2

24 17 35
                                    

Rain dan Willard tidak perlu waktu lama untuk sampai ke mansion. Beberapa prajurit yang tengah berjaga memandang mereka penasaran. Tidak biasanya, Willard, si komandan suka seenaknya itu terlihat buru-buru seperti ini. Namun semua langsung mengangguk paham saat mata mereka melihat ke arah jendela bagian tengah mansion. Tuan mereka, Aland Draconite melirik kepada keduanya dengan tatapan serius.

Willard mengetuk pintu ruang kerja Aland dengan tergesa-gesa.

“Langsung masuk saja!” teriak Aland dari dalam ruangan, terdengar kesal.

Keduanya masuk berbarengan. Wajah mereka ditekuk menghindari tatapan tajam mata elang Aland. Beberapa detik berlalu dalam keheningan.

Di dalam ruangan, telah ada Hugo—pamannya Rain—berdiri di samping Aland. Tampak jelas sekali raut wajah tidak suka terhias di wajah Hugo. Bukan rahasia lagi kalau pamannya itu sangat menginginkan jabatan sebagai keluarga Draconite.

“Aku mengumpulkan kalian semua di sini karena ada hal penting yang ingin kubicarakan,” ucap Aland memecahkan keheningan.

“Tidak biasanya ada hal penting,” sahut Willard dengan malas. Dia paling benci urusan penting yang merepotkan.

“Ini adalah hal terpenting di kerajaan ini, Willard,” ucap Aland dengan nada penegasan. “Beberapa hari lagi, raja kita, Raja Felix akan berulang tahun. Seluruh bangsawan di kerajaan ini akan pergi ke istana untuk merayakannya.”

“Ah, pesta itu,” ucap Willard lemas tatkala mengingat pesta yang pernah diikutinya setahun lalu yang bertugas sebagai penjaga Aland.

Pesta itu bukan hanya untuk menyambut ulang tahun raja, tapi juga jadi ajang pamer para bangsawan. Bangsawan akan memamerkan prestasi mereka di acara itu untuk mendapat keuntungan pribadi. Tahun lalu, Aland harus kerepotan menghindari berbagai kalangan bangsawan yang ingin berbicara dengannya. Banyak bangsawan yang ingin menjodohkan Aland dengan putri mereka hanya untuk kepentingan mereka sendiri. Meski bangsawan Draconite berada di daerah terpencil dan kecil, tapi bangsawan Draconite adalah salah satu bangsawan terkuat di kerajaan. Bangsawan Draconite pertama diceritakan adalah seorang Dragon Knight yang membebaskan kerajaan ini dari teror sang naga kegelapan.

“Untuk kali ini, yang akan berangkat hanya aku, Rain, Garvin, dan beberapa prajurit penjaga. Untukmu Willard, aku punya tugas tersendiri untukmu,” lanjut Aland membuat kelegaan terpampang di wajah Willard.

“Aku juga ikut?” tanya Rain tidak percaya.

“Iya, aku ingin kamu memperkenalkan diri pada bangsawan lain sebagai kepala keluarga Draconite selanjutnya,” jawab Aland tegas.

Tentu saja Hugo tidak terima dengan keputusan itu. Baginya, dia sendiri belum pernah ikut ke pesta ulang tahun raja meski dia memohon untuk diajak. Aland selalu beralasan bahwa dirinya bukanlah pemimpin keluarga dan juga bukan pengawal.

“Aku tidak terima ini!” teriak Hugo memandang Rain dengan penuh amarah.

Aland menarik napas panjang. Dia sudah tahu kalau adiknya akan seperti ini. Dia pun juga telah menyiapkan diri sebelum mengumpulkan mereka semua.

“Hugo, kamu akan menggantikan tugasku di sini selama aku berada di ibukota,” ucap Aland dengan penuh ketenangan. “Aku tidak bisa memberikan tugas ini kepada orang lain selain kamu. Aku mempercayaimu tentang ini,” tambahnya, bangkit dan memegang pundak adiknya.

Hugo tetap tidak terlihat puas dengan hal itu. Tapi dia setuju untuk tetap di daerah Draconite sebagai pengganti Aland. Sekali Aland memutuskan, maka keputusan itulah yang harus mereka ambil.

Mereka melanjutkan pembicaraan tentang pesta ulang tahun raja. Mereka akan berangkat besok pagi agar tidak terlambat tiba di ibukota. Jarak antara daerah Draconite dan ibukota terbilang jauh dan memakan waktu beberapa hari jika memakai kereta kuda. Siap tidak siap, Rain harus setuju dengan jadwal mendadak itu.

Dragon Knight 1 : Rebellion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang