selamat membaca.
“Eh nanti ada latihan basket ya?” tanya Zetta
“Katanya sih iya, kenapa emangnya?”
“Gapapa nanya aja.”
Naura tersenyum. “Kirain mau nonton.” ucapnya
“Tapi kalau latihan kaya gitu biasanya rame nggak sih yang nonton atau cuma buat yang latihan aja?” ucap Zetta bertanya-tanya
“Tergantung sih tapi setau gue nggak serame itu, paling cuma cewe-cewe yang cowoknya pada latihan.” jawab Naura
Zetta menganggukkan kepalanya. “Oh gitu.”
“Lo mau nonton?” tanya Naura lagi karena merasa curiga jika Zetta ingin menonton latihan basket sore ini.
“Nggak kok.” jawab Zetta dengan cepat
“Alah bilang aja mau nonton Luca kan lo.” ucap Naura menggoda Zetta
Perlahan pipi Zetta memerah. “Apaan sih nggak gitu.”
“Yaudah kalau lo mau nonton ayo gue temenin.”
“Beneran?!”
“Iya itu pun kalau lo mau.”
Zetta tersenyum senang mendengar hal itu.
“Tapi masih nunggu sekitar dua jam lagi, emang lo gapapa?” sambung Zetta
“Gapapa sekalian aja nanti kita nunggu di warung sebelah.”
“Boleh tuh sekalian makan.”
“Yaudah yuk.” Mereka berdua pun berjalan menyusuri jalan raya hingga sampai tepat di warung sebelah sekolah.
Sembari menunggu waktu latihan basket tiba, mereka memesan makanan dan minuman untuk menemani mereka.
“Jadi tadi gimana ceritanya lo bisa main basket berdua sama Luca?” tanya Naura
“Awalnya gue main basket sendiri terus dia datang sama Vino habis itu dia ngajakin main padahal gue udah bilang gue nggak bisa main.”
“Terus-terus?”
“Ya dia maksa gue dan akhirnya gitu deh gue sama dia main berdua.” jelas Zetta
Naura menganggukkan kepalanya. “Oh gitu.”
Tak terasa waktu dua jam berlalu sangat cepat hingga Zetta dan Naura tidak menyadari jika mereka terlambat menonton latihan basket.
“Udah jam berapa sekarang?” tanya Zetta
“Eh gila kita telat!” jawab Naura sedikit panik karena mengetahui jika mereka terlambat
“Iyakah?”
“Iya, yaudah ayo ke sekolah sekarang.” ucap Naura menarik tangan Zetta untuk segera ke arah sekolah.
Beruntungnya mereka karena latihan baru dimulai sekitar dua puluh menit yang lalu.
“Huft untung aja belum kelar.” ucap Zetta lega karena akhirnya ia bisa melihat Luca lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐢𝐚𝐥𝐨𝐠 𝐋𝐮𝐜𝐚
Teen FictionIni adalah bagian-bagian kecil yang mungkin bagimu tidak bermakna tapi bagiku sangat berarti dan membahagiakan. Untukmu, terimakasih sudah memberikan rasa senang yang di orang lain belum aku temukan. - Zetta Grazelia