54

2.5K 187 6
                                    

⚠️ HANYA FIKSI ⚠️

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!







"Halo?"

"Selamat siang Tuan Gracio Harlan Wiliam." Ucap seseorang diujung panggilan.

"Siang, siapa ya?"

"Anda tidak perlu tau siapa saya, tapi saya tau semua tentang anda. Saya juga tau kalau Chika bukan anak kandung anda, Tuan Gracio."

"Siapa kamu jangan macam-macam sama saya!"

"Hh... Saya hanya ingin satu macam dari anda."

"Apa mau mu?"

"Uang"

"Kamu memeras saya?"

"Bagaimana jadinya jika Chika tau kalau anda dan istri anda bukan orang tua kandungnya. Apa kira-kira yang akan dia lakukan?"

Cio segera menutup panggilan itu, tangannya mulai berkeringat. Siapa yang barusan menghubunginya dan tau semua tentang Chika. Tidak ada yang tau masa lalu Chika kecuali keluarga Cio dan Shani. Tapi hari ini orang misterius itu tau semuanya. Dia kembali menaruh ponselnya di saku.

"Ayah kenapa?" Tanya Chika pada Cio yang terlihat panik.

"Gak papa kak, kita pulang aja ya."

"Tadi katanya ayah mau bilang sesuatu ko gak jadi?"

"Nanti aja kak, yu. Bunda pasti nungguin dirumah." Ucap Cio.

"Ya udah yah."

SKIP

Dirumah Shani terus menggerutu sendiri karena menahan kesal pada Cio, dia berencana akan membombardir Cio dengan pertanyaan yang sudah dia siapkan sebelumnya.

"Bunda." Teriak seseorang yang suaranya tidak asing lagi bagi Shani. Dia segera mendatangi sumber suara itu.

"Kak." Shani memeluk Chika, lalu memutar badan Chika memastikan anak itu baik-baik saja.

"Kakak gak papa? Ada yang sakit kak?" Tanya Shani sambil menangkup wajah Chika.

"Gak ada Bun, mimisan nya udah berhenti ko." Ucap Chika.
Sementara Cio baru saja masuk, dengan membawa beberapa kantung berisi makanan yang tadi dia beli untuk Christy. Shani terus menatap tajam mata Cio.

"Ini Bun." Ucap Cio, pada Shani sambil menyerahkan kantung itu. Tapi Shani malah berlalu begitu saja membawa Chika duduk di sofa. Cio hanya bisa menghela nafasnya, dia tau Shani pasti marah besar padanya.

"Gak ada yang sakit lagi kan kak?" Tanya Shani lagi.
Chika bergeleng.

"Kalo ada yang sakit bilang bunda ya, jangan kakak pemdem sendiri." Ucap Shani, dia terus mengelus pipi Chika.

"Iya Bun, tadi kakak udah minta ayah buat suruh bunda temenin kakak disana. Kata ayah bunda mau nyusul, tapi ko nggak?" Shani kembali menatap Cio, matanya membulat penuh. Rasanya Shani ingin sekali meluapkan emosinya sekarang pada Cio tapi tidak mungkin dia lakukan dihadapan Chika.

"Ayah bisa jelasin Bun," Shani dan Cio saling bertatapan. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Shani.

"Kita ke kamar yu Kak." Ucap Shani.

"Mau bunda gendong?"

"Gak usah Bun, kasian nanti bunda berat kalo gendong kakak."

"Ya udah, jalan aja. Tapi bunda pegangin ya." Chika mengangguk, Cio masih berdiri mematung.

Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang