"Saya mohon tuan jangan buang nona lagi,saya mohon ijinkan saya menjaga nona tuan,saya mohon tuan,saya janji keberadaan nona tidak akan menggangu anda,,saya mohon belas kasihan anda tuan,nona juga putri anda,,,saya sangat memohon tuan,nyonya pasti sedih melihat semua ini"
Seorang wanita paruh baya memohon bahkan tak sagan berlutut dibawah kaki majikannya sebari memeluk bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang baru saja seminggu melihat dunia namun takdirnya begitu memilukan.
Satu jam setelah kelahirannya sang ibu dari bayi kecil tersebut mengalami pendarahan hebat dan berakhir meninggal dunia,,tidak terima dengan kematian sang istri pria yang tak lain adalah ayah sang bayi bergegas membuang anak ketiganya dengan tangannya sendiri sebagai rasa kebencian,,,karena ia beranggapan bayi mungil tersebut yang sudah membunuh istri tercintanya,konyol memang!, cinta bisa membuat seseorang buta dengan logika.
Padahal kematian adalah rahasia Tuhan,datang nya kematian tidak dapat diketahui.
Tanpa belas kasihan bahkan dengan tatapan benci pria bernama Steven Esmiral membuang anak ketiganya yang baru lahir ditong sampah jauh dari pemukiman warga berharap bayi itu mati dengan sendirinya,,tapi tanpa ia ketahuan pelayannya sendiri mengambil anak majikannya untuk ia rawat,karena tak tega dan sebagai balas budi atas kebaikan sang nyonya semasa hidupnya.
Hari-hari setelah kematian nyonya rumah keadaan semakin dingin Steven sendiri menyibukan diri mengasuk kedua putra mereka yang lahir dihari yang sama dengan kematian istrinya atau ibu mereka,,ya nyonya Isabella melahirkan bayi kembar berjenis kelamin laki-laki anak pertama dan kedua sendangkan bayi terakhir berjenis kelamin perempuan yang menjadi objek kebencian ayah mereka sampai tega membuangnya bahkan berharap bayi mungil tersebut meninggal.
Seolah kesialan hanya menimpa bayi mungil tersebut,setelah dirawat oleh pelayan dirumah itu dan terpaksa sang pelayan menjaga nona dikamarnya berharap tidak diketahui sang tuan tapi ternyata ada pelayan lain yang melaporkan nya pada sang tuan membuatnya marah besar hingga sekarang pria yang tak lain ayah bayi tersebut kembali hendak membuangnya,bahkan tak segan menyakiti bayi tersebut.
Bi Mina pelayan yang sudah menjaga nona mudanya selama seminggu ini terus memohon agar diijinkan untuk merawat sang bayi bahkan tanpa gaji.
Steven sejak tadi menatap benci bayi mungil yang dipeluk pelayannya tersentak mendengar nama istrinya disematkan dalam permohonan pelayan tersebut,Steven sangat tau jika istrinya sangat menginginkan bayi perempuan bahkan sedang hamilpun ia terus berharap agar anak yang ia lahirkan nanti berjenis kelamin perempuan,,namun sekelabat ingatan manis tersebut terganti menjadi ketika istrinya telah tiada tatapan matanya kembali menyorot benci putrinya sendiri.
"Diam!,kau sangat lancang!istriku dan bayi pembunuh itu tidak memiliki hubungan apapun!,, " bentak Steven dengan marah.
"Tuan tidak ada bayi yang bisa membunuh,mereka terlahir suci"bantah bi Mina sebari terisak mencoba menasehati tuannya.
"Kau semakin lancang ternyata!,"namun perkataannya terhenti ketika mendengar suara tangisan yang saling menyaut dari lantai dua rumahnya disusul seorang pelayan lainnya melaporkan jika kedua bayi laki-laki nya terus menangis dan tubuhnya demam tinggi.
Tidak ingin terjadi hal buruk pada kedua putranya membuat Steven bergegas menghampiri mereka dengan cemas menghiraukan kemarahannya tadi.
Ada rasa lega di hati bi Mina tapi juga kecewa dengan sifat sang tuan yang pilih kasih,ketiga anaknya dilahirkan di waktu yang sama dengan kematian istrinya tapi kenapa hanya anak bungsu mereka yang dibenci,jika dianggap pembunuh bukankah kedua bayi lainnya juga harus dituduh begitu?.
Tapi setidaknya untuk sekarang bayi mungil dipelukannya terbebas dari amukan ayahnya sendiri.
.
.
.
Waktu terus berjalan dari hari,minggu,bulan sampai ke tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku antagonis
ActionBagiku semua ada timbal baliknya,apa yang kau tanam itu yang kau tuai. 'Aku hanya membalas lebih dengan apa yang kau perbuat itu saja!!'