Bab 39// kode

153 5 0
                                    

Sepanjang perjalanan Billy fokus menyetir, termasuk Altar sengaja fokus menatap depan ia yang tak sengaja melihat pemandangan yang membuat ingin cepat menikah dengan Elina.

Pikiran Altar begitu kacau, ia bisa apa? Lagian ia tidak ingin menikah secara cepat sebab ia ingin menikmati hidup yang masa muda nya. Sekaligus ia ingin sekali membahagiakan kedua orangtuanya serta kedua temanya.

Billy mengagetkan pandangan lamunan Altar yang tak menentu. Hampir saja, jika dipikiran Billy pasti Altar memikirkan Elina untuk menjadi pasangan hidupnya. Billy memukul pundak dengan tangan kirinya tersebut.

"Woy melamun terus, kesambet entar loh. Pasti elu pikiran Elina kan, udah pasti ketebak Elina iya kan bro" ucap Billy bisa menebak pikiran temanya.

"Sok tahu loh, gue pikiran gimana bisa membahagiakan kedua orangtuaku, Elina terus pikiran loh gua takut jika menikah dengan orang yang salah apalagi Elina seorang janda, mana anak yang bawel maunya itu nurut sama Agnes terus. Gue heran, jadi putri sebenarnya anaknya siapa?"kenapa putri bisa sedekat itu kepada Agnes ketimbang ibunya sendiri, kau bayangkan coba Billy, gue sampek terheran heran."

"Malas pikiran oranglain, bagus pikiran besok kita gajian. Malah hari ini kita gajian Al, lu enak lah ga punya beban, sementara gue udah ada anak juga istri"

"Haha! Kan bagus jomblo kayak gue masih bisa cari sendiri, uangnya ditabung untuk masa depan"

Reza mendengarkan seksama perbincangan kedua temanya, malah Reza sedikit merasa bersalah telah membebani mereka berdua. Namun, perbincangan diantara mereka akan Reza usahakan untuk membantu mereka.

Akhirnya sampai juga di sekolah, mereka banyak sudah pulang sekolah. Dan parahnya bunga yang sebagai siswa menyukai gurunya sudah ada dihadapan mereka, tapi anehnya tatapan bunga bukan kearah Reza melainkan kepada Altar mendadak bingung .

"Pinggir kamu, ngapain juga ada disini. Sudah sepi,ayok kita pulang sekarang Billy. Sekolah udah pada pulang"

"Pak Al,kenapa secepat pulang. Pasti pak Al kangen ya dengan bunga. Seharian menunggu pak Al begitu sunyi, dan tak ada yang mau menjadikan bunga sebagai istri pak Al"

Tak salahkah bunga berucap, dirinya rela ingin dijadikan sebagai seorang istri dari Altar. Sangat membingungkan ditengah oranglain sudah pulang, bahkan hanya guru guru yang lainya plongo menatap kedua nya.

Apa yang terjadi selanjutnya?



Guruku Adalah Suamiku(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang