BAB 5 : PENGKHIANATAN DI TENGAH MALAM

0 0 0
                                    

Setelah serangan besar di Seraphis, tim kembali ke markas untuk menyusun strategi lebih lanjut. Ketegangan masih terasa di udara, tapi ada juga rasa lega setelah berhasil menghentikan meriam raksasa Zarek. Semua orang bekerja keras untuk memperbaiki dan memperkuat pertahanan mereka.

Namun, di balik suasana optimis itu, musuh tidak tinggal diam. Zarek merencanakan langkah berikutnya dengan hati-hati. Dia mengirim seorang penyusup yang sangat terlatih untuk menyusup ke markas Natan dan teman-temannya. Penyusup itu memiliki satu misi: membunuh Kapten Rafi, pemimpin yang sangat penting bagi tim.

Malam itu, saat semua orang tertidur atau sibuk dengan tugas mereka, penyusup memasuki markas dengan licin, menggunakan alat penyamaran dan kemampuan kamuflase untuk menghindari deteksi. Dia menuju ke ruang kontrol utama di mana Kapten Rafi sedang bekerja.

Kapten Rafi sedang memeriksa laporan dan data terbaru saat tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak beres. Dia melihat bayangan bergerak cepat di sudut matanya dan dengan sigap menarik senjatanya. Namun, penyusup itu lebih cepat. Sebelum Kapten Rafi sempat bereaksi, penyusup tersebut menyerang dengan pisau yang beracun.

Kapten Rafi jatuh ke lantai, merasakan racun mulai menyebar di tubuhnya. Dengan sisa-sisa kekuatannya, dia menekan tombol alarm darurat, memicu peringatan di seluruh markas.

Natan, Alex, Kira, dan Liora berlari menuju ruang kontrol begitu mendengar alarm. Mereka tiba hanya untuk menemukan Kapten Rafi tergeletak di lantai, dengan penyusup yang melarikan diri melalui jendela darurat.

"Kita harus segera menangkapnya!" teriak Natan, sementara Alex dan Kira mencoba memberikan pertolongan pertama kepada Kapten Rafi.

Liora berlari keluar untuk mengejar penyusup, menggunakan kecepatan dan keterampilannya untuk mengikuti jejak musuh. Natan berusaha menjaga ketenangan saat membantu Alex dan Kira dengan Kapten Rafi.

"Kita harus cepat," kata Alex dengan suara tegang. "Racun ini sangat mematikan."

Mereka berusaha keras untuk menetralkan racun, tapi kondisi Kapten Rafi terus memburuk. Dengan napas tersengal, dia memegang tangan Natan.

"Natan, kamu harus terus berjuang," katanya dengan suara lemah. "Jangan biarkan pengorbanan ini sia-sia. Kalian semua... harus melindungi bumi dan galaksi ini."

Dengan kata-kata terakhirnya, Kapten Rafi menghembuskan napas terakhirnya, meninggalkan Natan, Alex, dan Kira dalam kesedihan mendalam. Mereka kehilangan pemimpin dan mentor yang sangat mereka cintai.

Sementara itu, Liora berhasil mengejar penyusup dan, setelah pertarungan sengit, berhasil mengalahkannya. Dia membawa penyusup itu kembali ke markas untuk diinterogasi. Saat mereka menginterogasi penyusup, mereka mengetahui rencana jahat Zarek yang lebih besar.

Zarek tidak hanya berencana untuk menghancurkan Seraphis dan bumi, tetapi juga menaklukkan seluruh galaksi dengan armada besarnya. Kehilangan Kapten Rafi adalah pukulan besar, tapi mereka tahu bahwa mereka harus terus berjuang demi kehormatan dan pengorbanannya.

Dengan semangat yang diperbarui, Natan, Alex, Kira, dan Liora bersumpah untuk melanjutkan perjuangan mereka. Mereka bekerja lebih keras, mengembangkan teknologi baru dan memperkuat aliansi mereka dengan planet lain.

Mereka mengadakan pertemuan besar dengan para pemimpin dari berbagai planet untuk membentuk koalisi yang kuat melawan ancaman Zarek. Mereka tahu bahwa hanya dengan persatuan dan kerjasama, mereka bisa mengalahkan musuh yang sangat kuat ini.

Setiap malam, mereka mengingat kata-kata terakhir Kapten Rafi dan berjanji untuk tidak pernah menyerah. Dengan semangat juang yang tak kenal lelah, mereka bersiap untuk menghadapi pertempuran terbesar dalam hidup mereka.

---

Natan MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang