"Haruskah kita kesana? Sekarang? Untuk apa?" jawabku lirih menatap teriknya matahari saat ini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Namaku Tirana Anemoon, seorang gadis Indo yang berbadan kecil, bermata bulat yang berwarna coklat terang, bulu mata dan alis mata yang membuat orang mengatakan jika tatapanku tajam , dan tidak lepas dari bibir yang lumayan sexy. Dan dari susunan diwajahku, tidak jarang aku mendapat sebutan bad girl (but not I'm not a bitchy). Aku seorang gadis yang mandiri tetapi manja, egois dan yang mereka tau. Aku adalah seorang gadis kecil yang periang. Tetapi walaupun begitu, aku tetap tidak bisa menutupi perasaanku saat aku merasa sedih. Kehidupanku sebenarnya biasa saja, tetapi menyandang keturunan Bangsawan membuat semuanya menjadi tidak biasa. Kedua orangtua ku sudah lama bercerai. Dan aku memilih untuk tinggal bersama Mama, wanita yang sangat mirip denganku
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Kenapa? Lo ga mau ikut?' tanya Lady dengan tatapan penuh pengertian, ya Lady adalah sahabatku yang sudah hampir 3 tahun kami bersahabat.
"Bukan, gue hanya tidak ingin bertemu dengannya saat ini." kataku lirih mengingat Abyan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Abyan Blenda. Lelaki yang tidak sengaja kutemui saat aku sedang berlatih cheerleaders di suatu tempat. Saat itu dia sedang berlatih bermain skateboard dengan teman temannya. Dan gue berlatih tidak jauh dari sana. Seorang laki laki berwajah manis yang sepertinya umurnya beda jauh dariku, menghampiriku. "Halo nona kecil. Siapa namamu?" sapa Reza dengan sopan. "Aku?" tanyaku bingung melihat sekelilingku. Dia hanya mengangguk pelan. "Tirana" jawabku singkat dengan sedikit senyum ramah. "Reza" kata lelaki itu dengan senyuman yang menurutku sangat natural.
"bisakah nona mengikutiku sebentar? Ada yang ingin berkenalan denganmu" tatap Reza dengan penuh harap agar aku mau mengikutinya. Aku melihat ke sekelilingku. Teman-temanku yang lain sedang melakukan beberapa kegiatan di sela-sela break latihan cheers. Ada sedikit rasa takut. "Tidak, jangan takut. Kakak hanya ingin kalian berkenalan saja. Setelah itu lo boleh balik ke teman-teman lo." katanya seakan bisa membaca pikiranku. Kemudian, aku mengikutinya dari belakang. Dan kemudian, aku melihat lelaki dengan tampang bad boy sedang memperhatikanku dari ujung kepala dan ujung kakiku.
"Kenapa? Ada yang salah?" kataku kesal. Aku tidak pernah suka jika seseorang menatapku seperti itu. Agh... Kenapa sifat jutek dan galakku selalu muncul disaat seperti ini.
"Hah? Tidak. Tidak apa-apa.." jawabnya gugup.
"Byan, kenalkan. Ini Tirana. Tirana, ini Byan." kata Reza mengenalkan kami berdua. Aku menyambut tangannya dan merasa bersalah dengan sikapku tadi.
Dan entah bagaimana caranya, dia bisa mendapatkan contactku. Aku berhubungan dengannya, tetapi tidak pernah mempunyai status. Kami berdua hanya teman. Aku tertarik padanya, hanya saja aku tidak bisa dengan caranya yang suka menghilang begitu saja.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Ah... Lo ga bakalan ketemu dia deh. Lagian gedung itu cukup luas" kata Lady setengah meyakinkanku. Walaupun sedikit malas, aku tetap tidak bisa membantahnya. Karena aku sedang tidak ingin pulang kerumah secepat mungkin, aku masih ingin berkeliaran.
Setiba di gedung sekolah Byan, aku seperti maling yang takut ketahuan oleh pemilik rumah. Aku bersembunyi di balik belakang badan Lady. Dan Lady hanya tertawa melihat tngkahku dan memainkan ponselnya seakan menghubungi seseorang.
"Nah, itu dia." menunjuk perempuan turun dari tangga dan berlari kecil menuju kearahku.
"Hai, Lady. maaf banget ya buat lo nunggu. Baru dikasih keluar kelas nih." ucap Tiwi dengan nafas yang tidak teratur. --namanya ku tau dari bet nama yang tertulis dibajunya--
"Iya gak apa2 kok. Lagian gue juga baru sampai sih." jawab Lady lembut. "Ah ya, kenalkan temanku ini." Aku lalu berjabat tangan dengannya dan menunjukkan senyumku di bawah panas matahari yang sangat tidak bersahabat siang ini.
"Gue deluan ya Lady, gue buru-buru nih." kata Tiwi dengan nafas yang belum teratur. Dalam hati, aku tersenyum puas. Setidaknya aku tidak harus berlama-lama disini, sebelum bertemu dengannya.
"Dia adalah mantan Byan, yang pernah kuceritakan waktu itu" kata Lady dengan nada datar.
"Terus? Kenapa? Untungnya buat gue tau apa?" tanyaku santai dengan melangkahkan kakiku menuju mobil yang terparkir tidak jauh. Tetapi langkahku terhenti dan mataku tertuju kepada seseorang yang sepertinya aku sangat mengenalnya.
"KAK AGITHAAAA!" teriakku tanpa memperdulikan orang orang yang sepertinya kaget dengan suaraku yang sangat cempreng ini. Kemudian aku berlari ke dalam pelukannya Agitha, seorang wanita manis yang sudah ku anggap seperti kakakku sendiri.
"Halo sayang." didekapnya aku kedalam pelukannya. "Sedang apa Tirana disini? Mencari siapa?" tanya Agatah dengan suara lembutnya. Ah, andaikan suaraku seperti Agatha...
"Aku engga cari siapa siapa kok kak. Hanya menemani Lady" kuarahkan tatapanku ke arah Lady berdiri. Kemudian aku, Agitha, Lady mengobrol didekat mobilku.
"Tirana?" ah tidak, sepertinya aku mengenal suara yang berasal dari belakangku. Kulirik dari kaca mobil. Ya, benar saja. Abyan tepat di belakangku saat ini.
"Hei, sedang apa disini? Mencariku?" tanya Abyan dengan menggoda. "Tidak, aku hanya menemani Lady untuk bertemu Tiwi." jawabku dengan nada datar.
"Oh, seperti itu. Kemana saja kamu selama ini? Menghilang begitu saja tanpa kabar, dan nomor mu tidak aktif. Apakah kamu mengganti nomormu?" tanya Byan dengan nada sedikit..kecewa?
"Tidak, hp ku hilang beberapa minggu yang lalu." jelasku. "Lalu?Sekarang kamu udah beli yang baru?" tanya Byan lagi.
"Belum, mungkin beberapa hari lagi" dan ya,aku emang tidak ingin secepatnya membeli yang baru, Karena aku menghindarimu, kataku dalam hati.
"Kabari aku secepatnya jika kamu sudah bisa aku hubungin. Dan sekarang aku akan pulang. Hati-hati dijalan" dan aku memperhatikan saat Byan melangkah menjauh dariku. Ada perasaan lega dan sedikit sedih saat melihatnya pergi.
Dan kemudian, mataku terhenti lagi pada seseorang. Pada tatapan matanya yang tajam seperti elang.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Halo, readers. Ini for the first time gue nulis. Semoga menikmati! gue bakalan ngelanjutin ceritanya, kalau pada penasaran...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Harder Goodbye.
RandomBisakah kita mengulang waktu? Agar semuanya menjadi lebih baik untuk kedepannya? Atau hanya sekedar untuk menghapus luka yang terlalu banyak ku goreskan, untuk dia yang kucinta? Dan bukankah jika dua orang yang saling mencintai harus bersama? Bukan...