part 6

97 7 1
                                    

⚠️annyeong guys huhuu sorry banget baru update pasti pada pergi yak kelamaan nunggu wkwk tapi gakpapa jangan ditungguin yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️annyeong guys huhuu sorry banget baru update pasti pada pergi yak kelamaan nunggu wkwk tapi gakpapa jangan ditungguin yaa

Maaf ya dicerita ini udah jadi second choice soalnya sibuk ngurusin cerita yang sebelah hihiw takut membingungkan kalian juga,
lagi pula di cerita ini tidak terlalu rumit isinya hehe sama aja kaya bloody ink ku yang kemarin vibe nya sama beda alur, yaudah lanjut aja deh‼️

----lets go----

********

Hari telah berganti menjadi gelap, waktu kedai untuk tutup telah tiba.. Gadis itu segera membereskan seluruh sudut kedai dan pergi pulang, tepat jam 9 malam, luna pulang saat luna keluar dari kedai ia pun di kejutkan oleh seseorang yang tengah menunggunya di depann kedai.

Pemuda itu ialah danny, kaka tirinya yang sedang menunggunya untuk pulang bareng.

"Kak danny ngapain disini, ko kaka bisa tau kedai ini"

Danny meliriknya sekilas, "ya menurut lo gue ngapain disini sendirian hah, kalo bukan nungguin lo" ketusnya, "tau atau enggaknya gue lo gak perlu tau" Imbuhnya, ia sedikit berbohong jika dikatakan peduli ia tidak terlalu peduli dengan Luna tapi entah dari mana datangnya rasa empati itu ada, hingga harus membuatnya sedikit lebih peduli dengan adik tirinya.

Luna mangut mangut, walaupun ia mendapatkan bentakan tapi itu sudah menjadi hal yang biasa baginya, "ya tumben aja kaka mau jemput aku"

"Gak usah geer, gue gak sengaja lewat tadi"

"Kaka habis main?"

"Banyak tanya lo, cepet naik atau gue tinggal" mendengar ucapan danny, gadis itu segera naik ke atas motornya.

"Pegangan!"

Luna memegang pundak pemuda itu membuat danny menoleh ke arahnya,"lo lagi bercanda? Gue bukan tukang ojek lo" lalu pemuda itu dengab kasar menarik lengan luna untuk melingkar ke perutnya, "pegangan tuh gini"

Alisnya luna terangkat keatas karna tercengang melihat tindakan dari kakanya tersebut. Tapi sedetik kemudian mereka kembali hening, menikmati angin malam yang menerpa wajah mereka masing-masing.

"Lo gak laper emang lun?"

"Gue laper, lo mau makan apa.. Mumpung gue lagi baik nih"

"Jawab gue luna, atau mau gue turunin disini hah"

Satu pertanyaan sampai 3 pertanyaan danny sama sekali tidak di gubris oleh Luna, tapi pemuda itu merasakan pelukan yang erat dan pundaknya yang terasa berat. Pemuda itu pun memberhentikan motornya di pinggir jalan untuk memeriksa Luna, setelah berhenti ia menoleh dan benar saja sesuai dugaannya Luna tertidur di pundaknya.

Ia pun mengelus sekilas pucuk rambut adiknya itu dan sedikit menyunggingkan senyumnya, "gue kira lo pingsan, taunya tidur... Tunggu lun, bentar lagi nyampe ni" Bisiknya

Dear Luna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang