05. mulai sekolah

48 8 0
                                    

Ada yang nungguin up cerita ini???

Tapi sebelumnya ... kalo ada typoo silahkan koreksi di kolom komentar atau ada masukan lainnya...

~happy reading~

Atmosfer ruangan terasa menegangkan untuk gadis bernetra coklat itu.

"(Name) tak boleh diam je lihat orang cakap macam tu kat (name)." Ucap gadis itu sedikit meninggikan suaranya.

"Tapi tak semestinye dengan saling melukai."

"(Name) tak boleh biarkan orang lain cakap akan buat hidup (name) tak bahagia, siape die yang pantas cakap macam tu kat (name)? Bahagie ke tak, ini hidup (name)! Kenape bibi marah sangat (name) lawan orang tu? Bibi nak tengok aku selalu kene bully macam tu tanpa melawan?"

"Bibi tak sangke kau akan berubah drastis macam ni, dulu kau anak yang baik dan penurut." Ucap bibi ina dengan suara yang bergetar, berusaha menahan sesuatu yang ingin menerobos keluar dari kedua matanya.

(Name), gadis itu hanya menunduk.

"Setiap ibu di seluruh penjuru galaxy selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereke, mendoakan dan membimbing anak-anak mereke untuk kebaikan." Ucap bibi ina dengan suara yang lirih.

"Pernah tak kau pikir kau ade kat sini ngan bibi?"

(Name) menoleh dengan tatapan bersalahnya.

"Semue ini untuk kau. Bibi lakukan untuk kau (name)."

"Untuk aku?"

"Awal kau datang ke rumah bibi saat tu, bibi sadar kau akan hidup dan tumbuh dalam kesendirian. Kau tak punye ibu, jadi bibi tak pernah anggap kau keponakan bibi, melainkan bibi selalu anggap kau anak kandung bibi sendiri."

"Setiap ibu mendoakan yang terbaik untuk anak mereke, jadi bibi ingin lakukan untuk kau juga. Tapi ... setelah tengok kau begaduh ngan vina sampai kau luke macam ni, buat bibi selalu tanye pade diri bibi sendiri, dah cukup ke belum usahe yang bibi lakukan untuk mendidik kau."

Mendengar penuturan bibi ina, (name) semakin menunduk, membayangkan bagaimana jika yang berbicara di depannya ini adalah ibunya sendiri, ibu aurora.

Bibi ina mengusap air matanya pelan. "Ibu kau pasti selalu awasi kite dari atas sane, ape yang harus bibi lakukan agar kau tumbuh jadi kebanggaan ibu kau. Bibi malu."

"Ibu." Gumam gadis itu, bulir bening mulai berjatuhan, (name) menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Ibu ...." air mata mulai deras berjatuhan melewati pipi gadis itu.

Bibi ina menoleh dengan bulir bening yang sudah mulai mengepul di sudut matanya.

"(Name)." Bibi ina pun menarik (name) ke dalam dekapan hangatnya.

"Bibi mohon kat kau, pikirkan tentang ibu kau, dan cubelah untuk hidup dengan baik kat sini, bibi yang setuju bawa kau untuk hidup kat sini, jadi bibi akan bantu kau hidup dengan baik." Ucap bibi ina sembari menepuk pelan pundak (name).

"Esok kau mulai sekolah, jadi tidurlah lebih awal." Ucap bibi ina.

(Name) mengangguk lalu beranjak dari tempatnya menuju kamarnya.

Tentu saja gadis itu tidak langsung tidur.

(Name) meringkuk di pinggir ranjangnya, bersandar sambil memeluk lututnya, menatap lamat-lamat pantulan durinya di dalam cermin yang ada di depannya.

"Aurora, kau memang selalu jadi beban untuk orang lain, dan (name) ... kau jadi macam ni sebab aku."

'Semue orang baik kat aku, tapi aku selalu susahkan mereke. Ape aku tak boleh balik lagi ke diemensi aku? Kalau boleh, aku nak balek sekarang.' Batin (name) menatap kosong pantulan dirinya di dalam cermin.

moon lovers scarlet hearts (Ver Boboiboy × Readers) [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang