"Maksud Lo apa?" Bingung Ziva
Zidan yang menyadari ia salah bicara pun langsung terdiam
"Please, Ziva. I want you to stay here. If you really want to change jobs too, I'll let you. But please stay here." Ucap Zidan dengan suara yang bergetar seperti menahan nangis
Ziva yang melihat Zidan seperti merasa sedih pun langsung menangkap wajahnya.
"Are you okay, Zidan?"
Mereka pun saling bertatapan, hingga disitulah Ziva melihat Zidan yang menangis. Tanpa berpikir panjang, Ziva pun langsung memeluknya.
"What's wrong, Zidan?tell me what's your problem!"
"Gue takut, Ziva. Gue takut semuanya kembali terulang. Gue gak mau kehilangan orang yang gue cintai untuk kedua kalinya. Cukup semua nya terjadi sekali,Ziva. Dan tidak untuk kedua kalinya. Gue gak mau semuanya terjadi lagi, Ziva!" Ucap Zidan sambil terisak. Ziva merasa bingung dengan ucapan Zidan, tapi sepertinya ini bukan waktu yang pas untuk bertanya.
"Lo tenang aja, Zidan. Gue bakalan tetap disini!tolong jangan kayak gini!hati gue sakit lihat Lo kayak gini, Zidan!" Ucap Ziva sambil mengelus punggung Zidan untuk menenangkan.
Setelah cukup lama mereka berpelukan, Ziva yang merasa Zidan sudah berhenti menangis pun, langsung melepaskan nya.
"Kenapa dilepas?"
"Dih!modus ya Lo?!"
Ziva pun hanya terkekeh melihat Zidan yang cemberut. Kemudian, Zidan yang menatap Ziva pun malah tak sengaja melihat kalung yang dipakai Ziva.
"Kalung itu?"
Ziva pun mengikuti arah pandang Zidan, dan ia pun merasa terkejut karena ia benar-benar lupa untuk melepas kalung itu. Ah, sekarang ia benar-benar takut kalau Zidan akan memarahinya karena sembarangan memakai barang Alice.
"Ah, sorry. Tadi gue iseng pakai, gue bakal balikin, kok!"
Baru saja Ziva akan melepas kalung Alice, dengan cepat Zidan pun langsung menahannya.
"Gapapa, Lo pakai aja!"
"Tapi kalung ini kan ..."
"Gue izinin Lo pakai semua barang milik, Alice!"
Ziva pun hanya terdiam menatap kalung tersebut, ia bingung harus berkata apa lagi. Sedangkan Zidan hanya tersenyum di dalam hati melihat Ziva memakai kalung itu.
' 𝘎𝘶𝘦 𝘴𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘓𝘰 𝘱𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘶𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪, 𝘈𝘭𝘪𝘤𝘦 ' batin Zidan
Keesokan harinya, Ziva pun langsung bersiap-siap berangkat ke kampus. Saat ia turun, bik Maya pun langsung menyapanya.
"Eh non mau berangkat ke kampus ya?"
"Eh iya bik" ucap Ziva sambil tersenyum
"Ini bik Maya buatin bekal untuk non, Ziva,"
"Eh, ya Allah bik, seharusnya gausah repot-repot buatin ini untuk Ziva,"
"Gapapa non, bik Maya senang kok buat bekal untuk non Ziva,"
Ziva yang mendengar nya pun langsung merasa terharu, baru kali ini ada orang yang benar-benar peduli padanya. Padahal selama ini, orang tua nya benar-benar selalu mengacuhkannya. Hingga Ziva tak tau bagaimana rasanya dipedulikan oleh seseorang.
"Eh non Ziva kenapa nangis?" Bingung bik Maya
Tanpa pikir panjang, Ziva pun langsung memeluk bik Maya dan dengan senang hati bik Maya pun membalas pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten Echoes
Teen FictionCome on, read my new story, and don't forget to follow and vote my story. Thanks a lot guyss ✨👠