weird stranger
that i always feel familiar around him— —
if we go down,
then we go down togetherBENAR JUGA.
Ah udahlah.
[Name]—anggap saja itu sungguhan namanya—terbangun. Matanya terbuka saat sinar matahari mengenai wajahnya.
“....”
Sendirian.
Kuulangi : SENDIRIAN.
“Oh,” dia bukannya berdiri atau apa, malah lanjut rebahan. ‘Aku nggak banyak ngarep sih. Nggak dibakar saja sudah syukur. Jadi kalau orang aneh itu pergi, yasudah.’
Pasrah amat dek.
‘Parah sekali ... Aku belum sempat mengucapkan terimakasih ...’ [Name] mendongakkan kepalanya. Langit biru—dengan warna yang lembut terlihat. Matahari menyilaukan.
“Yah, tidak masalah kurasa,” anak kecil itu berdiri, memandang sekitar. ‘Lagipula aku belum pernah kenal siapa-siapa. Sebaiknya aku menentukan arah keluar dari sini dulu.’
“....”
Nem : buta map.
Nem : inikah dunia, wow. Dari jeruji penjara, mana aku tahu ada atap seluas ini.
Bener juga.
“... Gawat,” dia menyeringai kecil. ‘Tidak ada sesuatu yang berguna di sekitar sini’
Sihir?
Oh, apa kalian pikir semudah itu? Anak kecil yang seumur hidupnya hanya mendapatkan ingatan dari penjara (gak bisa kabur pula) mana tau cara cara epik menggunakan sihir. Dia hanya melakukan sesuatu yang sederhana saja.
‘Payah banget,’
[Apa kau hendak pergi?]
“..!” menoleh kaget, melihat roh yang melayang itu, [Name] berseru. “Eh—!?”
“Kakak Roh— kau masih disini!??” ia berseru. “Kalau begitu, orang itu—”
[Raven pergi untuk melakukan pekerjaannya. Kau mau kemana?]
“....” gak kemana-mana. Gak tau jalan.
[Jangan aneh-aneh, duduk diam]
Roh Penjaga itu meraih kerah [Name] lalu mendudukkannya di dahan pohon—sedikit keras. “Ugh—”
Mata merahnya menatap wajah roh tersebut, dia memiliki wajah yang tegas, dengan mata hijau, rambutnya yang hitam tertiup angin. Dia memiliki leher yang diperban—ganjil—Menatapnya tak berkedip, [Name] bergumam. “kau...”
[Apa?]
“Hei, apa dulunya ... Kau seorang manusia?” [Name] menatap lurus.
Roh itu tidak menjawab. Dia hanya diam, tapi gerakan matanya menunjukkan keterkejutan atas pernyataan tersebut.
[Kenapa kau bertanya seperti itu?]
“Yah ... Kau pernah bilang merasa familiar denganku ...” [Name] mengetuk-ngetukkan jarinya ke baju yang ia kenakan—itu tampak khas penyihir, terusan berwarna putih, entah selera Raven atau bagaimana—ia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
River Flows in Me
Fanfictionthe immortal had a guardian spirit. i have no regrets having you in my whole life so stay, i insist ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━┅ ೄྀ ✦ MAMPUS, BALAS DENDAMNYA PAS REINKARNASI the immortal had a guardian spirit - © denphy river flows in me - ©...