60

3.6K 369 65
                                    

⚠️ HANYA FIKSI ⚠️

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!
















Peristiwa yang terjadi secara bersamaan dalam beberapa hari ini membuat Shani dan Cio lelah dalam segala hal. Mental dan tentunya fisik mereka yang terus ditempa untuk mengikuti alur takdir yang mereka miliki. Ujian dari Tuhan untuk cinta mereka, seberapa kuat mereka dalam menjalaninya dan tetap saling menguatkan dalam situasi apapun. Tidak ada seorang pun yang ingin memiliki takdir buruk, semua berharap kehidupannya berjalan dengan baik-baik saja tanpa ada kendala. Tapi, hidup pasti selalu menemukan rintangan dan cobaan dari Tuhan yang mana hanya mereka yang bisa bertahan dalam kondisi itulah yang akan menemukan kebahagiaannya.

Setiap pernikahan tentunya memiliki ujiannya masing-masing, Shani dan Cio sudah melewati semua itu. Mungkin kalau dari segi ekonomi mereka tidak kekurangan sama sekali. Tapi apa itu semua bisa membeli kebahagiaan mereka? Sejak awal mereka menikah, mereka harus menunggu 17 tahun untuk mendapatkan keturunan yang lahir dari rahim Shani sendiri. Waktu yang tidak sebentar untuk mereka berada dalam penantian. Saat hadirnya Chika itu semua bukanlah suatu keharusan, Shani dan Cio berpikir jika memang Tuhan memberikan kesempatan untuk mereka memiliki keturunan mereka pun sangat bersyukur akan hal itu. Kalau pun tidak, mungkin dengan hadirnya Chika sudah cukup bagi mereka untuk mengobati rasa sepi yang mereka rasakan selama mereka berumah tangga.

Tapi Tuhan ternyata mengirimkan mereka satu malaikat kecil, yang kehadirannya selalu mereka nantikan bahkan di usia Shani yang mulai riskan dengan kehamilan. Seorang anak yang menjadi pelengkap kebahagiaan keluarga mereka. Shani dan Cio tidak pernah menyesal atas penantian yang mereka jalani dulu sebelum kehadiran Chika dan Christy, karena ternyata Tuhan menyiapkan mereka berdua disaat mereka sudah benar-benar siap untuk menjadi orang tua.

Shani dan Cio saling menikmati pelukan mereka, yang sudah lama tidak mereka lakukan. Mungkin peristiwa kemarin hampir mempertaruhkan rumah tangga mereka, atas apa yang Cio lakukan. Namun itu semua tidak akan menggoyahkan kekuatan cinta mereka berdua. Shani dengan lapang dada memaafkan segala kesalahan suaminya itu. Sebisa mungkin Shani menurunkan egonya, mau bagaimana pun Cio adalah suami yang baik untuknya, satu kesalahan yang dia lakukan tidak akan menghilangkan seribu kebaikan yang telah Cio lakukan.

"Bun..." Panggil Cio, tangannya tak berhenti mengelus bahu Shani yang bersandar padanya.

"Apa yah?"

"Maaf belum bisa jadi suami dan ayah yang baik untuk kamu dan anak-anak kita." Lirih Cio.

"Suuttsss ayah gak boleh ngomong gitu, ayah itu suami dan juga ayah yang hebat buat kita. Ayah jangan ngerasa gagal untuk apapun yang udah ayah lakukan. Harusnya bunda yang minta maaf sama ayah, bunda yang selalu bikin ayah pusing sama tingkah laku bunda. Bunda yang selalu ngomel² dan marah kadang untuk hal yang sepele sama ayah sama anak-anak juga. Bunda juga kadang jadi istri yang gak nurut sama suami tapi ayah selalu sabar ngadepin bunda, ayah gak pernah bicara kasar sama bunda sekalipun ayah marah banget, ayah juga gak pernah main tangan bahkan ayah gak pernah menaikan suara ayah kalo kita lagi berdebat." Shani bangkit dari pelukan Cio, duduk bersila menghadap Cio begitupun dengan Cio. Kini mereka saling berhadapan. Shani menatap laki-laki yang selama ini menemani setengah usianya. Laki-laki yang selalu menjadi pelindung dan pengayom bagi dirinya yang selalu menenangkan hatinya disaat-saat apapun. Laki-laki pertama dan terakhir dalam hidupnya, Shani tidak pernah dan tidak akan pernah menemukan laki-laki seperti Cio. Karena Cio adalah cinta pertamanya, dia mengenal kata cinta itu dari Cio dan sudah pasti Cio adalah cinta terakhir untuk Shani.

"Terimakasih sudah menjadi pasangan yang sempurna, untuk ayah yang jauh dari kata itu. Terimakasih sudah menemani setiap hari-hari ayah, terimakasih sudah menerima setiap kelebihan yang ayah punya terutama semua kekurangan ayah. Terimakasih sudah menjadi bunda yang baik untuk anak-anak kita. Ayah beruntung dalam hidup ayah bisa memiliki bunda seutuhnya, cinta ayah sama bunda gak akan pernah ada habisnya meskipun rambut ini sudah memutih, badan ini tak lagi gagah dan kuat, dan mungkin sampai maut nanti memisahkan kita. Cinta ayah akan selalu abadi untuk bunda, apapun yang sudah kita lewati tidak ada kata penyesalan karena ayah selalu melihat bunda ada disamping ayah. Setiap hari yang kita lalui itu akan menjadi memori suatu saat nanti. Kalau Tuhan menakdirkan ayah pergi duluan, bunda harus tetap hidup meskipun tanpa ayah disamping bunda." Tangis Shani sudah tak tertahankan lagi. Setelah sekian lama baru kali ini mereka kembali deep talk. Mengutarakan isi hati mereka masing-masing. Shani menubruk tubuh Cio dan memeluk erat suaminya itu.

Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang