Bertemu Rochella

821 139 23
                                    

Henry telah tertidur lelap dalam pelukan Rosie.

Berada dalam pengasuhan seorang pembunuh dan para penjahat membuat Henry sensitif dengan orang asing.

Karena hal itu, Elvan dan Mikha menjadi bingung dengan respon Henry yang tidak rewel saat digendong Rosie, dia bahkan langsung terlihat nyaman dan tenang layaknya seorang anak yang merasa aman dalam dekapan ibu kandung.

"Dia sudah tidur?" Mikha bertanya dari kursi kemudi. Elvan menemaninya duduk dikursi penumpang yang berada didepan, sedang Rosie sendiri dibelakang bersama Henry.

"Ya, sudah." sahut Rosie sambil tersenyum kecil, dia memperhatikan wajah tampan Henry yang amat mirip dengan Mikha, sedang tertidur damai dan menggemaskan.

"Sayang, buat dia nyaman layaknya seorang tante—bukan ibu, mengerti?" Elvan ikut bersuara ketus. Dia kesal karena sejak tadi Henry terus memanggil kekasihnya Mama.

Namun lelaki itu diperhadapkan dengan dua dilema, kalau Henry bukan anak kecil yang turut ia asuh, pasti sudah ia bunuh karena termakan api cemburu. Tapi Elvan sangat menyayangi Henry, entahlah, ayahnya brengsek dan pengkhianat, tapi Elvan menyukai anaknya.

Jadi jangan heran jika Henry tampak lebih dekat dan sayang kepada Elvan, mereka berdua memang sedekat itu.

Mikha sontak tertawa keras, dia menatap Rosie dari spion depan, lalu berani menggoda, "Rosie, harusnya kau duduk disampingku bersama Henry—bukan Elvan, kita pasti akan terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia."

Elvan spontan mendecak kesal sambil membuang muka ke arah jendela. "Aku melakukan ini untuk Henry."

"Kalau Henry minta Rosie juga bagaimana?"

Elvan melirik Mikha sebentar dengan tatapan tajam lalu menjawab, "aku akan membunuhmu, lalu kami akan mengasuh Henry, gampang, kan? Jadi kamu diam saja."

Rosie seketika memandang mereka berdua, dia menatap gelisah kepada Elvan, takut jika Henry mendengar perkataan kasar itu.

Mikha malah tertawa lagi. "Seperti biasa, kau selalu jahat tuan Dahmer."

"Elvan, jangan berkata begitu, kalau Henry mendengarnya bagaimana?" Rosie menyambung lembut, dia membelai rambut anak itu dengan penuh perhatian.

"Tenanglah sayang, Henry sudah biasa melihatku dan Mikha membunuh orang."

"Elvan?!"

"Ya Rosie, kamu tenang saja, anakku bukan balita sembarangan—dia bahkan sering bertepuk tangan saat melihat Elvan menyiksa orang, sepertinya anakku ini ingin menjadi pembunuh juga."

Bulu kuduk Rosie seketika merinding, dia secara spontan mengeratkan pelukannya pada Henry, tidak ingin membiarkan pola pengasuhan anak ini rusak oleh dua orang lelaki itu.

"Tidak boleh, kalian tidak boleh membiasakannya."

Elvan dan Mikha spontan menatap Rosie dari spion depan.

"Lalu kamu mau dia menjadi apa? Membuatnya bermain masak-masak bersamamu? Hm?" ejek Elvan sambil terkekeh pelan. Mikha ikut tertawa.

"Apa salahnya kalau lelaki memasak?"

"Tidak ada salahnya kok—bagus Rosie, aku senang sekarang jika Henry punya figur ibu."

"Dia akan menjadi isteriku." Elvan memperingati.

"Aku tidak berniat apa-apa—tenanglah Elvan, kamu ini semakin hari menjadi semakin pencemburu."

Elvan hanya diam, menatap keluar jendela sambil menongka dagu.

Keheningan terjadi sebentar sampai pertanyaan Rosie kembali membuat kedua lelaki itu berbicara.

"Sejak kapan kau punya anak?"

The Maddest Obsession [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang