page 1: lout, an old title.

144 23 6
                                    

Dengan perlahan, Cale Thames membawa cerutu lebih dekat dengan bibirnya. Jemari lentiknya, penuh dengan goresan dan bekas luka, menyelipkan batang candu dengan hati-hati sebelum menyalakannya dengan api kecil di tepian.

Suara kertas yang terbakar menggetarkan udara sekitar, sementara asap tipis mulai naik, menyatu dengan angin malam yang dingin.

Cale tidak tahu sejak kapan dirinya membawa cerutu, menghisap dalam sembari membiarkan asap memenuhi paru-parunya hingga terasa sesak. Iris cokelat madu pria itu tertutup saat dirinya mengeluarkan napas, asap putih berputar dan membentuk awan tipis di sekitar bibirnya, bergulung-gulung menuju langit malam yang gelap.

Iris yang bersembunyi dibalik kelopak mata itu terbuka saat suara dentuman keras dan ledakan cahaya memenuhi langit malam. Cale menatap lurus pada kebakaran besar yang berkobar tidak jauh dari tempatnya berada.

Pria berambut merah panjang itu masih memiliki ketenangan seperti saat ibunya dikuburkan, ia sudah terbiasa dengan pemandangan mengerikan itu sekarang - medan perang.

Pupil Cale beralih pada sekeliling. Dia menatap kosong ruangan berbau cendana yang sudah kuno, senjata usang tergantung di dinding, dan perabotan sederhana disana. Cale terkekeh kecil, semua yang ada di dalam ruangan itu adalah hal murah yang bahkan tidak cukup pantas berada di dalam ruangannya sepuluh tahun lalu.

Seorang calon penerus keluarga Count Henituse, bangsawan kaya yang menjaga perbatasan hutan tanpa memberikan dukungan pada faksi mana pun, mempertahankan kenetralan hingga menjadi titik aman apabila perang saudara meledak. Cale Thames adalah bangsawan terpandang, sebelum gelarnya dicabut dan diberikan kepada saudara tiri yang tidak memiliki ikatan darah dengannya.

Menjadi sosok dengan kesempurnaan dan kemutlakan adalah hal yang natural dimiliki oleh Cale. Tatapan matanya yang selalu tajam pada setiap bangsawan atau rakyat Henituse estate, serta kearoganan berdasar menjadikan setiap orang segan untuk membuat masalah dengan Cale.

'Ia terlahir untuk menjadi bangsawan.'

Ungkapan yang selalu ia dengar ketika berada di pesta debutante atau pesta bangsawan lain. Cale menarik senyum kecut setiap mengingat perkataan para bangsawan yang meninggi dan merendahkannya.

'Sayang sekali dia adalah pembuat onar.'

Cale terkekeh, menyesap kembali cerutu miliknya saat mengingat bagaimana orang-orang juga mencemoohnya jadi belakang. Ia sadar dengan benar bahwa kebiasaannya untuk mabuk tanpa mengenal waktu, menghancurkan beberapa rumah, bahkan memukuli bandit menjadi sebuah kail yang menarik bagi para bangsawan lain untuk menyebarkan rumor buruk.

Ledakan demi ledakan terus terjadi, bahkan menjadi semakin dekat dengan tempat Cale berada. Pria itu tidak memiliki banyak waktu, namun ia masih berada di tempatnya.

Mengabaikan derap langkah kaki yang terus bergerak ke arah kanan kiri secara acak, beberapa komandan mulai turun dan memerintahkan para ksatria untuk bersiap.

"Sejak kapan semua berubah menjadi seperti ini?" Cale berbicara pada kepulan asap putih.

Pria itu lalu berbalik, menginjak cerutu yang menyala dengan sepatu tebalnya, meraih crossbow yang bergantung sebelum membanting pintu ruangan - pergi keluar dengan langkah tenang di tengah peperangan.

"Salute!"

Beberapa ksatria yang menjaga ruangan memberikan hormat ketika Cale berjalan melalui mereka, membuka pintu dengan dorongan ringan dan ekspresi datar.

Ekor mata Cale melirik satu per satu pada ksatria yang ada sebelum mengangguk singkat, ia mengibaskan tangan - memberikan tanda untuk mereka menurunkan hormat.

Two Crown LCF's fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang