PROLOG

16 2 0
                                    


...Semoga suka dengan cerita barunya, ya ! 🥳

Dalam sisa kesadarannya, Didi berusaha untuk membuka matanya. Seluruh tubuhnya kebas, tidak bisa merasakan apa-apa.

Suara jeritan dimana-mana, tapi di telinganya hanya terdengar seperti bunyi gumaman dan dengungan.

"Tunggu tenaga medis datang ! Jangan diapa-apakan dulu ! Bahaya ! Bahaya !"
Terdengar sebuah suara panik yang bisa dia dengar ditengah kesadarannya yang semakin menurun.

"Tapi secepatnya harus kita tolong ! Ya Tuhan, darahnya dari ujung kepala sampai kaki !"

Didi merangkak menuju arah cahaya menyilaukan didepannya.

Tubuhnya sakit, tapi sekaligus kebas.

Apa sebenarnya yang terjadi ?

Ketika tenaganya semakin habis, di depannya teronggok 2 pasang roda sangat besar dengan sesosok tubuh yg terlindas di bawahnya.

Dalam kengerian kesadaran atas apa yang terjadi, kepanikan mulai melandanya.

Dengan sisa tenaga yang ada, Didi menyaksikan seluruh tubuhnya bersimbah darah, merah, menggenang mengerikan dibawah tubuhnya.

Lalu ingatannya kembali, menyerbu dengan mengerikan. Ketika motor yang dikendarainya mencoba menyalip truk pengangkut tebu di depannya, dan tiba-tiba sebuah pick-up muncul mengejutkan dari arah berlawanan.

Membuat Didi begitu terkejut, reflek membanting stir ke kiri, dan dengan cepat, trus raksasa itu melindas motornya. Bunyi decitan ban, jeritan, dan kesadaran yang melemah, membentuk ingatan kengerian : dimana Abyaksa ?

Mata Didi masih terbuka, ketika sesosok mahluk kecil meraung memeluk tubuhnya yang bersimbah darah.

Abyaksa menyaksikan Mamanya meregang maut di depannya.

Pemandangan memilukan yang disaksikan puluhan mata yang ikut meneteskan airmata.

TBC

Setia Alif Satya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang