"Umhh~ Ashahh~"
Asha tak berhenti mencumbu seluruh tubuh sosok di bawah kungkungannya saat ini. Bibirnya mengecup random, sementara tangan kirinya bermain di puting sang omega, dan tangan kanannya sebagai tumpuan badannya agar tidak terlalu menindih si manis.
"Kamu mau apa, hm?"
Tubuh si omega menggeliat tak nyaman. Wajahnya yang memerah tampak menampilkan ekspresi memohon untuk lekas dijamah.
"F-Fuck me, p-please ... anghhh ... A-Alpha~"
Asha terkekeh renyah. Langsung melorotkan celana pendek Jeno, omega cantik itu dengan mudahnya. Penis yang tidak terlalu besar telah menegang, tapi netra Asha hanya tertarik menatap lubang berkedut si manis yang telah mengeluarkan cairan alaminya yang cukup banyak.
"Cantik." Asha bergumam tanpa sadar dan itu berhasil membuat Jeno yang mendengarnya semakin merona.
"AKHHH, Alpha, pelahhhn—pelan anghh!"
Jeno memejamkan mata menjerit kesakitan merasakan sesuatu yang sangat besar menerobos masuk ke dalam lubangnya tanpa aba-aba. Air matanya luruh, terisak lirih akan rasa sakit sekaligus nikmat yang tiada tara merangsang akal sehatnya.
Asha mendiamkan miliknya. Merendahkan tubuhnya dan mengangkat sedikit tubuh Jeno ke dalam dekapannya. Diusap lembut punggung telanjang si manis sambil mengecup tulang selangka Jeno dengan tujuan memberinya ketenangan.
"G-Geraklah."
Asha mengangguk. Pinggulnya diangkat sedikit, mengeluarkan separuh batang penisnya sampai ke pucuk, dan langsung menghentak sampai penisnya kembali termakan semua oleh lubang ketat Jeno.
Omega manis itu tersentak oleh gerakan pembuka sang alpha. Pasalnya, titik ternikmatnya berhasil tersentuh sampai membuat nafsunya semakin memuncak.
Asha menggerakan pinggulnya dengan cepat. Tak peduli jeritan meraung-raung Jeno, dia terus bergerak kencang mencari kenikmatannya melalui lubang sempit sang omega.
"Ah! Ah! Ah! Ah! Alpha~!"
Cklek
"Aku pul—apa-apaan ini?!"
Baik Asha ataupun Jeno keduanya berhenti saat mendapati satu eksistensi yang baru saja memasuki apartemen dan memergoki mereka sedang bersetubuh.
Asha memandang datar sosok itu, sedangkan Jeno terlihat begitu terkejut dan takut. Lantas Ia mendorong Asha menjauh, hingga penyatuan mereka terlepas secara paksa.
"H-Helda, kita, a-aku, ini nggak seperti yang kamu lihat!" Jeno berseru tak jelas, menghampiri sosok bernama Helda itu, tak peduli kalau tubuhnya masih telanjang bulat. Namun, Helda mundur. Wajahnya tampak sangat kecewa.
Hal itu membuat Jeno berlinangan air mata. Kekasihnya marah. Benar, Helda adalah kekasih Jeno, dan sekarang perempuan berstatus alpha itu tak sudi disentuh olehnya.
"Kenapa kamu lakuin ini?" tanya Helda pada sang kekasih. Dia berusaha supaya tidak membentak Jeno, tapi hatinya terlalu sakit mengetahui kekasihnya sendiri justru mating bersama adiknya.
"Helda, maaf." Jeno kembali ingin memegang tangan Helda. Tapi lagi dan lagi perempuan itu bergerak mundur, tak mengizinkan Jeno menyentuhnya sedikitpun.
"Kalau lo pengen marah, marahin gue. Gue yang mulai, bukan dia." Asha berjalan mendekat dan tak tanggung-tanggung merengkuh pinggang ramping Jeno. "Tapi perlu lo tau, ini juga salah lo. Gue cinta sama Jeno, itu karena lo yang biarin gue mepet dia."
"Bajingan lo, Asha! Nggak tau diri, berengsek!" Helda hendak memukul Asha. Namun, Jeno segera berhambur memeluk Helda. Menahan kekasihnya supaya tidak melakukan keributan.
Tapi tak disangka-sangka kalau biasanya Helda marah akan langsung tenang ketila dipeluk olehnya, kini alpha itu melepas paksa pelukan Jeno. Mendorongnya keras sampai membuat omega itu jatuh tersungkur.
"Nggak usah kasar sama omega tolol!" Asha mendorong Helda dengan kencang.
"Gue hormatin omega yang nggak main belakang sama alpha lain, dan dia pantes dapetin itu. Dasar lacur."
"Bajingan! Pergi lo, Anjing!"
"Oke, gue pergi. Ambil dah tuh omega lacur nggak berguna!" Helda berjalan pergi meninggalkan apartemen Jeno.
Asha berjongkok, menatap Jeno yang menangis entah karena kesakitan didorong Helda atau karena kalimat hinaan Helda barusan. Asha menggeram tak suka menyaksikan sang omega menitikkan air mata. Dia benar-benar sangat marah oleh kelakuan kakaknya, tapi mau bagaimanapun Helda berhak marah saat tahu orang tersayangnya berselingkuh, itupun malah dengan dirinya, adik Helda.
Asha tidak tahu sejak kapan rasa itu mulai tumbuh. Karena tidak seharusnya Asha menyimpan perasaan cinta kepada kekasih kakaknya. Namun, semakin Asha berusaha mengubur dalam-dalam perasaannya, rasa itu justru semakin menjadi-jadi.
"Maafkan aku, Jeno."
....
Jenova Alvinski Sudarma (omega)
Alohaa, kembali lagi bersama Asha dan Jeno, tapi dengan alur berbeda. Kita buat Asha sedikit brengsek di sini🗿
Tapi saya lanjut kapan-kapan dah. Makasih udah mampir :v
Start: Jum'at, 19 Juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Entrust
Fanfiction"Aku tidak tahu kalau rasa ini akan tumbuh secepat itu, tapi yang pasti, sejak kita bersama, aku mulai menyukaimu." . ↪g×b, femdom × malesub ↪ljn: submissive ↪slice of life, affair, romance, school life ⚠futanari & mpreg area⚠ © Pin, edited by me