empat

1.8K 60 0
                                    

"Seorang Lyam sekarang dianter supir nih." celetuk Jofan meledeknya sedangkan Lyam yang baru duduk di kasur menoleh malas "Kok lo tau?"

"Dari jendela keliatan jelas." jawab Jofan yang hanya diangguki Lyam "Tapi dia bukan supir gue."

"Terus siapa kalo bukan supir lo?"

"Ntar aja gue ceritainnya, gue mau nge game dulu." Lyam berjalan ke sofa mengambil stick PS dan duduk disamping James.

"Oyy cemilannya."

Tring, Bunyi handphone dari saku bajunya membuat Lyam meletakkan kembali stick PS nya di meja. Melihat nama 'Zero langsung raut wajah Lyam berubah malas.

"Tsk, resiko nikah sama bocah jamet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tsk, resiko nikah sama bocah jamet." Batin Lyam.

Lyam meletakkan handphonenya ke sofa dan tidak membalas pesan dari Zero, Lyam melanjutkan bermain game dengan temannya.

Walaupun Zero mengambil cuti 2 hari untuk pernikahannya, Zero tetap ingin mengambil les nya.

"Rokok?" tawar James memberikan sebatang rokok ke Lyam, Lyam hanya memandang tanpa mengambilnya '"Engga, makasih. Gue lagi nyoba berhenti ngerokok." ujarnya menolak.

"Tumben. Sejak kapan lo ada niatan berhenti ngerokok? Lagian gue paham lo kan orangnya ga tahanan kalo ga ngerokok sehari." tanya James kepadanya.

"Pengen aja." Lyam sendiri juga bingung ada perasaan ingin berhenti ngerokok saat James menawarkan sebatang rokok kepadanya. Bukan karna apa, Lyam baru tau Zero bukanlah yang terbiasa dengan asap rokok, saat dibalkon kemarin malam saja Zero terus terbatuk dengan asap rokoknya. Zero kembali masuk ke kamar dan menutup pintu, disana Lyam hanya bisa menatap dari pintu kaca.

"Gue dukung lo." celetuk Noel, memang diantara mereka berempat hanya Noel yang menolak keras 'rokok, ia senang jika temannya mencoba mengontrol untuk tidak mengkonsumsi rokok.



▪▪▪



Zero selesai dengan kelas renang nya, mengecek handphone untuk melihat apakah sudah ada balasan dari Lyam namun ternyata tidak sama ada sekali, "Cuma dibaca aja?"

"Yasudahlah sepertinya Lyam masih ingin main game bersama temannya. Ini masih jam 3 sore juga, lebih baik aku pulang kerumah dulu."

Langit yang tadinya terlihat terang sekarang sudah berganti gelap, Tak ada balasan juga dari Lyam, Zero di ruang tamu terlihat gelisah apakah istrinya baik-baik saja, jika Lyam ingin menginap di rumah temannya akan Zero ijinkan tetapi kenapa tidak memberitahunya saja jadi Zero bisa lega.

"Lyam belum pulang juga dek?" tanya Teo yang baru datang dan ikut duduk bersamanya.

"Iya bang, hampir jam 11 malem tapi Lyam nya ga ngebales chat Zero,"

"Kamu jemput aja, siapa tau lupa dan ketiduran disana." jawab Teo yang diangguki Zero.

Zero melangkah ke kamar mengambil jaketnya, menunju kembali ke rumah teman Lyam yang bernama James itu.

𝐙𝐄𝐑𝟎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang