Chapter 1

13K 444 7
                                    

Aku menutup Mac putih di pangkuanku. Memasang earphone di telinga dan bersandar di kursi bandara Haneda, Tokyo ini. Di dalam kepalaku aku masih menyesali keputusan papa yang memutuskan untuk menyuruhku pindah ke Indonesia untuk nemenin mama.

Kenapa mama gak balik tinggal di Jepang aja, coba? Kan nyusahin.

Namaku Agnes Kitagawa. Aku seorang blasteran Indo-Jepang yang baru aja lulus SMP. Hobiku jailin orang dan ngomong pake bahasa Indo gaul. Jangan salah, biar tinggal di Jepang selama hampir 14 tahun aku lancar ngomong seperti remaja-remaja gaul di indonesia. Aku juga punya banyak teman di indo. Kami sering berkomunikasi lewat media sosial.

Hari ini aku akan berangkat, atau lebih tepatnya pindah rumah untuk melanjutkan sekolah di Indonesia dan untuk menemani mamaku yang tinggal di Indonesia karena tidak rela meninggalkan pekerjaannya.

Aku bahkan juga tidak mau meninggalkan pekerjaanku.

Pekerjaanku? Tentu aja di umurku yang masih belia ini aku sudah bekerja.

Jangan mentang-mentang aku orang jepang terus dikira kerja part time jadi artis bokep.

Aku baru aja dikontrak oleh label rekaman musik terkenal dunia bergenre electronic dance, atau biasa disebut EDM. Merupakan kebanggaan tersendiri untukku karena mimpiku tercapai.

Itu terjadi beberapa bulan yang lalu setelah aku menyelesaikan ujian kelulusanku. Papa dan mama tentu saja menyetujui keputusanku untuk menjadi seorang disk jockey atau DJ dengan label resmi, mengetahui ketertarikanku terhadap musik EDM dan kemampuanku mengolah lagu dengan DJ mixset.

Karirku menjadi DJ termuda dunia baru saja akan dimulai. Tapi aku merasa tidak bisa leluasa berkarir sebagai DJ jika tinggal di Indonesia.

Mengetahui di Indonesia tidak semudah di negeri lain, yang anak seumuranku sudah keluar masuk bar dan diskotik.

Jangan salah, aku gak pernah kerja di diskotik sebelumnya. Aku hanya mengupload lagu-lagu buatanku ke internet dan bekerja di balik layar. Separah-parahnya aku cuma pernah ke dance music festival yang waktu itu digelar di Jepang. Itu juga cuma lewat doang dan aku gak bisa ngeliat panggung sama sekali HAHA.

Jadi, salah satu laguku pernah didengar oleh seorang DJ terkenal yang akhirnya membantuku agar aku bisa dikontrak. 

Sebenernya waktu itu aku kepedean DJ itu mau pedekate sama aku gara-gara display picture souncloudku pake baju seksi. Hehehehehehe.

Aku sempat memohon pada papa agar adikku saja, Aria, yang pindah ke Indonesia. Tapi kata papa, Aria masih kelas 2 SMP dan tanggung untuk menyelesaikan sekolahnya saja di Jepang. Aria malah songong ke aku waktu aku maksa dia buat rayu papa supaya dia aja yang pergi ke Indo.

"Kak, kalo lo maksa gue pindah kasian papa mama juga harus bayar sekolah lagi buat gue. Terus juga kalo lo di Indo juga enak, gue jadi bisa nguasain rumah gak perlu adu jotos sama lo dulu."

Adek sialan. Gue jadiin makanan kingkong lo.

Aku merapikan bawaanku dan segera masuk ke sebuah ruangan untuk menunggu pesawat yang akan aku tumpangi datang.


***


3 hari di Indonesia sudah terlewatkan dengan rasa gabut yang luar biasa. Mama hanya mengajakku berkeliling jalanan-jalanan di Jakarta agar aku tidak lupa. Terakhir aku berkunjung kesini sekitar 2 tahun lalu kayaknya. Rumah kami di Jakarta adalah sebuah apartemen di tengah kawasan elit Jakarta Pusat. Besar dengan gaya elegan dan 3 kamar tidur. Cukup untuk tempat bersinggah kami sekeluarga ketika berkunjung ke Jakarta.

Tetapi sejak satu tahun lalu mama diharuskan untuk bekerja di perusahaan cabang Indonesia, beliau senang bukan main karena bisa tinggal di negeri asalnya itu. Papa sudah coba memohon agar mama menolak bekerja di Jakarta tetapi mama tetap bersikeras mau pergi. Dan akhirnya mama tinggal di Indonesia. Hampir setiap hari papa mengkhawatirkannya. Lebay banget kan? Sampai akhirnya aku disuruh pindah kesini.

Tanpa aku sadari mama masuk ke kamarku. Aku tidak mendengar suara pintu dibuka karena sedang mengenakan headphone.

"Agnes." Panggil mama sambil melepas headphoneku.

"kenapa ma? Aku lagi bikin lagu." Jawabku merasa agak terganggu karena konsentrasiku akhirnya buyar.

"Lagu baru? Udah selesai?" tanyanya, menarik kursi lalu duduk di sebelahku.

Aku menggeleng. "Baru setengah."

"Nak, minta waktu sebentar buat bicara boleh kan?" tanya mama tiba-tiba.

Aku menengok pada beliau. Mama terlihat seperti benar-benar ingin membicarakan sesuatu. Aku tidak bisa menolak.

"Nes, tau gak sih. Mama tuh mikirin kontrak kamu sama Hysteria Records. Nanti kamu gimana?"

Buset deh ma. Aku aja puyeng soal itu.

"Gak tau, Ma. Makanya aku, tuh bingung kalo aku pindah kesini gimana."

"Udah tanya Mr. Smith? Gak mungkin belom izin kan?"

"Kata Mr. Smith gapapa sih ma. Cuma yang aku pikirin tuh gimana caranya kalo temen-temen aku tau kalo aku tuh DJ? Yaa, gak masalah sih, Tapi kan rada gimana gitu lohh."

"Gimana apanya?"

Yaila si mama. 

"Ya gituuu. Mereka takutnya ngira aku tuh anak kelab malam gitu gitu. Padahal enggak."

"..."

"Belom kalo misalkan aku ada event keluar. Mama beneran mau izinin ke guru kalo aku ngisi acara dance festival? Kan enggak."

Mama malah ngakak. Idih ngapa dah.

"Tenang aja Nes. Kepseknya sahabat mama kok."

"..."

YA TERUS KENAPAAAA. Sama aja kan aku bakal dianggap anak gabener blablabla apalagi kepseknya sahabat mama......  Lebih berabe malahan. Mama emang edan.

Aku parno abis akan bayangan kalo aku bakal dikucilin gara-gara dikira anak gabener.

Kenapa si harus pindahhhh.


***



------------------------------

Haiii makasih udah baca chapter satu fict saya ini:) maaf kalo chap 1 nya kedikitan hehe. Kalo bisa vote terus comment jugaa. chap 1 menurut saya sendiri sih kurang menarik. Tapi saya berusaha bikin ceritanya seasik mungkin dengan bahasa yang santai:) monggo dilanjut ke chapter selanjutnya yaa readers <3333 


Xeveria







My Student is a Famous DJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang