Tidak mungkin terperosok zina sama dengan terperosok lubang di jalan saat kita sedang santai-santai berjalan di sebuah jalan setapak di tengah hutan atau di sebuah rawa yang tidak terlihat lubangnya dari permukaan.
Terperosok zina pasti ada pemicu, ada tahapnya, ada step by step, ada langkah-langkah yang mendekatkan pada lubang zina. Kan sudah diperingatkan, "Jangan mendekati Zina", kalau tidak dekat-dekat mana mungkin kecemplung, mana mungkin timbul keinginan zina, timbul jalan-jalan yang memuluskan zina, muncul ide-ide yang menjerumuskan kepada perilaku zina, ide cemerlang yang tidak terpikirkan sebelumnya, ide yang dibantu musuh manusia: syaitonirojim.
Tiba-tiba terinspirasi untuk melakukan ini dan itu. Tiba-tiba terbiasa mencari gambar dan video haram, tiba-tiba otak penuh dengan hal-hal kotor, pikiran kotor, dopamin membanjiri cerebral cortex, tidak bisa fokus pada satu hal, perkataan selalu menjurus pada kesundalan, bahkan hingga perbuatan, pelecehan seksual, dari taraf ringan hingga berat yang menghilangkan rasa malu pada seseorang, orang lain sampai tidak habis pikir melihat perilaku cabul pengidap narkoba pornografi.
Darimana jalan mulus perilaku setan itu semua kalau tidak kita sendiri yang membuka pintu pertamanya, awal mula menuju keterperosokan moral, langkah pertama menuju lubang zina dan masuk ke dalam kubangan lumpur hina, kotor, comberan. Orang kalau sudah tercebur ke dalamnya, mentas pun baunya akan masih tercium, kotoran akan masih menempel di badan dan bajunya. Bahkan jika dibiarkan pun lalat akan mengerubungi. Lalat tidak akan mengerubungi bunga bagaimanapun kamu membujuknya, lalat akan tertarik pada hal kotor dan bau busuk.
Bagaimana membersihkan diri yang tertempeli noda lumpur dosa, sebagaimana besar effort, usaha untuk melepaskan dari kekotoran yang sudah terlanjur menempel. Mengganti baju, mencari sumber air bersih untuk menyucikan badan, menjauhi tempat kubangan kotoran, supaya tidak terciprat atau tercebur lagi. Menjaga diri selalu dalam kesucian di tengah kumpulan kubangan kotoran.