Eric mendudukkan pantatnya dikursi depan meja kerja sunwoo,sedangkan sunwoo duduk dikursinya.
Eric masih memasang wajah kesal. Badmood dengan orang orang yang bekerja dikantornya sunwoo. Menurutnya yang paling ramah cuma mbak Karina doang. Udah cantik murah senyum lagi siapa coba yang ga kepincut.
Eric memberikan totebag diatas meja kerja sunwoo dengan kasar. Sunwoo yah melihat wajah yang terus ditekuk dari tadi bertanya tanya ada apa dengan anak ini?.
"Kenapa??" Tanya sunwoo
Eric mendengus kesal "tadi Eric mau kesini banyak yang bicarain Eric sama ngasih tatapan julid kan ya Eric pelototin semua aja sekalian. Menurut Eric yang kerja disini cuma mbak Karina doang yang ramah". Ujar Eric sambil mendengus kesal ketika mengingat hampir setiap orang memberi cibiran dan juga tatapan julid untuk dirinya.
Sunwoo terkekeh "biarin aja gausah diladenin" ujar sunwoo lalu mengeluarkan isi dari totebag yang dibawa Eric.
"Gabisa dibiarin. Eric males kalo mau kesini lagi" ujarnya sambil menelungkupkan kepalanya.
"Kenapa??" Tanya sunwoo sambil menaikkan alisnya.
"Orangnya bikin bad mood" ujar Eric.
"Yaudah biar ayah nanti yang urus semua" ujarnya lalu membuka bekalnya untuk dirinya makan.
Eric menegakkan duduknya "urus gimana??" Tanya Eric.
"Urus tentang yang kamu omongin,biar orang orang tau kalo kamu itu anaknya bukan bocil nyasar" ujar sunwoo lalu terkekeh karena ucapannya sendiri.
Eric mendengus kesal "ayah juga bikin eric badmood" dia kembali menelungkupkan kepalanya.
Sunwoo terkekeh lalu memberikan pesan kepada seseorang diponselnya. Setelahnya barulah sunwoo kembali meletakkan ponselnya dan kembali bekerja sesekali ia memakan puding yang di bawa Eric tadi.
Tak lama kemudian pintu ruangannya diketuk oleh seseorang yang ia tunggu.
Tokk
Tokkk
Tokkk
"Masuk" setelah mendapatkan ijin dari sunwoo barulah orang yang mengetuk tadi masuk kedalam ruangan sunwoo.
Namanya juyeon. Seorang pria matang yang bekerja sebagai sekertarisnya sekaligus tangan kanannya itu sudah berada didepannya. Dia juga teman karibnya semasa mereka masih sekolah.
"Mau aku bantu apa nu??" Tanya juyeon. Dia menatap sekilas kearah pemuda yang terduduk dan enggan menegakkan duduknya. Anak itu masih menelungkupkan kepalanya tanpa penasaran siapa yang datang.
"Dia anak angkatmu??" Tanya juyeon sambil menunjuk kearah Eric.
"Iya dia anak angkatku,oiya cuma mau nyuruh kau aja buat nyebarin tentang persoalan anak yang aku asuh " ujar sunwoo.
Juyeon mengerutkan keningnya"emang semua orang belum pada tau??" Tanya juyeon.
Sunwoo menatap dengan wajah datar "kalo udah tau ngapain aku pakek segala nyuruh kau buat nyebarin persoalan itu,bodoh" ujarnya, dia membaca beberapa berkas yang menumpuk dimejanya.
"Ohh Yaya tugasnya juga bakal selesai kalo sama aku" ujar juyeon dengan bangganya.
Eric menegakkan tubuhnya lalu menatap juyeon "loh ayah juyeon" panggilnya sambil menunjuk juyeon,awal mula pengen marah marah sama juyeon eh malah dikejutkan oleh seseorang yang ia kenal.
"Loh anakmu itu Eric nu??" Tanya juyeon.
Sunwoo menaikkan alisnya sambil menatap keduanya secara bergantian "udah pada kenal??" Tanya sunwoo
Juyeon dan Eric mengangguk dengan kompak "dia anak yang pernah aku ceritakan. Dan aku kan pernah cerita kalo aku pengen ngambil hak asuhnya tapi udah terlambat kayaknya" ujarnya.
"Aku mana tahu kalo anak yang kau maksut itu Eric" ujar sunwoo.
Juyeon mengacak rambut Eric dengan lembut "udah lama banget ga kerumah" ujar juyeon lalu tersenyum lembut.
Sunwoo langsung memasang wajah dingin ketika melihat interaksi keduanya. Entah kenapa hatinya jadi cenat cenut ketika Eric dimanja oleh orang selain dirinya. Tatapan Eric dan senyuman itu saja sama seperti Eric ketika anak itu tengah manja dengannya. Panggilannya dengan juyeon pun sama ketika sedang memanggilnya.
Dia cemburu.
Entahlah cemburu karena apa. Intinya hatinya cenat cenut. Gamau tau nanti sunwoo mau ganti sebutan selain 'ayah' pokoknya gaada yang niruin panggilan dirinya.
"Ya kan waktu itu Eric harus bantu ibu dan juga kerja paruh waktu jadi gaada kesempatan buat kerumah" ujar Eric.
"Gimana kabarnya papah yah??" Sambungnya
"Baik baik aja,itu juga papahmu nyariin kamu terus karena udah hampir 5 bulan kamu ga kerumah" ujar juyeon.
Eric tersenyum kecut ketika juyeon dan hyunjae belum mengetahui tentang perihal dirinya koma hampir 3 bulan lebih.
Disini sunwoo udah bener bener badmood. Dia saja pengen ngelempar semua yang ada dimejanya.
"Yaudah kalo gitu aku permisi dulu ya nu" ujar juyeon.
"Hmm"
Juyeon tak mempermasalahkan jawaban sunwoo. Soalnya anaknya emang kek gitu.
Juyeon menatap Eric "yaudah ayah pergi nanti kapan kapan kerumah ya" ujar juyeon.
"Iya yah" ujarnya sambil tersenyum menatap punggung tegap juyeon yang perlahan menghilang tertelan pintu.
Eric lalu menatap sunwoo dengan tatapan bingung "ayah kenapa??" Tanya Eric karena melihat wajah pria itu yang berubah drastis tai seperti sebelumnya.
"Gapapa" ujarnya sambil menatap laptopnya tanpa berminat menatap Eric.
Eric mengedikkan bahunya tak peduli. Mungkin sunwoo lagi fokus bekerja jadi wajahnya udah kayak monster begitu.
Sunwoo menghela nafas panjang lalu menatap kearah Eric yang hanya menatapnya. "Ayah mau kamu ganti panggilan selain ayah" ujar sunwoo.
Eric menaikkan alisnya "why??"
"Ganti aja" ujarnya sambil menatap laptop.
Eric nampak berfikir apa panggilan yang pas untuk sunwoo,menurutnya juga memanggil sunwoo dengan embel embel 'ayah' itu agak tidak cocok dengan pria itu.
"Apa ya kira kira emmmm...."
"Papah??"
"Terserah!!"
"Daddy??"
"Terserah"
Eric tersenyum mesum "oke Eric panggil Daddy aja" ujarnya dengan sumringah.
Sunwoo menghentikan acara mengetik keyboard. Lalu menatap kearah Eric. Kenapa panggilan itu serasa ambigu sekali ditelinganya.
"Selain itu??" Tanya sunwoo.
Eric menggelengkan kepalanya "itu lebih pantas ketimbang ayah" ujar Eric sambil menunjukkan gigi giginya.
Sunwoo mengangguk lalu kembali menatap layar laptop"kenapa rasanya aneh??" Cicitnya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy || sunric
Teen Fictionaku menyukai ayah tiri ku setelah ibuku telah tiada didunia aku akan merebutnya walaupun itu tidak mungkin