5. Perubahan yang signifikan

103 16 2
                                    

Hari berganti hari.
Bulan berganti bulan.
Tahun berganti Tahun.

Tak terasa waktu sudah berlalu 7 tahun.
Emi kini menjadi seseorang yang sukses, karena saat ini warung makan nya mempunyai cabang di mana - mana.

Bahkan saat ini Emi juga memiliki beberapa bawahan yang sangat setia kepadanya.

Kini Emi tengah duduk di sebuah kursi taman, ia sedang melihat anak - anak kecil yang riang bermain di sana.

Emi kini bisa melihat kembali karena ia mendapat donor mata dari seseorang.

"Aku merindukan mereka, gimana ya kabar nya sekarang." gumam Emi seraya memperhatikan sekitarnya.

Tak lama pandangan matanya teralih kepada seseorang yang tengah mencari makanan di tong sampah. Emi merasa iba saat melihat itu, ia pun menghampiri orang tersebut seraya membawa beberapa cemilan untuk orang tersebut.

"Permisi, ini saya punya makanan, ini untuk ka-" ucapan Emi terhenti ketika melihat wajah orang tersebut.

"Tuan Aldo." ucap Emi.

"Mbak?" balas Aldo.

Aldo ingin berlari namun Emi menahan Aldo.

"Apa yang terjadi?" tanya Emi.

Akhirnya Emi membawa Aldo ke rumah milik nya.

Setelah sampai, Aldo di suruh untuk membersihkan badannya terlebih dahulu, lalu menggantik pakaian. Terlihat rumah Emi yang mirip seperti rumah lama yang ada di Jepang.

Setelah selesai, Emi menyuruh pembantu nya untuk menyiapkan makanan untuk Aldo.

Beberapa Bulan berlalu.

Kini Keluarga Chaesara tengah berbahagia atas kelulusan Christy.

"Selamat ya nak, papa bangga sama kamu." ucap Bobby.

"Berarti malam ini kita pesta ya pah?" tanya Freya.

"Iya dong sayang." jawab sang ayah.

Christy terdiam, karena sejak kepergian Aldo, salah satu kakak nya berubah. Bahkan tak kadang ia berselisih paham dengan sang ayah.

Skip.

Malam Harinya, terlihat di kediaman Chaesara tengah di adakan pesta yang meriah, karena menyambut lulus nya anak bungsu mereka yaitu Christy dari sekolah. Mereka juga sekaligus menyambut hadir nya cucu mereka yaitu anak dari Shani dan Vino.

Ke 5 anak Bobby terlihat cantik menggunakan busana merek masing-masing. Namun Feni tak ikut berkumpul dengan yang lain, dikarena ia malas untuk berbaur dengan yang lain.

Kini Feni berada di balkon kamar nya, ia sedang merenung dengan kesalahan nya di masa lalu.

"Dek? gimana kabar kamu sekarang? kakak rindu." gumam Feni.

Feni menyimpan rasa penyesalan di dirinya karena tidak bisa mencegah kepergian adik nya. Bahkan sudah 7 tahun semenjak adik nya pergi, ia masih menyimpan rasa penyesalan itu.

Saat acara tengah berlangsung, tiba-tiba mati lampu, namun hanya sebentar, lalu terdengar suara teriakan Christy dari luar, Feni segera berlari menuju tempat pesta di adakan.

Saat sampai, ia begitu terkejut melihat Gita kini terbaring lemah dengan keadaan perut yang bersimbah darah dan sudah tidak bernafas.

"Gita!" teriak Feni.

"Kak! bangun... hiks... kakak!" teriak Freya.

"Nak... hiks siapa yang melakukan ini! hiks... nak bangun sayang." ucap Shania seraya memangku putrinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Samurai TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang