Seumpama aku tahu sebuah akhir dari kita yang tak akan sejalan,
demi Tuhan, aku tidak akan bertahan.
Namun ini seperti berlari di ujung jalanan, susah untuk dilakukan.Nyaris saja aku lontarkan kata 'sayang' yang nyatanya kita tak lebih dari kawan.
Aku hanya sebuah bintang di antara jutaan, yang sulit untuk dibedakan,
Benar, kehadiranku jarang kau rasakan.Mungkin selamanya aku akan jadi pemeran pembantu dalam kisahmu, yang akan tergantikan jika pemeran utama mendampingimu.
Menurutmu, apa aku seseorang yang jahat?
Entah pengorbanan siapa yang kau lihat, tapi kau tak pernah anggap aku terlibat.Jika meminta maaf bisa membuat lega, maka maafku tertuju pada diriku semata. Maaf, meskipun aku dilukainya—aku tidak bisa melupakannya.
Dan jika memutar waktu ada, maka aku ingin kembali saat dirimu tak berada, karena pasti semuanya bisa mereda. Semuanya; perasaanku, empatiku dan pengorbananku yang cuma kau anggap angin belaka.
— prolog,
Mengayun Angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengayun Angin
General FictionKisah dari sosok perempuan berparas sederhana, bertemu laki-laki yang ia kagumi. Untuk pertama kalinya, ia merasa dicintai. "merasa". Tentang berbagai pengalaman yang mereka kumpulkan, dan ujung cerita yang mereka simpulkan. Tentang bagaimana sang p...