruang rawat bunda.

“pulang.”

“ayah pikir dengan adanya pernikahan kamu bakalan berhenti.”

“ternyata sama saja.”

ayah menatap seorang gadis yang berdiri di belakang sang putra.

“kamu harusnya sudah tau kan?” gadis itu hanya menundukkan kepalanya.

“...” pintu ruang rawat bunda dibuka oleh kirana.

gadis itu menatap sadewa, “bunda mau ngomong sesuatu.” ayah memilih menjauh untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu.

meninggalkan keheningan antara kirana dan sadewa serta viena yang masih berdiri di tempatnya.

“mau gue pesenin gojek?” tanya kirana pada viena. “ngga perlu.”

sadewa menatap kirana begitu lekat. “how’s life ki?”

“so much better without you.”

“sorry.” kirana membuka pintu ruang rawat bunda dan meminta sadewa untuk segera masuk ke dalamnya.

🕊

sadewa :
where are you?”

kirana :
“taman depan.”

sadewa :
“tunggu di sana.”

kirana menatap jalanan di hadapannya yang masih sangat ramai meski waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

“dingin ki,” kirana mendongak menatap sadewa. “nanti lo sakit.” laki laki itu melepas jaketnya, dan memakaikannya pada kirana.

sadewa duduk di sebelahnya.

i miss you.” kirana menganggukkan kepalanya tanpa membalas pernyataannya. “i’m sorry for being childish that night.” katanya.

“harus banget mukul ethan?”

“...”

“mau sampai kapan ngehindar dari masalah?” ucap kirana yang membuat sadewa terdiam. “lo maunya gue harus gimana sih?”

“lo bebas ngelakuin apa pun itu yang lo mau dan gue ngga boleh marah? atau gue ngga boleh ngelakuin apapun yang sekiranya bakal buat lo marah? kalau lo pengen bebas terus ya harusnya lo nolak perjodohan kita dari awal.” gadis itu menghela napasnya.

i love you ki.”

“i don’t want to lose you.”

“gue ngga pernah ngerasa setakut ini buat kehilangan seseorang sebelumnya.” sadewa menggenggam tangannya lembut—sangat berbeda dengan yang terakhir laki laki itu lakukan.

let’s fix this situation.”

i’m tired.” ucap gadis itu.

please.. i’ll fix it for us.”

kirana tidak pernah melihat sadewa bersikap seperti ini. “but—”

i’ll do anything to fix what i’ve done wrong.”

“i’m begging you.” ucap laki laki itu. “why are you trying so hard?”

“because i love you.” sadewa menatap matanya.

“you confuse me sa,” kirana melepas genggaman tangan sadewa.

“you literally just came back—from another city with your fucking girl friend and now—you telling me that you love me? am i joke to you?laki laki itu menggelengkan kepalanya—sebelum kembali menggenggam tangannya. “viena itu ngga stabil secara mental.”

“dia bahkan engga segan buat nyakitin dirinya sendiri setiap kali gue ngga nurutin kemauannya, viena juga hampir bunuh diri waktu dia tau kalau gue udah menikah sama lo ki.” ucap sadewa.

“...”

“viena ngomong kalau dia bakal nyakitin lo sekali aja gue nolak kemauannya.” kirana mengerutkan dahinya.

like what happened at the club?”

“exactly.”

“dia maksa pergi ke bandung dengan bilang kalau dia bakal coba ngobrol sama orang tuanya; tapi nyatanya ibu sama papanya udah cerai dari lama dan mereka udah ngga tinggal di bandung.”

“how about the other girls?” tanya kirana.

what girls?”

“yang lo bawa ke apart pas gue nyari notebook.” sadewa tertawa lepas. “...” kirana membulatkan matanya.

“dia sepupu gue.” ucap sadewa. “makanya dia bingung pas liat lo pergi lagi tanpa ngomong apapun.”

“terus cewek sastra yang katanya deket sama lo?”

“katanya kan?”

“yang di sangria pas lo pulang jam satu itu?”

nah she’s pretty but she’s 5 years older than me so,”

“at least she’s pretty.” gumam kirana.

sadewa perlahan menyunggingkan senyumnya.

“ngga ada yang lebih cantik dari lo ki.”

“apa sih..” laki laki itu menariknya masuk ke dalam pelukannya selama beberapa saat. “i’m sorry.” ucapnya sekali lagi.

“viena biarin jadi urusan gue.”

“gue juga minta maaf.” ucap kirana sambil melepas pelukannya.

“minta maaf ke ethan juga ya?” sadewa mengangguk.

can i ask you something?” gadis itu menatapnya. “tanya aja.”

“is he better than me?” kirana memicingkan matanya.

“better on what?” sadewa menyentuh bibir kirana. “this.”

oh? i can’t remember the kiss because i was so scared that night.. kayanya harus diulangi dulu deh biar gue bisa inget—”

5391.

5391Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang