SISWA PINDAHAN

12 4 3
                                    


Haloo.. Selamat membaca semua bagi yang berminat aja sih yak hhe:)
Cerita ini aku persembahkan buat seseorang yang.. Gitu deh, makasih udah pernah hadir, kisah antara kau dan aku akan abadi terukir dalam cerita ini, meskipun sebagian telah di samarkan yah!
Apa kabar kamu, bahagialah dengan yang baru lupakan rasa yang sempat tumbuh di hati namun terpaksa harus pergi karna suatu kondisi.

HAPPY READING, WOPYUU❤❤


•••

"Bahkan, aku masih ingat saat pertama kali kita bertemu di waktu itu, di tempat yang selalu ku rindu akan kehadiranmu kembali di sana."
- Dear Faqih -

•••


"Duh,mampus gue udah telat! "

Seorang gadis dengan setengah berlari terlihat berulang kali melihat ke arah jam tangan miliknya dengan perasaan gelisah. Ia merutuki dirinya karena semalaman menghabiskan waktu dengan menonton drama Korea sampai di penghujung episode.

Kaki jenjangnya memasuki area gerbang sekolah yang untungnya belum di tutup oleh pak satpam, keberuntungan sedang berpihak padanya sekarang.
Gadis bernama Felia tersebut pun melambatkan langkah, mengambil benda pipih yang berada pada saku rok seragam miliknya, ia melihat ada satu pesan dari seseorang yang sengaja ia arsipkan. Pandangannya terfokus pada setiap bait kata pesan tersebut sampai pada akhirnya ia merasa menabrak sesuatu, keras di bahu. Dengan perlahan Felia mengangkat kepala, melihat sesosok pria yang sedang menatapnya pula dengan tatapan matanya yang tajam. Bagai slow motion, keduanya saling terpaku pada kontak mata yang tengah mereka lakukan.

"Fell.. "

Mendengar teriakan tersebut, sontak Felia mengerjapkan mata memalingkan wajah pada seseorang yang baru saja memanggil namanya dari balik gerbang sekolah menuju ke arahnya.

"Ayok ke kelas, takut udah ada guru yang masuk! "

Belum sempat membalas ucapan tersebut, tangan milik Felia di tarik paksa oleh gadis di hadapannya. Sementara itu, lelaki yang sedari tadi masih berada di sana hanya menatap keduanya heran. Sedetik kemudian ia melangkahkan kaki tuk meninggalkan halaman sekolah.

•••

"Untung aja belum telat tadi. Kok tumben yah pak sapri belum tutup gerbang? biasanya jam tujuh kurang lima belas menit udah di tutup aja tuh gerbang! " Ucap Elda, gadis yang tadi memanggil namanya itu.

"Mungkin pak Sapri belum berangkat kali atau emang kelupaaan kan bisa jadi! " Balas Felia sembari menerbitkan senyum tipisnya. Sementara Elda yang ada di sampingnya hanya menganggukkan kepalanya.

"Bisa jadi! "

"Eh, ya! El, lo tau gak cowok yang tadi ada sama gue itu. Kok gue belum pernah liat dia yah sebelumnya? " Tanya Felia merasa penasaran.

"Yang tadi itu? Gak tau, kayaknya sih murid baru soalnya gue juga gak pernah liat! "

Mendengar hal tersebut, Felia hanya membulatkan mulutnya, ber-oh ria. Mereka tak lagi memulai pembicaraaan karena guru telah masuk ke dalam kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran.

•••

Bel pertanda istirahat telah berbunyi di seluruh penjuru sekolah. Para siswa berhamburan keluar kelas untuk sekedar makan ataupun pergi ke perpustakaan, seperti yang telah di lakukan oleh Felia. Di jam ini, ia memanfaatkan waktu dengan membaca buku di perpustakaan yang menjadi tempat favorit karna ketenangannya.

"Sendirian aja, fel? "

Perhatian yang semula tertuju pada buku kini teralihkan oleh sesosok lelaki dengan perawakan tingginya yang membuat orang lain kagum.

"Iya." Felia hanya membalas singkat, ia kembali membaca bukunya, walaupun merasa risih dengan lelaki di hadapannya kini yang sepertinya tengah memperhatikannya itu.

"Maaf, kak. Gue duluan, mau ke kelas! " Ucap Felia ingin beranjak dari tempat duduknya, namun lagi-lagi lelaki di hadapannya ini menghalanginya.

"Pesan gue kenapa gak pernah di balas? " Tanya Gibran yang membuat Felia menelan ludah.
"Kenapa, fel? "
Felia tak mengindahkan ucapan tersebut, ia melangkahkan kaki menjauhi Gibran yang sempat berucap, "Apa kita gak bisa kayak dulu lagi? "
Ibarat angin, Felia lagi-lagi tak menggubris setiap ucapan dari lelaki itu. Sementara Gibran hanya menatap punggung gadis yang perlahan menghilang dari pandangannya dengan tatapan sendu.
"Sejak kejadian itu, lo berubah fel.. Seratus delapan puluh derajat! "

•••

Felia berjalan menyusuri setiap lorong sekolah, dalam telinganya terus terngiang-ngiang ucapan Gibran yang membuatnya merasa resah.

"Kamu itu murid baru, udah bikin ulah lagi mau saya aduin ke orang tua kamu, hah??! "

Dari kejauhan, Felia mendengar perdebatan antara seorang murid dengan guru bk yang terkenal akan ke killer.an nya itu. Ia memperhatikan pemandangan tersebut dari lantai atas yang herannya suaranya masih terdengar di sana.
"Dia kan.. " Gumam Felia merasa tidak asing dengan sosok lelaki yang tengah di sidak guru bk akan membolos pelajaran.

"Namanya Faqih, murid pindahan dari kelas dua belas MIPA 2! " Ucap Elda yang secara tiba-tiba muncul di belakangnya turut melihat pemandangan di bawah.

"Darimana lo tau? Bukannya tadi lo bilang gak tau, yah? " Tanya Felia yang membuat Elda langsung tersipu malu.

"Gue tau dari Maliik yang emang sekelas sama tuh bocah, hehee.. "
Felia kembali memperhatikan lelaki yang di ketahui bernama Faqih tersebut dengan tatapan matanya yang teduh.

"Kenapa saat pertama kali ngeliat dia rasanya
hati gue berdebar gak karuan yah? Perasaan apa ini, gak mungkin gue secepat ini buat jatuh cinta, padahal gue aja baru ketemu dia hari ini! Ya Tuhan.. Apa ini yang di namakan cinta pada pandangan pertama? " Ucap Felia di dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEAR FAQIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang